Tonjong, (srtegal) - Setelah putus dihantam arus deras sejak sembilan bulan lalu, jembatan Wadasgumantung segera dibangun kembali. Jembatan yang menjadi aktivitas transportasi perekonomian maupun pendidikan warga dukuh Wadasgumantung, desa Kutamendala, kecamatan Tonjong, kab. Brebes itu dibangun dengan anggaran APBD Brebes sebesar hampir Rp 700 juta.
Jembatan Wadasgumantung yang membentang di atas Sungai Pedes itu merupakan satu-satunya penghubung bagi ratusan warga setempat untuk menuju tempat lain. Sejak jembatan tersebut putus warga terisolir, warga harus turun ke sungai menyeberanginya untuk menuju pasar atau pusat pemerintahan desa dan kecamatan. Jembatan ini dibangun sepanjang 85 meter dan lebar 2 meter. Untuk pembangunanya, jembatan menggunakan konstruksi beton dengan 6 pilar penyangga, dengan dana anggaran Rp 686 juta lebih yang dialokasikan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun ini.
Dalam sambutannya usai peletakan batu pertama pembangunan jembatan itu , Bupati menyatakan pembangunan yang dilasanakan pemerintah perlu diimbangi dengan dukungan dari warga masyarakat. Dan salah satu bentuk dukungan dari warga adalah dengan turut menjaga hasil pembangunan yang telah ada, di antaranya adalah dengan tidak melakukan aktivitas penambangan di sekitar jembatan,
Sebagai sumber ekonomi warga, menurut bupati, maka aktivitas penambangan boleh dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan sebagaimana yang telah diberlakukan. Dan peranserta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai mutlak diperlukan, sebab tanpa adanya kepedulian, maka hal itu akan sulit terwujud. Ingat bumi bukan warisan nenek moyang, namun amanah bagi anak cucu kita,
Sementara Camat Tonjong Drs Hudiyono MSi dalam kesempatan itu mengatakan, jembatan Wadas Gumantung putus sejak bulan Desember 2011 lalu. Sejak saat itu, untuk bisa mengakses keluar daerah, warga Dukuh Kembeng terpaksa harus menuruni sungai. Karena itu dengan dibangunnya jembatan tersebut warga sangat menyambut baik, sebab sekitar 9 bulan lamanya mereka kesulitan saat akan melakukan aktivitasnya keluar pedukuhan.
Selain masyarakat, pembangunan jembatan juga sangat disyukuri instistusi pendidikan, seperti yang diakui oleh Imam Suwondo SPd, Kepala SD Kutamendala 05 yang ada di seberang jembatan.
“ Saya sebagai kepala sekolah di desa ini benar- benar merasa ikut bersyukur atas dibangunannya jembatan itu, sehingga anak- anak didik tidak susah lagi manakala berangkat sekolah, yang sebelumnya harus naik turun sungai untuk bisa sampai ke sekolah “, ungkapnya yang disampaikan kepada srtegal di Bumiayu, Selasa (l4/8) kemarin. mam/r(srtegal).