Latest Post

Enam Parpol Terancam Tidak Bisa Ikut Verifikasi Faktual

Written By suararakyat on Saturday, September 29, 2012 | 2:28 AM

Slawi, (srtegal.com) – Sementara hingga H-1 waktu pendaftaran atau pengumpulan berkas Parpol di KPUD kabupaten Tegal berjumlah 19 Parpol. Dari jumlah itu yang sudah memenuhi dan sudah melengkapi berkas  hingga sekarang baru 13 Parpol, sedang  6 Parpol lainnya belum memenuhi persyaratan yang ada.

Adapun dari ke 13 Parpol yang sudah memenuhi atau melengkapi persyaratan verifikasi antara lain, Partai Nasdem, PAN, PKS, PKPI, Partai Hanura, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, PPP, PKNU, PKBIB, PPRN dan Partai PPN (Partai Persatuan Nasional). Dan 6 Parpol yang belum memenuhi atau melengkapi persyaratan antara lain, PKB, PBB, PDP, PDIP, Partai Buruh  dan PDP. Hampir rata-rata di masing-masing Parpol persyaratan yang belum terpenuhi adalah masalah KTA karena rata-rata kurang dari seribu.

Sedangkan Menurut Sumito, Humas KPUD kabupaten Tegal, Sabtu (29/9) adalah hari terakhir Parpol untuk memenuhi dan melengkapi berkas persyaratan untuk bisa mengikuti proses verifikasi factual, dan nantinya bagi Parpol yang belum atau tidak bisa melengkapi berkas tersebut maka dengan terpaksa tidak bisa mengikuti proses verifikasi factual dimaksud.

Sementara itu pada Kamis (27/9) kemarin KPUD kabupaten Tegal melakukan rapat persiapan verifikasi factual dan menyampaikan pemberitahuan bagi Parpol yang sudah memenuhi dan melengkapi berkas persyaratan yang ada. Dan bagi parpol yang belum bisa memenuhinya diharapkan Sabtu (29/9) sudah bisa melengkapinya ”, ujar Sumito kepada srtegal.com di kantornya.hdb/r.  

Sejumlah Sekolah Penerima DAK Di Bumijawa Dimonitoring

Slawi, (srtegal.com) – Dinas Dikpora dan Komisi IV DPRD kabupaten Tegal melakukan monitoring ke sejumlah sekolah SD/SMP di kabupaten Tegal yang mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK). Monitoring yang dilakukan Dinas dan Dewan tersebut rencana dilakukan selama enam hari berturut-turut.
Sementara di hari pertama dilakukannya monitoring Kamis (27/9) kemarin di daerah eks karesidenan Bumijawa. Sekolah yang dikunjungi antara lain di sekolah SD Negeri 1, SD Negeri Sumbaga, SD Negeri Bumijawa dan SMP Negeri Bumijawa, kecamatan Bumi Jawa, kabupaten Tegal.

Menurut Yosa Afandy, Kasi Sarpras (Sarana dan Prasarana) dinas Dikpora, hasil monitoring kemarin secara fisik maksimal dan laporan administrasinya juga bagus, sesuai dengan aturan yang ada. Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dilakukan secara swakelola tersebut sementara hasil monitoring ini tidak terdapat masalah.

“Dikerjakan secara swakelola dan saya melihat di lapangan kerjanya terlihat seperti kerigan atau dilakukan secara gotong royong oleh warga sekitar sekolah tersebut, dan saya lihat garapan fisiknya juga maksimal dan admistrasinya juga bagus ”, ujar Yosa kepada srtegal.com.

Sementara itu dihari kedua Jumat (28/9) dilakukannya monitoring di tiga sekolah SD/SMP yang ada di daerah Slawi. Antara lain sekolah SD Negeri Kudaile 4, SD Negeri Procot 2, dan SMP Negeri 2 Slawi.
 Menurut M Khuzaeni SE, anggota Komisi IV DPRD kabupaten Tegal, yang ikut memonitoring, menyampaikan bahwa  secara fisik belum terlihat, karena baru beberapa persen dikerjakan dan juga terkait laporan administrasinya juga perlu diperbaiki lagi.

“Administrasi perlu diperbaiki sesuai juklak dan juknis tatacara pengelolaan DAK Bidang pendidikan SD/SDLB/SMP/SMLB Negeri/Swasta kabupaten Tegal 2012. Nanti monitoring kita lanjutkan Senin besok hingga Kamis depan “, katanya, kemarin.hdb/r.

Persaingan Dalam Pemilukada Brebes Banyak Prediksi Menyebutkan Imbang

Brebes, (srtegal.com) – Pelaksanaan pesta demokrasi masyarakat kabupaten Brebes (  jateng ) dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah ( Pemilukada ) untuk menentukan pilihan Bupati dan wakil Bupati Brebes untuk masa kerja lima tahun ke depan sudah masuk pada hitungan hari saja, tepat tanggal 7 Oktober pesta demokrasi itu akan digelar serempak di seluruh wilayah kabupaten Brebes. Pasangan siapa yang bakal memenanginya ?

Prediksi pun sudah mulai bermunculan, baik yang muncul dari mereka yang pro “ jago “nya maupun yang kontra dan mereka yang independen. Umumnya dari mereka yang pro “ jago “nya melontarkan prediksinya, bahwa pasangan cabup dan cawabup yang didukung dan dijagokannya diyakini bakal memenangi pemilukada. Alasannya, setiap dilakukan kegiatan apapun termasuk kampanye begitu banyak masyarakat yang simpatik dan menyambut bahkan mengikutinya.


Lain halnya prediksi dari mereka yang berada diluar koridor atau yang independen. Dari berbagai keterangan yang sempat dihimpun srtegal.com di lapangan menyebutkan, dalam pemilukada di kabupaten Brebes kali ini akan berlangsung ketat dan berimbang dalam perolehan suara. Sebab, dibaca dari perjalanan awal perjuangan masing- masing cabup/ cawabup maupun back groundnya  sama- sama memiliki spesifikasi, yang meski berbeda namun dua- duanya memiliki kekuatan dan pengaruh politis.


Meskipun terjadi keseimbangan, manurut salah seorang pengamat politik yang kini menjabat di salah satu instansi di kab. Tegal yang enggan disebutkan namanya, ada kemungkinan besar pasangan cabup/ cawabup  Nomor Urut 2, Hj. Idza Priyanti, SE – Narjo akan bisa “ mencuri “ selisih meskipun tipis.
“ Ya bisa jadi dengan kisaran selisih antara 2 sampai 5 persen. Sebab, pasangan ini dalam perjuangannya ada spesifikasi yang tidak dimiliki oleh lawan politiknya “, ujarnya.


Sisi lain dia menyebutkan, bahwa kekuatan yang signifikan dan terhimpun oleh pasangan ini, berbasis mayoritas di daerah pantura, sementara daerah selatan agaknya menjadi basis lawan politknya, sementara daerah tengah masih teka- teki artinya bisa jadi berimbang juga.


Sumber lain menyebutkan, meskipun hampir kebanyakan pengamat memprediksi dua pasangan cabup/ cawabup berimbang, namun peluang kemungkinan meraih kemenangan ada di pihak cabup/ cawabup NomorUrut 1, H. Agung Widiyantoro, SH, MSI dan H. Athoillah, SE, MSI. Sebab, pasangan ini selain tampak cukup berhasil menguasai masa dari berbagai kalangan, bawah, menengah sampai kalangan atas. Sementara untuk daerah tengah hingga pantura mayoritas menguasai kalangan atas dan sebagian kalangan menangah dan bawah.


“ Jadi nampaknya semua kalangan tergarap dengan baik, sehingga sangat dimungkinkan pasangan Agung – Athoillah akan mampu maraup selisih bisa jadi antara 5 sampai 7 persen, bahkan bisa jadi lebih. Ini namanya prediksi bisa benar bisa salah, namun mendasar pada kenyataan yang ada pasangan ini akan mampu memenangi Pemilukada Brebes kali ini “, tandasnya.


“ Yang saya lihat bahwa dukungan dari beberapa unsur parpol, organisasi kepemudaan/  Ormas, Agama seperti NU dan Muhammadiyah terlihat sangat serius, hal ini terpotret ketika beberapa waktu lalu pasangan ini melakukan kampanye terbuka di Bumiayu yang dihadiri ribuan masa yang tampak begitu antusias dan serius memberikan dukungannya. Kalau saya seperti diantara pasangan ini, maka kita optimis bakal memenangi Pemilukada yang berlangsung 7 Oktober 2012 mendatang “, ungkap sumber itu kepada Srtegal.com, kemarin di lapangan.esha/tio/r.  

Warteg Rambah Berbagai Kota Besar

Tegal, (srtegal.com) – Warung Tegal yang lebih dikenal dengan sebutan “ Warteg “, ternyata dalam perkembangannya terakhir telah merambah kemana-mana, kini bukan di Jakarta sekitarnya saja, di kota- kota besar lainnya di Indonesia Warteg juga telah menjamur. Warung makan khas Tegal ini memang ada keistimewaannya, selain dengan harga yang murah juga menyajikan masakan- masakan khas Tegal yang pedas dan sedap.

Dari pantauan srtegal.com, kota- kota besar yang kini sudah banyak Warung Tegalnya, seperti di Jawa, selain Jakarta, Bogor dan Bandung serta sejumlah kota- kota lainnya di jabar. Di Jateng sendiri seperti Semarang dan kota- kota lainnya,di Jatim seperti Surabaya dan kota-kota lainya, bahkan di Bali, di Denpasar misalnya, disana juga tidak sedikit terdapat warteg. Dan mereka dalam berjualan mematuk harga tidak terlalu tinggi, sementara masakan yang tersaji terasa sedap disantap, sehingga banyak diburu oleh pembeli.
Salah seorang pedagang warteg di Denpasar, yang mengaku bernama Roisah ( 41 ) asli wong Tegal, menuturkan, bahwa dirinya ketika ikut berwisata ternyata sempat mencermati kehidupan masyarakat sekitar, entah pendatang atau asli penduduk disana.

“ Sepanjang di daerah itu terdapat para pekerja kasar/ berat, seperti di bangunan atau di pelabuhan dan pabrik- pabrik, maka sangat memungkinkan warteg buka disana, sebab patokan harga makan dan minum dipatok dengan harga yang terjangkau oleh mereka. Dan ternyata benar, hanya beradaptasi beberapa minggu saja pembeli mulai berdatangan yang mayoritas para pekerja kasar/ berat yang datang dari berbagai daerah, tak terkecuali dari Tegal sendiri cukup banyak. Dan  hingga sekitar tiga tahun berjualan disana pelanggan sudah cukup banyak “, ungkap ibu berbadan gemuk itu.

“ Disini ternyata seperti di Tegal, masyarakatnya begitu menyukai semur jengkol, lalap pete dan sayur asem, terkadang sayur lodeh atau sambal goreng tempe atau lengko, mereka umumnya senangnya minum esteh, ada juga yang minum teh poci gula batu meskipun jumlahnya sedikit “, katanya sambil melayani tamu- tamu di warungnya yang tampak selalu ramai.

“ Sebelumnya saya berjual di Jakarta. Karena warteg disana sudah begitu banyaknya, maka saya coba- coba mencari lokasi berjualan yang baru, eh ternyata ada kecocokan berjualan disini “, tambahnya.
Benar juga kata Bu Roisah, bahwa jumlah warteg di Jakarta sudah  sangat banyak dan satu sama lain terkadang bersaing dengan tidak sehat. Hal ini dibuktikan oleh keterangan yang pernah disampaikan oleh Ketua Kowarteg, H. Sastoro, bahwa jumlah warteg untuk Jakarta menyeluruh, plus Bogor dan Jabar sekarang ini sekitar 300.000-an warteg, sehingga wajar jika terjadi persaingan, kalau lemah dalam bersaing, maka dengan sendirinya akan gulungtikar.esha/tio/r.

Herry, Enthus Dan Edi Namanya Telah Muncul Dalam Wacana Pilkada

Written By suararakyat on Thursday, September 27, 2012 | 10:34 PM

Slawi, (srtegal.com) – Meski pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah ( Pemilukada ) terbilang masih cukup lama, namun wacana seputar itu sudah mulai bermunculan, diantaranya dikabarkan dr. Edi akan diusung oleh PDI- P dan Wabup pemkab Tegal Herry Soelistiyawan, SH, M.Hum akan menunggang Partai Golkar, dimana partai ini pernah membesarkannya di bidang politik, ketika PNS masih diperbolehkan ikut berpolitik. Dan satu nama lagi yang dikabarkan pula akan muncul, adalah Ki Dalang Enthus Susmono. Kini nama ketiganya telah muncul dalam wacana pilkada mendatang.

Tiga nama ini sudah mulai menjadi wacana bagi public. Dan dua nama, masing- masing dr. Edi bahkan pelan- pelan telah melakukan gerakan pendekatan dengan rakyat melalui berbagai macam kegiatan di desa- desa dan memberinya bantuan. Demikian halnya Ki Dalang Enthus Susmono melalui pengajian- pengajian cukup berhasil meraih simpatik, bahkan dikabarkan telah puluhan ribuan foto copy KTP berhasil dikumpulkannya, mereka siap untuk memberikan dukungan bagi pencalonan Enthus.

Sementara itu Herry Soelistiyawan yang kini masih menjabat wakil bupati Tegal terlihat masih tenang- tenang saja tanpa melakukan pergerakan yang nampak. Hanya belakangan dia terlihat begitu akrab dengan kawan- kawan lamanya di partai berlambang Pohon Beringin itu. Karuan, karena Partai Golkar adalah partai yang disebut- sebut akan menjadi kuda tunggangnnya. Benarkah ?.

Wakil bupati yang dalam waktu dekat ini dikabarkan akan dilantik sebagai Bupati Tegal oleh Mendagri atau oleh Gubernur atas nama Mendagri menggantikan Agus Riyanto, S.Sos, ketika ditemui tim srtegal.com di rumah dinasnya, membenarkan, untuk pemilukada yang akan datang dirinya telah disodori tunggangan Partai Golkar. Dan menyangkut siapa nanti yang bakal mendampingi sebagai wakilnya, Herry belum bersedia menjelaskannya.

“ Tunggu saja nanti, yang jelas ada, malah sudah beberapa orang melakukan pendekatan kepada saya atas perintah seseorang yang menyatakan siap untuk menjadi wakil. Dan saya tidak ingin gegabah, tentu untuk menentukan wakil harus hati- hati, sebab dia juga akan ikut menentukan pula dalam pemilihan nanti”, tandasnya.

Menyinggung soal rencana pelantikan dirinya untuk diangkat menjadi bupati menggantikan Agus yang sedang bermasalah, Herry juga enggan untuk memberikan komentarnya.
“ Bagi saya, mau dilantik kapan saja terserah, yang pasti saya siap dan siap pula untuk bekerja dengan sebaik-baiknya “, ungkapnya mengakhiri perbincangan dengan srtegal.com, kemarin.esha/tio/r.

Di Sela Kekeringan Di Kab. Tegal Ada Haru, Air Mata Dan Air Bersih Berbaur

Slawi, (srtegal.com) – Bencana kekeringan atau ketidakadaan air bersih kini giliran melanda puluhan desa pada sejumlah wilayah kecamatan di kabupaten Tegal ( jateng ). Desa- desa terparah dan sangat susah untuk bisa mendapatkan air bersih selama beberapa bulan terakhir ini, antara lain desa- desa di daerah pantura, seperti wilayah kecamatan Warurejo, Suradadi. Dan untuk daerah selatan terjadi di wilayah kecamatan Jatinegara, Kedungbanteng dan sebagian wilayah kecamatan Pangkah dan Lebaksiu.

Para penduduk untuk bisa mendapatkan air bersih menggunakan berbagai macam cara, ada melakukan pengeboran membuat sumur di tengah sungai, itupun hasilnya sangat tidak memadai dan jelas sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan kualitasnya sangat rendah, selain sedikit terasa asin juga airnya kotor.
“ Kami tidak peduli air itu agak asin dan kotor, tetap kami ambil dan kami bawa dengan tempat air seadanya. Sesampainya di rumah air itu kami saring agar tampak agak bersih, setelah itu kami mengkonsumsinya “, ungkap salah seorang warga Suradadi, yang terlihat mandi keringat mengangkut air dari perahunya di pinggiran pantai.
Agaknya atas kejadian ini pihak pemerintah kabupaten setempat kurang memberikan perhatian serius, sehingga hal tersebut menyentuh relung hati salah seorang dermawan, yang pada akhirnya dengan segala keikhlasannya memberikan uluran tangan, dimana sejak sekitar dua bulan silam dirinya dengan hati yang lapang dan penuh keikhlasan melakukan droping air bersih yang didatangkan dari PDAM setempat, dengan jumlah 100 tangki setiap harinya.
“ Saat pembagian air bersih di daerah kekeringan kesekian kalinya, saya sempat mengikuti dan melihatnya dari dekat. Bagaimana tidak haru ? banyak diantara mereka saat mengambil jatah airnya sempat mengucurkan air mata, sembari mereka bilang, saat ini air bersih lebih berharga ketimbang logam mulia. Karena mereka itu manusia dan saya juga manusia, jadi saya juga seperti mereka sangat butuh air bersih. Karena itulah dengan melepas baju kepentingan apapun, saya ikhlas membantu mereka  dengan 100 tangki air bersih, sampai sekarang ini. Kalau pihak PDAM tidak kesulitan armada bisa saja saya kirim setiap hari 200 tangki “, ungkap kawan dekat dermawan itu, dengan tetap merahasiakan namanya.

Karena begitu penasarannya, tim srtegal.com terus berusaha mencari tahu, dan diperoleh sepotong penjelasan dari salah seorang ibu yang hendak menggendong jatah airnya. “ Orangnya bagus, rambutnya panjang, kulitnya kuning dan berkumis, orang- orang bilang katanya dia itu Ki Dalang terkenal asal Tegal “, ungkapnya. Mendengar ungkapan itu tim srtegal.com langsung berkesimpulan, bahwa laki- laki dermawan itu adalah Ki Dalang Enthus Susmono.

Karenanya, tim srtegal.com langsung meluncur ke kediamannya. Kedapatan Ki Enthus, panggilan akrab bagi Ki Enthus Susmono tampak sangat penat dan letih, karena semalaman baru manggung di Jakarta dan siang itu baru pulang.

“ Ada apa mas ? saya baru pulang dari Jakarta, lihat saya belum istirahat “, katanya.
Namun Ki Enthus ketika ditanya beberapa kali perihal pembagian air bersih bagi warga dari dirinya, akhirnya tidak mengelak dan membenarkan bahwa dirinya sejak sekitar dua bulan lalu telah melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah yang kekeringan.

“ Melihat kenyataan yang ada saya tidak ingin tertawa dan menari diatas penderitaan mereka. Saya melihat mereka benar- benar kasihan, haru dan berlinang air mata. Mestinya hal ini menjadi perhatian serius pemerintah, namun terlihat kurang adanya keseriusan. Untuk itu terkait dengan pembagian air bersih saya melepas baju kepentingan apapun”, tandas Ki Enthus.
Dari beberapa catatan kenyataan di lapangan, tampak jelas terjadi antara haru, air mata dan air bersih berbaur. Benar- benar sungguh mengharukan ……..!.tio/esha/r. 

Pada Pilkada Brebes PP Siap Dukung Pasangan Agung – Athoillah

Written By suararakyat on Wednesday, September 26, 2012 | 8:54 PM

Bumiayu, (srtegal.com) -  Menjelang pelaksanaan Pilkada pemilihan Bupati dan wakil Bupati Brebes yang akan digelar 7 Oktober mendatang Organisasi Kepemudaan Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes menyatakan siap untuk mendukung pencalonan H. Agung Widyantoro SH MSi yang berpasangan dengan H. Athoillah SE MSi untuk memimpin rakyat Brebes periode 2012-2017. Pernyataan dukung mendukung tersebut terkuak dalam acara Tasyakuran dan Halal Bi Halal yang digelar oleh Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes di Markas Kantor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Bumiayu belum lama ini.

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes, H. Wahyudin Noor Ally, menjelaskan Pilkada tak bisa diusung oleh organisasi Pemuda Pancasila, karena Pemuda Pancasila bukan partai politik, akan tetapi Pemuda Pancasila harus bisa menghormati parpol. Memang anggota Pemuda Pancasila berada dimana-mana namun tidak kemana-mana.

Pihaknya berharap kepada seluruh anggota Pemuda Pancasila manakala ingin terjun berpolitik boleh saja dan jangan membawa nama Pemuda Pancasila, Pemuda Pancasila menghargai anggotanya untuk dukung mendukung salah satu pasangan kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati.

Diakui Pemuda Pancasila telah mendukung H. Agung Widyantoro SH MSi  dalam perhelatan pilkada Brebes ini, setelah adanya musyawarah seluruh pengurus PAC Pemuda Pancasila se Kab Brebes dan ternyata secara kesepakatan bersama lahirlah satu keinginan bahwa kader Pemuda Pancasila untuk didukung sepenuhnya sekaligus memenangkannya.

“Keputusan dukung mendukung sebenarnya berada tangan pengurus MPC, secara organisasi kesepakatan itu dimulai dari tingkat PAC ”, ujar Wahyudin Noor Aly alias Goyud.

Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Bumiayu Zaldy Arifianto SH mengatakan Agung Widyantoro (AW) merupakan kader Pemuda Pancasila yang masih sebagai Ketua Majelis Pimpinan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Kabupaten Brebes didukung karena figur pemimpin tebaik dikabupaten Brebes, dan bisa melaksanakan amanat agar rakyat Brebes mencapai tingkat kesejahtraan secara merata.

Sementara Bambang mewakili ketua MPO Pemuda Pancasila Kab, Brebes berharap dalam perhelatan Pilkada Brebes ini bagi seluruh Pengurus Organisasi Pemuda Pancasila ditingkat Ranting, PAC dan MPC ikut berpartisipasi mensukseskan agenda Pilkada saat ini.

Lebih lanjut Bambang menandaskan, pihaknya meminta untuk menggunakan hak suaranya secara rahasia, jujur dan adil serta Pemuda Pancasila tetap keberadaannya secara independent.mam/r.

Walikota Tunda Pemindahkan Pedagang Di Jl. Jenal Arifin Pasar Pagi

Tegal, (srtegal.com) -  Sekitar 100 pedagang di jl. jenal atrifin pasar pagi  Kota Tegal berduyun- duyun datangi kantor pemerintah kota Tegal, pasalnya merka yang sudah merasa nyaman berdagang disitu, tapi  dianggap kumuh dan mengganggu pengendara, sehingga pertanggal 1 Oktober 2012 mendatang mereka bakal di pindah ke blok B dan C. Menyikapi hal tersebut para pedagang merasa tidak terima dan tidak mau dipindahkan sehingga  mereka mendatangi kantor pemerintah Kota Tegal.

Dibawah koodinator, Usd. Edi Priyono, menyampaikan beberapa keluhan dan rasa khawatir para pedagang, diantaranya, mereka tidak mau dikatakan mengganggu pengendara selama berjualan di jl. Jenal Arifin, jalan itu tak pernah macet bila dilalui sepeda motor, becak dan sepeda atau roda empat, mereka tidak membuat kumuh karena jualan mereka kategori pedagang kaki lima dan tertib akan kebersihan, selanjutnya tidak mau dipindahklan di blok B maupun C karena mereka pedagang kecil dan tidak merugikan.

“ Dimana- mana yang namanya pasar ya seperti itu, jadi jangan  mempermasalahkan jalan, hanya saja tinggal bagaimana si pemakai jalan itu sendiri, kami menerima rencana pemerintah namun yang pasti jangan merugikan pihak pedagang ”, tandas Edi Priyono di pendopo Kota Tegal.

“ Kami pedagang kecil, bukan pedagang besar seperti mereka yang ada di blok blok pasar, dan rejeki kami disitu, jadi kami jangan di pindah ke blok ”,  celoteh salah seorang pedagang di sela penjelasan Walikota.
Walikota Tegal, H. Ikmal Jaya SE Ak dengan di damping Kabid pasar dan beberapa pejabat terkait lainnya memberikan penjelasan, memang benar pemerintah akan melakukan pembenahan terhadap pedagang agar lebih tertib dan tidak kelihatan kumuh yang disusun dalam program rencana revitalisasi pasar pagi. Hal ini juga atas dasar usulan pengguna blok di pasar pagi yang merasa sepi akibat banyaknya pedagang yang ada di luar seperti di jl. Jenal Arifin dan lainya untuk itu masukan dan solusi perlu dibicarakan baik- baik melalui musyawarah.

Tampak terjadi usulan antar dua kubu ( pedagang Blok pasar pagi dan pedagang diluar pasar pagi) akhirnya walijkota menyatakan mengundur rencana program revitalisasi pasar pagi kota Tegal hingga waktu yang belum ditentukan dengan musyawarah mufakat antar pedagang dan pengurus pengurusnya.
“ Rencana program revitalisasi tidak kami batalkan akan tetapi kami undur hingga menemukan kemufakatan antar pengurus pedagang baik yang di dalam pasar pagi maupun yang berada di luar pasar pagi ”, tandas walikota dihadapan para pedagang.dn/r.

Hutan G. Slamet Terbakar Lagi BPBD kab. Tegal Siapsiagakan Perbekalan

Slawi, (srtegal.com) – Setelah beberapa waktu lalu hutan G. Slamet sempat terbakar, kini sejak beberapa hari lalu, tepatnya pada Sabtu siang (22/9) sekitar pukul 10.00 atau 12.00 WIB sudah mencapai 40 Hektar, adapun titik api ada di jalur pendakian antara Pos 5 dan Pos 6 atau ketinggian 2500 - 2600 m dpl, tak jauh dari Pos pendakian Bambangan desa Kutabawa, kecamatan Karangreja, kabupaten Purbalingga dan wilayah Pos Penakir dan Pos Gunungsari kabupaten Pemalang.

Adapun antisipasi yang dilakukan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) kabupaten Tegal, koordinasi dengan Perhutani wilayah Pekalongan barat di Procot dan mengenai informasi kemungkinan apabila terjadi atau memasuki wilayah pendakian Pos Dukuhliwung, desa Dukuh Tengah, kecamatan Bojong dan Pos pendakian Guci, desa Rembul, kecamatan Bojong yang merupakan wilayah kabupaten Tegal, ternyata dari titik api kebakaran masih berjarak 5 Km-an.

Menurut kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) kabupaten Tegal, Ir Eling Susiardi MSi, adapun upaya mencegah atau meminimalisir meluasnya kebakaran sampai ke areal wilayah kabupaten Tegal, oleh pihak perhutani Pekalongan Barat dengan dibantu pihak Kodim Pemalang, BPBD kabupaten Pemalang, SAR Pemalang dan komponen masyarakat lainnya dengan membuat ilaran selebar  2 meter sepanjang lokasi kebakaran , seperti yang terjadi dan masih dilokasi wilayah kabupaten Pemalang.

Upaya evakuasi sekitar 20-an pendaki yang terjebak di puncak melalui Pos pendakian Guci dengan mengerahkan relawan GALAS dan GALAWI Resque kabupaten Tegal yang bekerjasama dengan pihak Perhutani Pekalongan Barat.

“Kesiapsiagaan perbekalan makanan yang dibutuhkan apabila terjadi pengerahan komponen relawan dan masyarakat, apabila terjadi perluasan kebakaran di Pos Dukuhliwung dan Pos Guci ”. ujar Ir. Eling kepada srtegal.com di kantornya.hdb/r

Ambruknya Bangunan Gedung UPTD Polres Undang Dinas Terkait Dan Rekanan

Written By suararakyat on Tuesday, September 25, 2012 | 11:47 PM

Slawi, (srtegal.com) – Terkait dengan kasus ambruknya gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat kabupaten Tegal, Polres mengundang dinas terkait dan rekanan penggarap proyek tersebut. Dinilai kejadian itu diduga ada unsure kesengajaan dari rekanan, oleh karena itu Polres Tegal melalui Kasat serse Polres Tegal mengundang dinas terkait beserta rekanan.

Terbukti Senin (17/9) yang lalu Polres telah melayangkan surat ke dinas Dikpora diundang untuk dimintai keterangan seputar paska kejadian ambruknya gedung UPTD tersebut.
Menurut Kasat Reskrim, AKP Sugeng SH  ketika ditemui di kantor dinasnya, mengatakan bahwa Polres sudah mengundang pihak dinas sejak hari senin (17/9) yang lalu dan baru bisa memenuhi undangan dari Polres hari Selasa (25/9) ini.


“Kami belum tahu info atau belum dapat laporan dari Unit, karena masih dilakukan pemeriksaan atau dimintai keterangan oleh Unit, dan mungkin sekitar malamnya saya baru dapat laporannya dan hasilnya seperti apa”. tegas Sugeng.
Terkait dengan Police Line di Lokasi kejadian ambruknya gedung tersebut sudah tidak ada, kemungkinan itu sudah lepas dan diambil oleh Polsek setempat. Namun dari kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.


Sedang kemarin hari senin (24/9) kemarin, Komisi IV DPRD kabupaten Tegal beserta dinas Dikpora yang diwakilkan oleh kasi sarpras Dikpora untuk mendampingi rombongan tersebut, melakukan kunjungan ke lokasi ambruknya gedung tersebut. Komisi IV DPRD menyarankan supaya sesegera mungkin dikerjakan kembali. Namun dari dinas menyampaikan bahwa sempat terkendala karena masih dalam proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polres.


Secara teknis pihak rekanan bisa terkena sanksi jika terlambat dalam pengerjaannya, karena waktu perpanjangannya hanya dua minggu jika memakai perpres yang lama.
“Terserah, karena itu sudah merupakan resikao bagi rekanan, kami hanya menjalankan tugas apakah terdapat kerugian Negara atau dugaan adanya indikasi kesengajaan dari pihak rekanan. Maka dari itu kita tunggu sampai adanya hasil penyelidikan dan pemeriksaan selesai ”. tambah Sugeng kepada srtegal.com.
Selain itu pihak dinas Dikpora saat dimintai informasi tentang hasil klarifikasi atau pemeriksaan dari Polres tidak siap untuk menjawabnya bahkan terkesan saling lempar. Dari dinas Dikpora yang hadir untuk dimintai keterangan antara lain Ka Dinas Dikpora Drs Edy Pramono, Kasi Sarpras Yosa Afandy, dan Kasubag Umum serta Kepegawaian Dikpora Kabul Purwanto SSos.hdb/r.

Sidang Selanjutnya Sekda Jadi Saksi Mahkota

Slawi,(srtegal.com)  –  Sidang ketiga kasus penipuan rekrutmen Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) di kabupaten Tegal dengan terdakwah Ragil Sugiarto menghadirkan 5 orang saksi yang semuanya berasal dari Pemalang yang antara lain, Joko Ruminto, Tulus Abadi, Suprayitno, Tri Murtiani, dan Sri Wartini. Jalannya siding dimulai pukul 10.00 - 14.30 Wib, dengan agenda masih mendengarkan keterangan saksi  sedang jalannya sidang dipimpin Hakim Ketua Imam Santoso, SH dan Hakim Anggota  Soni Nugroho,SH dan Rahmawati WS, SH.

Salah seorang saksi korban atas nama Tulus  Abadi menjawab beberapa pertanyaan dari hakim ketua yang terkait dengan kasus tersebut dan menceritakan kronologisnya, Tulus menjelaskan, bahwa kronologis dalam penerimaan uang langsung dengan Edi Wicaksono dan juga disertai bukti pembayaran berupa kuitansi, sedangkan untuk tarif besarnya variatif. Bagi yang berijazah S1 mencapai Rp.100 juta, D3 Rp. 80 juta dan SMA Rp. 60 juta untuk bisa menjadi PNS.


Saat ditanya oleh hakim “Kenapa mau dengan cara yang tidak benar ?” Tulus menjawab, karena butuh dan tergiur dengan tawaran untuk menjadi PNS tersebut, dan orang tua mana yang tidak senang jika anaknya menjadi seorang PNS.


Kronologis
Saat pertemuan pada tahun 2010, Joko Suminto, Tulus Abadi, Suprayitno, Tri Murtiani dan Sri Wartini, bertemu dengan seseorang yang bernama Eko Triono (Eko Kowol). Dalam pertemuan itu Eko Kowol membenarkan bahwa bagi pendaftar lewat Ragil akan diangkat menjadi PNS.


Kesaksian Tulus
Semua saksi korban pada awalnya mengira bahwa Ragil adalah seorang PNS yang berdinas di BKD  (Badan Kepegawaian Daerah ), maka dari itu semua korban langsung percaya. Berikut juga pengakuan Ragil bahwa dirinya adalah seorang ajudan Bupati Tegal. Namun pada waktu Ragil ditanya oleh Hakim, Ragil membantah bahwa dirinya tidak pernah mengaku sebagai ajudan Bupati Tegal, dan dana tidak diserahkan kepada Bupati melainkan kepada Edi Wicaksono.
Sementara itu Kesaksian Suprayitno dan Tri Murtiani, bahwa dirinya sebelum bertemu dan mengenal Ragil Sugiarto, mereka pernah didatangi oleh Tulus Abadi, dan Tulus menawarkan pada tahun itu (2010-red) jika ingin masuk menjadi PNS masih ada kesempatan  namun melalui Ragil.


Kesimpulan Hakim
Kepada saksi yang bernama Tulus Abadi menjelaskan, bahwa ini bisa juga digolongkan sebagai sindikat dan akan membahayakan posisi Tulus. Karena Jika dilihat dari kronologisnya Tri Murtiani dan Suprayitno  diajak oleh Tulus dan dikenalkan kepada Ragil yang mengaku sebagai ajudan Bupati.
Pada kesempatan itu Ragil mengatakan bahwasanya masih ada kesempatan untuk menjadi PNS bahkan Ragil menjamin bakal lolos jadi PNS dan jika tidak lulus uang akan kembali tidak dipotong sepeserpun, sehingga Suprayitno dan Tri Murtiani percaya dan langsung tergiur dengan tawaran tersebut.


Menurut Sunari, SH, Eko Triyono yang juga ditetapkan sebagai tersangka merupakan saksi mahkota dalam kasus penipuan PNS yang melibatkan Sekda Kabupaten Tegal, Drs. Haron Bagas Prakosa, sebagai saksi Mahkota. Namun demikian, oleh penyidik Polres Tegal berkasnya dipisah dan belum ditahan.
“ Dari keterangan, saksi tiga resmi dan dua saksi tambahan dalam fakta persidangan kami menggaris bawahi bahwa menguatkan dakwaan terhadap terdakwa ”, ujarnya.


Sementara itu, terdakwa Ragil Sugiarto pegawai honorer Dinas Pariwisata Pemkab Tegal, didakwa dengan pasal 378 junto pasal 65 ayat 1 KUHAP.
“Kerugian yang ada sebesar Rp. 225 juta dari tiga pelapor yang kesemuanya warga Pemalang”, tambahnya.
Sidang ditunda hingga Selasa (2/10/2012) dengan agenda keterangan dari saksi mahkota yaitu Sekda Kab. Tegal  Drs.Haron Bagas Prakosa, Eko Triono (Eko Kowol) dan Sri Wijiastuti (istri dari Ragil Sugiarto). hdb/sh/r.

Sekolah Penerima DAK Akan Dimonitoring Komisi IV DPRD

Slawi, (srtegal.com) – Sekolah- sekolah di kabupaten Tegal ( jateng ) yang mendapatkan Dana Alokasi Khusus, mulai Rabu (26/9) oleh Komisi IV DPRD  bersama dinas Dikpora kabupaten Tegal akan dilakukan monitoring, yang pelaksanaannya se- kabupaten diperkirakan sampai enam hari.
Menurut M Khuzaeni SE, anggota Komisi IV DPRD kabupaten Tegal, rencana monitoring selama 6 hari berturut-turut bersama dinas Dikpora ke sekolah-sekolah yang menerima DAK.

“Terhitung enam hari berturut-turut kita akan melakukan monitoring ke sejumlah sekolah yang mendapatkan DAK, namun kita bagi per dapil ( Daerah Pemilihan ) para anggota yang ada di komisi IV ”, ungkap Zeni.

“ Kenapa kita melakukan monitoring ?  Karena yang pertama sudah menjadi tugas kami karena itu merupakan bidangnya. Kedua kita ingin mengawasi dan melihat langsung di lapangan, maksud dan tujuannya untuk mengantisipasi supaya tidak sampai terjadi apa yang sudah terjadi seperti di UPTD Dikpora kecamatan Kramat”, Tambahnya kepada srtegal.com, kemarin.

Sementara itu Yosa Afandy ketika ditanya terkait dengan rencana monitoring tersebut, menjelaskan. bahwa berhubung di dinas Dikpora sedang sibuk, maka rencana hari Rabu diundur mulai hari Kamis
( 27/9 ) mendatang.hdb/r.

Bangunan Gedung UPTD yang Ambruk Dikunjungi Komisi IV DPRD

Slawi, (srtegal.com) – Rombongan Komisi IV DPRD kabupaten Tegal yang diketuai oleh Marhaenismanto atau biasa akrab dipanggil Oni, didampingi oleh Kasi Sarpras dinas Dikpora senin (24/9) mengunjungi gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat yang ambruk. Dengan maksud untuk melihat secara langsung di lokasi gedung yang ambruk itu.

Ketua komisi IV DPRD kab Tegal, Marhaenismanto mengatakan, bahwa pihaknya ikut prihatin atas ambruknya gedung UPTD tersebut. Menurutnya peristiwa itu seharusnya tidak perlu terjadi, karena gedung tersebut baru saja dibangun dan hampir selesai dengan memakai APBD II tahun 2012 yang nilainya Rp.81 Juta.


“Kita datang ke lokasi UPTD sekalian untuk evaluasi mengapa ini harus terjadi. Maka dari itu kita mengusulkan supaya dalam setiap kegiatan di sekolah atau manapun paling tidak ada pengawasnya sendiri. Karena setahu saya yang namanya pengawas dari DPU itu hanya satu orang pengawas dan satu pengawas itu harus mengawasi sampai 40 kegiatan, jadi dalam pengawasannya tidak maksimal ”. tandas Oni.
Harapan komisi IV, supaya segera mungkin dikerjakan kembali dan bila perlu siang malam atau dilembur pengerjaannya supaya cepat selesai dan ditempati, namun dengan syarat pengerjaannya tidak asal-asalan, karena gedung tersebut untuk kepentingan masyarakat.


M Kuzaeni SE, salah seorang anggota komisi IV menambahkan, kejadian tersebut sudah merupakan wacana nasional dan menurutnya rencana dari propinsi akan turun melakukan survey.
Sementara itu Kasi Sarpras dinas Dikpora, Yosa Afandy  mengatakan, bahwa gedung tersebut adalah gedung UPTD Dikpora dan bukan gedung SD, dan rencananya UPTD hanya sekedar menerima dan menempati saja.


Terkait dengan rekanan untuk mengerjakan kembali terkendala, karena menurutnya gedung tersebu tmasih dalam penyelidikan polres Tegal. Namun waktu terus berjalan dan rekanan bisa terancam terkena sanksi, jika mengacu pada perpres lama no 54, karena untuk masa perpanjangan waktunya jika mengacu pada perpres itu hanya 2 minggu.


“ Kaitan kasus ini sanksi bagi rekanan penggarap bisa terkena penalty dan denda 5 persen dari nilai proyek ”. ungkap Yosa kepada srtegal.com, kemarin.hdb/r.  

KPUD Ajak Masyarakat Ikut Awasi Jalannya Kampanye

Written By suararakyat on Monday, September 24, 2012 | 10:59 PM

Bumiayu, (srtegal.com) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Brebes, mengajak kepada masyarakat untuk ikut mengawasi jalannya masa kampanye Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Brebes yang dilaksanakan tanggal 20 September hingga 3 Oktober 2012 mendatang. Ajakan itu disampaikan oleh ketua KPU Brebes, H Masykuri SPd saat acara Sosialisasi Pemilihan Umum Bupati dan Wakli Bupati Brebes Tahun 2012 di aula Kantor Kecamatan Bumiayu, belum lama ini.

"Semua anggota masyarakat, LSM, Mahasiswa dan wartawan diminta bisa ikut berpartisipasi dalam mengawasi jalannya masa kampanye maupun pelaksanaan pencoblosan ", tandasnya

Menurut Masykuri, pelanggaran bisa saja terjadi dan para calon yang saat ini maju dalam pemilukada brebes merupakan para pejabat. Pelanggaran yang mesti diawasi diantaranya penggunaan fasilitas negara yang terkait dengan jabatannya.

" Dua calon bupati ini masing-masing menjabat bupati dan wakil bupati tetapi sesuai aturan tidak boleh menggunakan fasilitas negara yang terkait dengan jabatannya," katanya.

Dikatakan, pengawasan juga perlu dilakukan pada pejabat negara, pejabat strukturan dan fungsional dalam jabatan negeri seperti kepala desa. Pejabat-pejabat ini tidak dibenarkan membuat keputusan dan atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye.
" Jika ada pejabat yang melanggar segera laporkan ke pihak berwenang atau panwas dengan disertai barang bukti ", tegas Masykuri.

Pengawasan oleh masyarakat terhadap pelanggaran kampanye sangat perlu. Diharapkan dengan pengawasan itu nantinya tidak terjadi pelanggaran dan hasil pelaksanaan Pemilukada Brebes 07 Oktober 2012 nanti benar-benar bersih. Oleh sebab itu pengawasan ini penting sehingga nantinya siapapun bupati yang terpilih adalah terpilih dengan cara yang terhormat.mam/r.

Partai Demokrat Adakan Konsolidasi Organisasi

Bumiayu, (srtegal.com) – Jajaran DPC Partai Demokrat (PD) Kabupaten Brebes, mengadakan konsolidasi organisasi dengan PAC se-Kabupaten Brebes bagian selatan, digelar di Bumiayu Brebes, Minggu (23/9). Acara ini dihadiri Sekretaris Departemen Penegakan Hukum DPP Partai Demokrat, Ma'mun Murod Al-Barbasy. Hadir pula Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Brebes H. Mikraj Aminuddin, Ketua PAC Salem, Ketua PAC Bumiayu, Ketua PAC Sirampog, Ketua PAC Bantarkawung, Ketua PAC Tanjung, Ketua PAC Songgom, Ketua PAC Wanasari, dan Ketua PAC Brebes.

Ma'mun, politisi muda Partai Demokrat yang asli Brebes mengatakan.Acara yang merupakan tindak lanjut dari kebijakan DPP Partai Demokrat yang meminta agar masing-masing Pengurus Harian DPP PD, melakukan menguatan organisasi kepartaian di level 'akar rumput' (PAC dan Ranting).

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan kali kedua, setelah sebelumnya tepatnya hari kelima Idul Fitri yang lalu, juga melakukan kegiatan serupa dengan PAC Brebes bagian barat dan Brebes bagian utara. Ma'mun sendiri menargetkan konsolidasi hingga level ranting sudah harus selesai di akhir Desember 2012.

Sementara Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Brebes, Mikraj Aminuddin sendiri menyambut baik dan berterima kasih atas upaya yang dilakukan DPP. Karena upaya seperti ini yang ditunggu-tunggu. Dan pihaknya merasa yakin kalau hal seperti ini dilakukan secara masif hingga level ranting maka target politik sebagaimana diamanatkan Kongres Bandung 2010 sebesar 30% suara pada Pemilu 2014 akan terlampaui dan tercapai.

Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Brebes, Kustoro WHY, menambahkan dirinya sangat mendukung atas kegiatan tersebut sebagai upaya penguatan tali silaturokhim dan komunikasi organisasi antar pengurus dari ranting hingga Pusat, sehingga ke depan tidak terjadi miss organisasi. Dan pertemuan ini  sebagai upaya penguatan tali silaturokhim dan komunikasi organisasi antar pengurus dari ranting hingga Pusat, sehingga ke depan tidak terjadi miss organisasi.mam/r.

Kampanye Terbuka Pasangan Agung – Athoillah Dibanjiri Ribuan Massa Pendukung

Bumiayu, (srtegal.com) -  Ribuan massa pendukung pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Brebes, H Agung Widyantoro SH MSi dan H Athoillah Syatori SE MSi, memadati Lapangan Asri Kecamatan Bumiayu, tempat digelarnya kampanye terbuka. Minggu siang (24/9)

Massa pendukung ini nampak mengusung banyak, mulai dari atribut partai pendukung sampai baju seragam organisasi masyarakat keagamaan dan ormas kepemudaan, seperti Nadlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Pemuda Pancasila. Bendera partai pengusung yakni PAN, Golkar, PKB dan Hanura juga nampak dikibar-kibarkan oleh massa begitu semangatnya.

"Kami bangga semua ini bisa bersatu untuk satu tujuan yaitu kemenangan TAAT pada tanggal 07 Oktober nanti", ujar Agung saat menyampaikan orasinya. Agung juga menjanjikan akan menjadikan Brebes lebih maju bersama calon wakilnya Athoillah. Kemajuan di semua aspek kehidupan, mulai ekonomi atau kesejahteraan warga dan bidang keagamaan serta pendidikan. Secara tegas pula, Agung mengatakan dirinya dan Athoillah asli putra Brebes yang siap untuk membangun Brebes kedepan lebih baik dan maju.

Pada kampanye terbuka di zona selatan ini, TAAT nampak mengerahkan kekuatannya, jurkam juga dihadirkan dari DPP Partai Golkar. Diantaranya, Nurul Arifin yang juga dikenal sebagai artis dan anggota DPR RI , H Herman Subagyo, H Mujib Rahmat dan H Nasrudin. Selain itu dari partai pengusung juga ikut unjuk gigi berorasi mengajak massa untuk mendukung TAAT, diantaranya Imam Maturidi dari PPP, Zaki Syafrudin dari PAN, Waidin dari Partai Hanura dan Ahmad Zamroni SAg dari PKB. Tak ketinggalan pula Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Brebes, H Mualim Hartono, juga sempat mengajak seluruh warga Muhammadiyah dan NU untuk mendukung TAAT.

Sementara itu, sebelum kampanye terbuka, Agung sempat melakukan kampanye simpatik dengan menyambangi para pemilik toko dan pedagang pasar Kalierang dan Pasar Induk Bumiayu. Di kedua pasar tradisional ini, Agung juga dielu-elukan oleh warga pasar dengan berebut untuk bisa bersalaman dan juga foto bersama. Saat menyambangi pasar tradisional ini, Agung juga sempat menyampaikan kepada para pedagang, bahwa dirinya tidak akan pernah melakukan penggusuran pedagang. Sebaliknya dijanjikan akan diberdayakan melalui peningkatan pasar dan permodalan serta penataan yang lebih baik.

Dinilai mesin Partai Politik pendukung kemenangan TAAT berjalan dan dibuktikan dengan  konvoi iring-iringan kendaraan juga dilakukan oleh massa pendukung Agung - Athoillah. Dengan kendaraan roda dua dan roda empat dan mengusung atribut kampanye massa melakukan konvoi jalan utama kota Bumiayu. Meski begitu suasana tetap tertib dan aman saat kampanye terbuka berakhir.mam/r.

Beleh Sida Nyalon

Written By suararakyat on Saturday, September 22, 2012 | 1:30 PM

Wayah- wayah kiye yu Jetun tambah katon repot saporete, pontang- panting dewek nggoleti tunggangan parte kanggo melu nyalon dadi bupati, beleh ngrumangsani awake beleh gableg duwit sing cukup kanggo bayar tunggangan karo dibagi- bagi maring rayat endah mengko pada gelem milih awake. Kanca- kancane kaya man Tabran, kang Karso karo kang Karyo nglaruhi beleh digubris, yu Jetun tetep pontang- panting sing karepe endah kepenginane bisa ketemahan.

“ Tun mumpung durung kejeron, jare enyong kowen aja melu-melu nyalon. Soale senajan kowen pintere nganti nyundul langit, tapiken beleh gableg duwit, aja ngimpi bisa kepilih. Beda karo uwang sing duwite sahahahaha uwis beleh kepetung maning, senajan beleh terkenal nang masyarakat, beleh sapinter kowen, toli beleh paham politik, tapiken wani nyebar duwite beleh petungan, lha kuwe sing bakal bisa kepilih “, jare man Tabran karo lambene ngpapit udud klaras sing nganggo mbako jepetan tuku nang pasar.

“ Jare enyong ya kaya kuwe Tun…… ?!, aja melu- melu nyalon angger duwe duwit mung cupen. Luwih apik duwit kuwe dikumpulaken kanggo nggedeni usaha wartege endah tambah maju. Soale angger kowen maksakena, duwit sing kowen sebar kuwe pada bae satetes banyu tawar sing ana nang segara. Dadi bener-bener langka artine “, kang Karyo melu- melu nglaruhi, tapiken yu Jetun beleh iya beleh embuh, nggetem, mung katon raine mbetatut kaya silit kebo sing lagi mencret.

“ Beleh man Tabran, beleh kang Karyo, enyong dewek ya duwe pikiran sing kaya kuwe. Jare enyong uwis aja diterusaken bati modol- modol beleh karuan tur langka hasile. Mbokan ente beleh ngandel yang diterusaken, bakal ente getun. Mumpung durung kedaden, luwih apik mandeg bae, aja melu- melu kaya uwong sing sepure puluhan, duite tumpukan munjung- munjung kaya bong Cina jaman kuna. Kuwe sih enyong ngemutaken mbokan dirungokaken, angger ente beleh nggubris, aja kaget ente bakal akeh nemui uwong- uwong sing pasang regan, wani piro…. ?!, bisa- bisa durung wayahe pemilihan ente uwis ambrol “, jare kang Karso sing disambut yu Jetun mamprang- mamprang kaya jaran lumping sing lagi kesurupan.

“ Dadi ente kabeh beleh ndukung, beleh nei semangat, malah nggawe enyong nglokro. Tapiken ente kabeh ana benere, angger bae ente kabeh beleh ngemutaken, ayam karo bebek pirang- pirang kandang bakal ilang percuma. Dadi ente kabeh bener, dijoraken bae mbuh sapa bae sing dadi pemimpin, sing penting angger uwis njagong aja nganti dadi kapal keruk sing dal dal keduwal, watu, kayu, semen, aspal nganti wungkal diuntal, bisa negara bangkrut utange ngetombol. Ya wis enyong beleh sida nyalon “, jare yu Jetun karo matane nyawang awang- awang ngruwiceh kaya kebo arepan disembeleh.(*)

Sidang Penipuan Rekrutmen PNS, Sekda Dan Seorang Staf Jadi Saksi Mahkota

Slawi, (srtegal.com) – Untuk kedua kalinya sidang kasus penipuan rekrutmen Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) di kabupaten Tegal ( jateng ) dengan terdakwa Ragil Sugiarto, pegawai honorer di Dinas Pariwisata digelar di Pengadilan Negeri ( PN ) Tegal di Slawi. Sidang kedua dengan Majelis Hakim diketuai Imam Santoso, SH dan anggota masing-masing Himawan Agung, SH dan Ruhmawati, SH. Agenda sidang mendengarkan keterangan dari 10 orang saksi, namun pada sidang yang berlangsung Kamis ( 20/9 ) kemarin hanya dihadiri oleh dua orang saksi, sehingga sidang akan dilanjutkan Selasa ( 25/9 ) mendatang.

“ Karena dari 10 orang saksi yang akan dimintai keterangannya hanya dua orang yang hadir, yaitu Ristanto dan Kasan warga kabupaten Pemalang, maka sidang harus ditunda, dilanjutkan Selasa ( 25/9 ) yang akan datang, sekaligus mendatangkan dua orang yang dijadikan saksi mahkota, mereka masing-masing Sekda pemkab Tegal, Drs. Haron Bagas Prakoso, SH M.Hum dan seorang staf yang bertugas di kantor kecamatan Dukuhwaru, Eko Triyono.

Dari berbagai keterangan sejumlah nara sumber, bahwa mereka yang menjadi korban penipuan rekrutmen PNS itu cukup banyak, yang jumlahnya puluhan, bahkan konon melebihi dari 100 orang korban. Karena hampir seluruh para korban sangat tertarik dengan penawaran yang menggiurkan untuk bisa menjadi PNS, maka rata- rata korban tidak sungkan mengeluarkan uangnya dengan jumlah konon perorang sampai Puluhan Juta Rupiah, yakni berkisar antara 20 sampai 30 juta Rupiah, bahkan ada yang lebih besar dari nilai itu, tergantung dari latar belakang pendidikannya.

Awalnya praktek penipuan itu berlangsung aman, tanpa ada gejolak yang muncul, namun lantaran banyak diantara para korban yang setiap menanyakannya selalu dijanjikan untuk bersabar, maka lambat laun menjadi curiga, kemudian pada gilirannya kasusnya dilaporkan kepada pihak berwajib yang selanjutnya diporoses secara hukum, bahkan sidangnya telah berjalan dua kali masih pada tahap agenda mendengarkan keterangan dari para saksi.


Munculnya kasus penipuan rekruitmen PNS yang dilakukan oleh sejumlah oknum PNS kelas bawah ini, memunculkan pula sinyalemen atau dugaan terdapatnya actor intelektual di balik praktek kasus tersebut. Sebab, sangat kecil kemungkinannya pegawai staf rendahan berani melakukan praktek penipuan semacam itu, kalau di belakang mereka tidak ada oknum lain yang kedudukannya jauh lebih tinggi. Tapi itu entah siapa ?. Karenanya, semoga dalam sidang- sidang kelanjutannya hal itu akan terkuak.hdb/sh/r.

Harga Becak Bekas Stabil, Peminat Meningkat

Tegal, (srtegal.com) – Pasaran secara umum harga becak bekas di kota Tegal sekitarnya sejak beberapa tahun terakhir ini masih stabil, dengan kisaran harga dari Rp. 400 Ribu hingga Rp. 700 Ribu, tergantung dari umur dan kondisi becak. Dan umumnya pula becak- becak yang diperjualbelikan itu bekas becak- becak yang sebelumnya beroperasi di Jakarta sekitarnya yang sengaja didatangkan dan diperbaiki untuk dijual.
Hal ini diketahui setelah srtegal.com melakukan perbincangan dengan sejumlah abang becak yang juga nyambi melakukan kegiatan jual beli becak bekas. Dikatakan, bahwa becak- becak bekas yang didatangkan dari Jakarta yang secara kebetulan type atau modelnya sama dengan becak- becak di kota Tegal adalah yang paling laris di pasaran. Sementara becak yang didatangkan dari wilayah timur, seperti dari Pemalang ke timur hingga jatim ( Jawa Timur ) sama sekali tidak mendapatkan respon peminat, rata- rata dengan alasan type atau modelnya terlalu besar menggelembung, sehingga terasa berat untuk dikayuh.


“ Dulu saya pernah berspikulasi mengambil beberapa becak bekas dari wilayah timur, padahal kondisi becak terbilang masih bagus dan besinya belum begitu berkarat, namun selama beberapa bulan tidak satu pun becak yang berhasil terjual, hingga saya jual dengan harga yang terbilang sangat murah sekalipun tetap tidak laku, ya alasannya tadi, terlalu berat untuk dikayuh “, ungkap Karnoto ( 41 ) warga Tegal yang juga nyambi menekuni jual beli becak bekas.


“ Karena becak dari wilayah timur tidak laku jual, maka sekarang saya sudah enggak berani lagi berspikulasi menjualnya, lebih baik mengambil becak bekas dari wilayah barat, meski kondisinya agak parah dan harganya cukup mahal, namun cepat untuk diperjualbelikan. Lumayan satu becak bisa memetik keuntungan antara Rp. 100 Ribu hingga Rp. 200 Ribu untuk setiap becaknya “, ujar laki- laki berbadan kekar itu.
“ Ya kemarin saja saya baru membeli becak bekas pada mas Karnoto seharga Rp. 45.000,-, ini becaknya, ringan digenjot, padahal becak saya ini terbilang becak tua “, timpal laki-laki pengayuh becak yang ngaku bernama Lopes, warga Debong Lor, Tegal Barat, Tegal ( Jateng ).


Ditambahkannya, selama beberapa tahun terakhir ini becak- becak bekas semakin banyak peminatnya. Nggak tahu apa penyebabnya, kata orang- orang sih karena mencari lapangan kerja semakin sulit, maka daripada nganggur lebih baik mengais rejeki dengan mengayuh becak.tio/r.

Terhadap Gedung UPTD Yang Ambruk, Rekanan Bertanggungjawab Membangun Kembali

Written By suararakyat on Thursday, September 20, 2012 | 10:56 PM

Slawi, (srtegal.com) – Hasil pertemuan di kantor dinas Dikpora kab Tegal, Kamis (20/9) kemarin, kadin Dikpora dengan rekanan penggarap gedung yang ambruk, sepakat rekanan tetap bertanggungjawab dan siap untuk membangun kembali dengan kualitas yang lebih bagus.

Menurut kepala dinas Dikpora kabupaten Tegal, Drs Edy Pramono, bahwa dinas tidak memutuskan kontrak dengan sepihak, dan berhubung waktu dalam pengerjaannya masih ada, maka pihak rekanan masih dapat dipercaya untuk mengerjakan atau membangun kembali gedung yang ambruk tersebut dengan jaminan atau berjanji ke dinas akan mengerjakan dengan sungguh-sungguh dengan mutu yang lebih berkualitas.

Rekanan siap mengerjakan kembali dan akan menambah atas kekurangan seperti pada gambar yang ada di RAB. Bahkan tidak memandang rupiah yang ada, karena rekanan ingin menunjukkan ke dinas bahwa pekerjaannya tersebut mutunya terjamin, dan rekanan juga ingin sumbangsih kepada dinas Dikpora dan khususnya masyarakat sekitar, karena CV Slamet Mulia Jaya dengan direktur H Soleh yang merupakan rekanan penggarap gedung tersebut berdomisili didaerah setempat, wilayah kecamatan Kramat.
“Karena belum adanya Beriata Acara (BA) serahterima ke dinas, maka masih tanggung jawab mutlak rekanan atau CV tersebut. Maka dari itu hasil pertemuan kemarin dari rekanan atau CV tersebut siap untuk mengerjakan kembali gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat yang anggarannya di ambil dari APBD II tahun 2012 dengan nilai Rp. 81 Juta ”, tambah Edy Pramono.

Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) kabupaten Tegal, yang merupakan perencana kegiatan atau yang membuat gambar gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat, melalui stafnya Nurelina, mengatakan, bahwa dari perencanaan sudah sesuai standart yang ada alias sudah betul, kembali lagi disini intinya adalah pelaksananya yang harus bertanggung jawab, kenapa gedung tersebut sampai ambruk.
“ Terkait sanksi atau lainnya terhadap rekanan itu bukan urusan kami,  kami tidak ada kaitannya, karena kegiatan tersebut ranahnya ada di Dikpora. kami menyerahkan kejadian tersebut kepada PPA (Pejabat Pengguna Anggaran), PPHP, dan pengawas pekerjaan tersebut “, ungkap Nurelina kepada srtegal.com saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Mengenai kabar, kaitan kasus tersebut kepala dinas Dikpora Edy Pramono menerima surat panggilan dari Polres Tegal yang isinya mengenai tragedy ambruknya gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat, bermaksud dan bertujuan untuk dimintai keterangan dan klarifikasi.
“ Sayaakan  memenuhi panggilan itu, agar permasalahannya bisa segera diklarifikasi” ,tandas Edy, mengakhiri perbincangannya dengan srtegal.com, baru-baru ini.hdb/r.

Jangan Sampai Hanya Jadi Kenangan. Warga Tegal Banyak Yang Merindukan Persegal

Tegal, (srtegal.com) – Sepakbola dalam perkembangannya hingga akhir ini, sudah bukan saja merupakan jenis olahraga terpopuler di jagad raya ini, sehingga penggemarnya begitu banyak di seluruh dunia, akan tetapi sekarang ini sepakbola sudah merupakan komoditas di bidang industry ( olahraga ). Karuan, karenanya tidak sedikit kalangan beduit banyak yang berani menanamkan investasinya di bidang industry olahraga ini.

Hal ini dikatakan salah seorang mantan pemain Persegal ( Persatuan Sepakbola Tegal ) pada jamannya, yakni sekitar tahun 1975 – 1980, Sugiyanto, yang juga menyebutkan bahwa belakangan ini tidak sedikit masyarakat Tegal sekitarnya yang merindukan kejayaan Persegal seperti masa lampau, dimana tak jarang menggelar turnamen dengan mengundang club- club  besar tarnama nasional, diantaranya seperti Persipura ( Jayapura ), Persija ( Jakarta ), Persib ( Bandung ) PSIS ( Semarang ) dan PSMS ( Medan ) serta lainnya.
“ Dimana dahulu stadion Yos Soedarso yang dulu bernama stadion Slerok, Tegal sering terlihat sangat meriah, banyak di pingiran lapangan berkibar beraneka bendera club sepakbola peserta turnamen. Dan penontonnyapun sangat berjubel, hampir setiap sore banyak berjubel orang dari orang tua, dewasa sampai anak- anak saling berdesak untuk bisa mendapatkan tiket masuk, mereka datang dari mana- mana. Sungguh indah rasanya kalau hal ini bisa terulang kembali “, ungkap Sugiyanto.


“ Saya beberapa hari lampau sempat membaca di koran sekilas, bahwa walikota Tegal H. Ikmal Jaya, SE, Ak ketika memberikan sambutan dalam pelantikan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI ) cabang kota Tegal, kalau enggak salah menyebutkan, bahwa pada era sekarang ini olahraga bisa dijadikan sebuah komoditas atau industry, terutama jenis olahraga sepakbola yang begitu banyak penggemarnya. Mendengarnya, saya sebagai warga Tegal merasa lega dan bahagia dengan pernyataan walikota itu, yang artinya tidak menutup kemungkinan Persegal akan dihidupkan kembali dan lebih bertenaga. Ini mudah-mudahan bukan bahasa klise walikota saja, tapi akan diperjuangkan benar-benar agar bisa direalisasi “, katanya sembari sangat berharap.


Kata dia pula, kenapa kalau Batang bisa mencuat dengan Persibat nya, Rembang dengan PSIR nya, Kudus dengan Persiku nya dan terakhir ini Pekalongan tampak sudah mulai muncul kepermukaan, Bagaimana dengan kota Tegal ? Jangan sampai Persegal hanya menjadi kenangan, sebab keberadaan dan prestasinya sangat dirindukan oleh masyarakat.


Menurut penuturannya lebih lanjut, jangan kira dahulu di Tegal banyak club- club tangguh, antara lain seperti Texin Tegal, GOA, PSAD, POP, SUPM, IP ( Indonesia Putra ) dan IM ( Indonesia Muda ) dan sederet nama lainnya.tio/sh/r.

Kerjanya Sering Mengintimidasi Dan Memeras Keberadaan Wartawan Nakal Perlu Ditertibkan

Written By suararakyat on Wednesday, September 19, 2012 | 2:04 PM

Sirampog, (srtegal news) - Keberadaan oknum yang mengatasnamakan wartawan alias wartawan gadungan  dirasakan sangat meresahkan masyarakat. Pasalnya telah banyak masyarakat yang menjadi korban intimidasi dan pemerasan oleh oknum itu. Hal itu terkuak dalam acara seminar jurnalistik bertema eksistensi wartawan di era keterbukaan yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Pemuda Buniwah (IKPB) Kecamatan Sirampog dan Komunitas Jurnalis Bumiayu (KJB) digedung KPN Rukun Sirampog Kab. Brebes Senin, (17/9) kemarin.

“Kami sering didatangi oknum yang mengaku wartawan, datang tidak melihat waktu dan seringkali menunjukkan wajah yang seram seperti menakut-nakuti “, tutur Tobiin salah satu peserta seminar.

Dikatakan Keberadaan wartawan gadungan ini jelas-jelas telah mengotori wartawan sesungguhnya yang bekerja secara professional dan banyak memberikan informasi bermanfaat dan membantu masyarakat.

“Saya berharap ada tindakan dari lembaga atau organisasi wartawan yang resmi, untuk memberi sanksi kepada mereka yang telah mengotori profesi wartawan”, harapnya.

Hal senada dikatakan Mahnuri ketua Paguyuban Kades Kecamatan Tonjong, bahwa pihaknya sering menerima pengaduan dari anggota tentang ulah para wartawan gadungan itu, karenanya diharapkan pihak berwenang untuk melakukan penertiban pada oknum-oknum yang merusak citra wartawan tersebut.

Menanggapi keluhan tersebut, Wasdiun SIkom narasumber pertama menyampaikan oknum wartawan nakal itu semakin bertambah subur seiring bergulirnya liberalisasi pers paska reformasi 1998, sejak itu control birokrasi terhadap keberadaan media pers begitu bebas

Dikatakan, sebuah media pers bisa meluncur begitu saja tanpa harus lewat prosedur yang rumit, berbarengan dengan itu, siapapun seolah juga bisa masuk dalam komunitas pers.siapapun bisa mebuat media sekalipun tanpa ditopang sumber dana dan sumber daya manusia yang concern terdapap idealisme pers.

Lebih lanjut dijelaskan jangan takut menghadapi mereka dan jika nyata-nyata melakukan pemerasan jangan segan-segan untuk melaporkan pada pihak berwajib dengan diserta bukti. Dalam melaksanakan tugasnya, wartawan diatur oleh kode etik dan harus mengedepankan moral, kalau benar tidak perlu takut, mereka harus dilawan dengan cara yang baik tentunya.

Sementara itu Drs Atmo Tan sidik, nara sumber kedua juga menyampaikan perlu diterbitkan buku yang berisi daftar nama wartawan resmi, lengkap dengan wilayah tugasnya oleh organisasi atau lembaga yang menaungi wartawan. Buku itu bisa menjadi sumber informasi bagi siapa saja untuk mengetahui wartawan yang sebenarnya dan prfesional.

Dikatakan wartawan dalam melakukan tugas jurnalistiknya biasanya dibatasi oleh wilayah liputan yang ditentukan oleh media tempatnya bekerja. Seorang wartawan tidak akan meliput di wilayah lain tanpa ada penugasan dari biro atau atasannya, kata kabag humas dan protocol setda brebes.mam/r.

Wartawan Bukan Mahluk Kebal Hukum Jika Kedapatan Kerjanya Nakal Diproses Hukum Saja

Tegal, (srtegal news) – Dunia pers kita pasca reformasi dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks, yang bukan saja menyangkut soal kesejahteraan, akan tetapi lebih sadis lagi adalah persoalan lembaga yang mulia ini bak diobok-obok hingga keruh, bahkan nyaris tak sedikit orang melihat dan menilainya menjijikan, sebab didalamnya jauh lebih banyak jumlahnya meraka yang ngaku berprofesi wartawan, namun pada kenyataannya dalam praktek kerjanya lebih mengedepankan intimidasi, menakut- nakuti dan mengancam korbannya. Dan mereka ada yang mengistilahkan hal tersebut sebagai TO ( Target Operasi ) nya untuk bisa mendapatkan uang dengan nilai lumayan.

Hal tersebut dipaparkan oleh pemimpin umum/ redaksi Koran “ Suara Rakyat” dan srtegal news, Suprapto Harries dihadapan para reporter/ wartawan dan segenap staf serta sejumlah kader wartawan baru yang nantinya akan diterjunklan khusus untuk menangani srtegal news yang akan digarap dengan serius untuk bisa menjadi kompetiter media serupa lainnya. Dimana pemaparan tersebut disampaikan di kantornya, Rabu ( 19/9 ) pagi ketika melakukan staf metting dan pemberian pembelajaran bagi calon wartawan baru yang seluruhnya berpendidikan S.1.

“ Karena sudah menjadi kebutuhan dan keharusan, maka kami lebih menitik beratkan penyeleksian wartawan baru yang berpendidikan S.1 agar kami lebih bisa memberikan pelayanan informasi yang proporsional dan professional kepada public yang semakin pintar. Dan Insya Allah dalam waktu dekat kami ingin memantapkan koordinasi dengan pihak STIK ( Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ) Semarang untuk melakukan kerjasama, yang sebelumnya pernah dibicarakan dan dibahas bersama kalangan mahasiswa “, ungkap pimred yang konsisten pada dunianya.

Pemred srtegal new ini juga menjelaskan, kaitan fenomena yang terjadi di pelataran pers kita belakangan ini penyebabnya sangat kompleks, bahkan satu sisi dengan sisi- sisi lain saling bergandeng erat bagai mata rantai. Dicontohkannya, missal pada salah satu institusi terjadi kasus manipulasi, yang jelas si oknum takut perbuatannya terkuak. Ketimbang harus menanggung malu dan berurusan dengan hukum, maka dia lebih memilih mengeluarkan uangnya untuk penyelamatan kepada oknum wartawan atau mereka yang ngaku wartawan.

Kemudian pada sisi lain di institusi penegak hukum pun umumnya juga terkadang kedapatan oknum yang “ nakal “, yang hobinya memanfaatkan kesempitan untuk kesempatan, sehingga mengeluarkan uang bagi oknum wartawan atau yang ngaku wartawan menjadi alternatif utama, sebelum kasusnya tercium hukum, yang nantinya juga sama-sama harus mengeluarkan uang.  Jadi ini kalau dibahasa Tegalkan ulek mudeng muter- muter kaya entut nang katok “, ujar Harries panggilan akrab bagi pemred srtegal news itu, yang disambut pula dengan tawa oleh peserta rapat.    

Meski demikian, tandasnya, karena negara kita ini negara hukum, maka segala bentuk kejahatan harus diselesaikan secara hukum, tanpa terkecuali wartawan sesungguhnya pun kalau kedapatan kerjanya nakal dan bersalah apalagi sampai melakukan tindakan melanggar hukum, maka ya harus diselesaikan secara hukum, sebab wartawan bukanlah mahluk yang kebal hukum. 

“ Jadi menurut kami, untuk sementara ini belum ada jurus yang bisa menertibkan oknum wartawan atau mereka yang ngaku wartawan dan kerjanya nakal. Sebab, mereka bekerja juga mengejar-ngejar oknum- oknum profesi lain yang sama- sama kerjanya nakal. Hanya ada satu konsep jitu yang bisa mengatasinya, adalah tegakan benar-benar supremasi hukum “, tandasnya ketika mengakhiri pembicaraannya.tio/dn/r.

Pasca Pemilukada Masyarakat Jangan Sampai Terpecahbelah

Bumiayu, (srtegal news) - Wakil Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Brebes, Achmad Zamroni Sag mengatakan, pelaksanaan Pemilukada Brebes yang akan digelar 7 Oktober 2012 mendatang, merupakan upaya awal dalam proses pembangunan yang sesungguhnya.

" Pemilukada bukan menjadi kegiatan akhir dalam demokrasi di Kabupaten Brebes, karena yang terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Brebes nantinya, masih harus bekerja keras agar pembangunan Brebes lebih baik ke depannya," ujar Zamroni saat ditemui ditempat kediamannya di Desa Kretek Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.

Karena itu, pihaknya meminta kepada masyarakat Kabupaten Brebes secara keseluruhan, untuk tidak terpecah-belah pasca pelaksanaan Pemilukada 2012 nanti.

Siapapun yang terpilih nanti, kata Zamroni, harus didukung. Perbedaan pandangan politik dan pemilihan tidak boleh menjadi perpecahan. Persatuan dan kesatuan harus dipertahankan, karena siapapun yang jadi bupati pasti punya niat baik untuk membangun Brebes.mam/r.

Disambut Antusias, Cabup Dan Cawabup Kontrak Politik Dengan Warga



Bumiayu, (srtegal news) - Warga Desa Plompong Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, membuat kontrak politik dengan pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup), H Agung Widyantoro dan H Athoilah. Kontrak politik yang dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan itu, ditandatangani oleh pasangan cabup-wabup yang mengusung semboyan 'TAAT', Jumat (14/9) sore lalu.

Surat kesepakatan itu disebutkan, jika Agung dan Athoillah mendapat amanah sebagai Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2012 - 2017 Insya Allah akan memperhatikan pelaksanaan pambangunan di Kabupaten Brebes, lebih khusus Desa Plompong Kecamatan Sirampog. Pembangunan itu meliputi, prasarana jalan dan jembatan sungai Keruh dari Desa Kaliloka sampai Desa Plompong hingga Cilibur. Pengadaan sarana air bersih dan irigasi pertanian, serta peningkatan sarana pendidikan.

Surat kesepakatan bermaterai itu selain ditandatangani H Agung Widyantoro dan H Athoillah juga ditandatangani oleh tokoh masyarakat Desa Plompong yang juga para pengurus organisasi masyarakat. Yakni, Pengurus Majelis Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Plompong, Achmad Mustain SAg, Pimpinan Muhammadiyah Plompong, Marzuki SPd, Pengurus Majelis Wakil Cabang NU Sirampog, H Bunyamin H Ujjzam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sirampog, HM Wahibudin SAg MSi dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Brebes, H Mualim Hartono.
Penandatanganan dilaksanakan usai kegiatan Halal Bihalal dan Silaturahmi Akbar Warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dengan disaksikan oleh ribuan warga.

" Kami percaya dan mendukung TAAT, karenanya kami membuat kesepakatan ini ", kata Fauzan tokoh masyaratakat Desa Plompong.

Sementara Agung Widyantoro yang saat ini juga menjabat sebagai Bupati Brebes mengatakan, adanya kesepakatan merupakan bentuk kecerdasan dari masyarakat dan keinginan untuk memajukan daerahnya. Dan kesepakatan itu bentuk kecerdasan warga dan pihaknya tidak masalah, untuk mewujudkan keinginan dari warga.

Menurut salah seorang pengamat politik local, bahwa langkah yang diambil calon bupati Brebes Agung Widiyantoro dan calon wakil bupati Brebes, H. Athoillah dengan melakukan kontrak politik dengan warga merupakan langkah yang cerdas. Sebab, masyarakat sekarang ini sudah mulai tidak buta pilitik lagi, mereka sudah mulai cerdas. Oleh karenanya, langkah tersebut dapat dipastikan akan bisa memperoleh banyak simpatik, terutama di kalangan atas dan menengah yang kemudian pada gilirannya akan berimbas sampai kalangan akar rumput.

‘ Dari berbagai nara sumber dan informasi yang terus berkembang seputar pemilu kepala daerah di kabupaten Brebes, dari sepakterjang yang dilakukan oleh masing- masing kandidat, agaknya kubu pasangan Agung – Athoillah akan bisa meraup suara banyak dari kalangan atas dan menengah, namun bukan berarti kalangan bawah ditinggalkan, justru kalangan ini juga tampak tak luput dari garapan pasangan calon bupati dan wakilnya yang bersemboyan TAAT itu.. Jadi kalau ada pihak yang mengatakan bahwa masing- masing kubu akan 50 – 50 dalam perolehan suara bisa jadi demikian, tapi kalau melihat perkembangan agaknya pasangan Agung – Athoillah lebih berpeluang untuk memenanginya “ katanya, ketika memberikan keterangan kepada srtegal news, baru- baru ini.mam/tio/r.

RSUD Bumiayu Dikunjungi Komisi IV DPRD Brebes

Bumiayu, (srtegal news) -  DPRD Brebes dalam waktu dekat akan mensahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang RSUD Bumiayu. Namun pengesahan itu akan didahuli dengan pembahasan oleh pansus dalam siding paripurna mendatang. Demikian diungkapkan oleh H Suprapto, anggota Komisi IV DPRD Brebes saat melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke RSUD Bumiayu belum lama ini.
Menurutnya, selama ini banyak keluhan dari masyarakat tentang pelayanan di RSUD Bumiayu yang belum bisa menerima pasien Jamkesmas dan Askes. Hal itu disebabkan belum adanya Perda yang mengaturnya. Dan Perda tentang RSUD tersebut akan segera dibahas dan disahkan.

" Kalau Perda RSUD Bumiayu sudah ditetapkan, keluhan masyarakat Bumiayu itu akan bisa terjawab ", kata Suprapto.

Dikatakan, Perda RSUD Bumiayu nantinya akan mengatur tentang struktur organisasi, tarif dan juga tentang kontrak kerja dengan pihak lain. Selama ini belum bisa menerima Askes dan juga Jamkesmas, karena belum ada kontrak kerja dengan pihak asuransi. Dan sebagai jawaban keluhan masyarakat maka untuk bisa menerima Jamkesmas atau juga Askes harus ada kerjasama dengan pihak Asuransi dan itu akan diatur dalam Perda.

Sementara itu, Direktur RSUD Bumiayu, drg Rozikin mengatakan, untuk memberikan pelayanan pada warga pasien pemegang kartu Jamkesmas bisa menggunakan surat keterangan miskin (SKTM). Beroperasinya RSUD Bumiayu berpedoman pada Peraturan Bupati (Perbup) Brebes.
" Perbup yang mengaturnya sehingga keberadaan RSUD Bumiayu ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, karena Perdanya belum ada ", katanya.

Kunker Komisi IV DPRD Brebes dipimpin oleh ketuanya, Zubad Fahilatah. Dalam kunker tersebut sempat juga dilakukan peninjauan ke ruang perawatan pasien dan juga meninjau kondisi gedung RSUD Bumiayu.mam/r.

Antisipasi Terjadinya Banjir Warga Pakujati Perbaiki Jembatan

Paguyangan, (srtegal news) -  Mengantisipasi ambrolnya sebuah jembatan yang ada di wilayah Dukuh Sijoho Desa Pakujati Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, puluhan warga setempat melaksanakan kerjabakti dan gotongroyong memperbaiki dan membuat bangunan talud bawah penahan deras air sungai secara swadaya.

Jembatan sungai Jati dengan panjang 5 meter dan lebar jalan 4 meter itu merupakan sarana penghubung transportasi perekonomian warga sudah hampir 4 bulan yang lalu kondisinya sangat memprihatinkan, kondisi bagian bawah kiri kanan penahan jembatan mengalami keretakan akibat dihantam deras air sungai.

Wartam selaku Kaur Kesra Desa Pakujati mengatakan, jembatan sungai Jati yang terletak di dukuh Sijoho itu terancam putus akibat derasnya air sungai saat turun hujan beberapa bulan yang lalu, bangunan penahan jembatan mengalami retak-retak dan terkikis oleh air, jika tidak segera ditangani maka dikhawatirkan jembatan tersebut ambruk.

Dikatakan, jembatan dengan kondisi yang memprihatinkan itu, di musim kemarau ini pihaknya mengerahkan warga untuk melakukan perbaikan dan membuat bangunan penahan deras air sepanjang 3 meter, tinggi 1,5 meter dengan ketebalan talud 0,5 meter. Dengan menggunakan anggaan swadaya masyarakat.

Sementara Kepala Desa Pakujati, Hj Siti Aminah mengakui kondisi jembatan yang memprihatinkan, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki desa, untuk memperbaiki sarana insprastruktur di wilayahnya itu diperlukan swadaya masyarakat. Dan pihaknya berharap kegotongroyongan warganya bisa berlangsung selamanya dan berkesinambungan, karena pembangunan desa tanpa ada partisipasi dan kepedulian dari warga itu sendiri, pembangunan tersebut tidak akan berjalan.

Lebih lanjut Aminah menjelaskan warganya masih memiliki rasa kegotongroyongan yang kuat, dan pihaknya telah lama memprogramkan jum’at bersih, program tersebut  dilakukan setiap hari jumat dengan mengerahkan warganya untuk melakukan kerjabakti membersihkan sarana umum maupun memperbaiki sarana yang bisa ditangani oleh warganya.mam/r.

Robohnya Gedung UPTD Dikpora Kramat Masih Menjadi Tanggungjawab Rekanan

Written By suararakyat on Friday, September 14, 2012 | 11:29 PM

Slawi, (srtegal news) – Robohnya rehab gedung UPTD Dikpora kecamatan Kramat, kabupaten Tegal ( jateng ) sampai saat ini masih menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitar. Pasalnya, sangat dimungkinkan nilai anggaran yang semestinya untuk kepentingan pembangunan sebagian dipangkas- pangkas untuk memenuhi permintaan fee yang dilakukan  oleh oknum atau pihak- pihak tertentu, sehingga anggaran mengalami penyusutan dan oleh kontraktor dipaksakan untuk menggarapnya, akibatnya kualitas bangunan rendah dan digarap terkesan asal jadi.

Diperoleh kabar bahwa Siswa SD Negeri Kemantran 01 kecamatan Kramat sempat menempati gedung yang kini ambruk itu sekitar 2 mingguan, karena adanya rehab berat di sekolahnya dengan  Dana Alokasi Khusus ( DAK ) bidang pendidikan tahun 2012, pekerjaan rehabilitasi berat dan pengadaan perabot /mebelair empat ruang kelas, dengan biaya seluruhnya Rp. 278.000.000,- dan pelaksana dari panitia pelaksana (Swakelola).
Menurut kepala UPTD Dikpora Kramat, Drs H Mulyono, bahwa sebelum menempati gedung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), dari pihak sekolah, yaitu kepala SD Negeri Kemantaran 01 sudah ijin ke ketua PKBM dan dari UPTD hanya mengetahui saja untuk menempati hingga waktu kegiatan DAK di sekolahnya selesai.


“Memang dari pihak sekolah ijin ke ketua PKBM yaitu Satudin, dan saya hanya mengetahui saja, namun ijinnya itu untuk menempati gedung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang bertempat persis dibelakang gedung UPTD yang ambruk, yang rencana ijinnya tersebut diperuntukan bagi siswa-siswi kelas I dan II yang berjumlah 70 siswa, dengan tujuan supaya dapat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti biasanya “, ujarnya.


Sementara itu menurut kepala dinas Dikpora kabupaten Tegal, Drs Edy Pramono, bahwa ada beberapa rekomendasi untuk perbaikan bagian tertentu, pembongkaran karena tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB), juga karena masih proses masa pemeliharaan dan belum adanya Berita Acara (BA) serahterima pekerjaan, serta belum ada pencairan, maka itu semua menjadi tanggungjawab rekanan sepenuhnya.


Dari sumber yang didapat, bahwa CV. MA dengan direktur H. SL yang merupakan pelaksana kegiatan rehab tersebut. Dan kaitan dengan kejadian ambruknya gedung UPTD dari pihak rekanan siap bertanggung jawab.
“ Kata dia, pihaknya dalam mengerjakan kegiatan rehab gedung UPTD Kramat itu justru waktu dalam proses mengerjakannyapun sudah rugi bahkan tekor, tapi dengan adanya kejadian gedung tersebut sampai ambruk karena memang masih dalam masa pemeliharaan dan belum adanya Berita Acara (BA) pihak rekanan siap untuk bertanggungjawab dan siap untuk mendirikan kembali gedung tersebut ”, ungkap sumber itu kepada srtegal news, kemarin.hdb/r

Gila……!!, Gedung baru Direhab 3 Bulan Sudah Ambruk

Written By suararakyat on Thursday, September 13, 2012 | 7:35 PM

Slawi, (srtegal news) – Tidak ada gempa, tidak ada badai, tapi ada gedung baru direhab sekitar tiga bulan lalu sudah ambruk. Ada apa dibalik itu ? tikus- tikus kah atau rayap- rayap era kini kah ? yang begitu mahir dan dasyat menggerogoti bangunan ? sehingga begitu cepatnya bangunan baru bisa ambruk, gila …..!!. Sungguh mengherankan dan sangat memprihatinkan.

Adalah salah satu bangunan gedung Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas ( UPTD ) Dikpora, kecamatan Kramat, kabupaten Tegal ( jateng ), Kamis ( 13/9 ) pagi sekitar pukul 09.00 ambruk. Dan ambruknya gedung yang sementara ini dipinjam untuk kegiatan belajar- mengajar siswa SDN Kemantran I yang berjumlah sekitar 70 anak, kelas I dan II dan konon tidak ada ijin ke Dikpora itu untung saja tidak memakan korban jiwa, sebab siswa-siswi yang keseharian melakukan kegiatan belajar – mengajar di bangunan itu oleh gurunya hari itu diliburkan mendadak, karena melihat ada tanda- tanda gedung mengalami kemiringan. Terbukti, sekitar jam. 09.00 terdengar suara mengagetkan dari arah gedung yang ambruk itu.

Tidak lama berselang Kapolsek Kramat AKP Putra yang disertai sejumlah anggotanya serta sejumlah petugas dari reserse dan kriminal polres Tegal turun ke TKP untuk melihat dari dekat gedung yang ambruk itu sekaligus melakukan investigasi dan menyelidikinya. Dan kata Kapolsek, dugaan sementara ambruknya gedung itu karena dimungkinkan terjadinya penyimpangan.

“ Selengkapnya belum bisa dijelaskan, sebab masih dalam tahap penyelidikan “, ungkapnya.
Sejumlah tokoh masyarakat setempat yang pagi itu ada di lokasi menginginkan, agar dalam penyelidikan kasus ambruknya gedung UPTD itu perlu dibentuk tim, terdiri dari berbagai unsur, yang diantaranya seperti dari kepolisian, kejaksaan, DPRD dan dari Dikpora, kalau dipandang perlu juga melibatkan tokoh masyarakat, sehingga diharapkan hasil dari penyelidikan akan sangat maksimal.

“ Kalau menurut perkiraan kami, ambruknya gedung UPTD yang nilainya Rp. 81 Juta dari APBD II Tahun.2012 itu disebabkan karena dimungkinkan terjadinya penyimpangan atau menyalahi aturan “, ungkap salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Indikasi itu, menurutnya sudah tampak jelas, sebab untuk penggunaan seperti tiang penyangga gedung yang seherusnya menggunakan besi berukuran 10, yang digunakan ukuran 8. Ditambah lagi dalam pelaksanaan proyek agaknya sangat lemah pengawasannya, sehingga diduga pembangunan dilaksanakan tidak sesuai ketentuan, bahkan terkesan asal jadi.

“  Kalau saja pengawasan tidak lemah, mestinya melihat kondisi bangunan tidak sesuai aturan atau ketentuan, pihak kontraktor atau rekanan segera diperintahkan untuk memperbaikinya, jika tidak bisa ya terpaksa  diperintahkan harus menghentikan bangunan atau bila dipandang perlu diperintahkan untuk merobohkannya “, ungkap dia, ketika melakukan perbincangan dengan wartawan di lokasi kejadian.

 Menurut salahsatu tim panitia dan pengawasan dari Dikpora kabupaten Tegal, Agus Heriyanto, bahwa sejak awal dan akhir pemeriksaan dari tim pengawas tidak mau menerima atau menandatangani berkas dari pihak pelaksana, hingga sampai adanya kejadian ambruknya gedung UPTD tersebut belum adanya serahterima dari pihak rekanan ke dinas.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Dikpora) kabupaten Tegal, Drs Edy Pramono, dengan adanya kejadian tersebut menanggapi, bahwa pihaknya selaku kepala dinas sangat prihatin.

“ Kenapa kok sampai terjadi seperti itu. Dan atas kejadian tersebut rekanan atau pihak ketiga harus bertanggungjawab, karena belum adanya serah terima dari pihak rekanan kepada dinas “, ungkapnya, meski untuk sementara ini belum bersedia untuk menyebutkan nama CV atau nama rekanan yang mengerjakannya.

“ Persoalan ini sudah kami serahkan semuanya ke Komisi IV DPRD kabupaten Tegal yang akan menangani, sehingga untuk bisa mendapatkan konfirmasi bisa dilakukan dengan satu pintu”, ungkap Edy Pramono.

Sementara itu, atas kejadian tersebut, salah seorang anggota Komisi IV DPRD kabupaten Tegal, Dakir, SH menandaskan, yang harus bertanggungjawab adalah Dikpora dan rekanan, karena kejadian tersebut sangat membahayakan.hdb/sh/r.

Di KPUD kabupaten Tegal Dari 17 Baru 8 Parpol Yang memenuhi Syarat

Written By suararakyat on Wednesday, September 12, 2012 | 10:07 AM

Kasubag Humas KPUD kab Tegal, Sumito
Slawi, (srtegal news) – Tiga hari sebelum pendaftaran Partai Politik (Parpol) ditutup, di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) kabupaten Tegal ramai didatangi banyak parpol untuk mendaftarkan. Hingga sekarang hanya sebanyak 17 Partai Politik yang sudah terdaftar di KPU kabupaten Tegal, dan dari 17 parpol tersebut hanya baru 8 parpol yang sudah memenuhi persyaratan yang siap diverifikasi.

Kedelapan parpol yang dinyatakan memenuhi syarat  meliputi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), PKNU, PKS, Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan dan PKPI dan Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Namun dari ke 17 Parpol tersebut belum tentu bisa ikut karena masih harus melalui proses verifikasi faktual.

Menurut Kasubag Humas KPUD kab Tegal, Sumito, bahwa total jumlah parpol secara nasional yang sudah berbadan hukum sebanyak 73 Parpol. Namun yang terdaftar hingga sekarang hanya sebanyak 46 partai politik saja.

“Bagi parpol yang belum melengkapi berkas persyaratan yang ada, masih ada kesempatan untuk melengkapinya hingga tanggal 29 September, dan jika dalam proses verifikasi faktual belum atau tidak terpenuhi maka harus ada hak jawab dari parpol tersebut”, tambah Sumito kepada srtegal news.
Pada saat hari terakhir pendaftaran di KPUD, ada salah satu parpol yaitu partai Serikat Rakyat Independen (SRI), yang diketuai oleh Riyanto dan berkantor di desa Padaharja, kecamatan Kramat, kab Tegal yang komplen dan meminta kebijakan dari KPU kab Tegal supaya bisa diterima pendaftarannya.

Mulyono Sukandar, yang merupakan korwil partai SRI di karesidenan Pekalongan, mengatakan bahwa seperti permintaan dari KPUD kabupaten Tegal harus ada foto copy KTA minimal 10 lembar, namun kami hanya membawa berkas kepengurusan saja, dan rencana akan kami lengkapi sebelum waktu yang ditentukan yaitu sebelum tanggal 29 September tersebut. Namun hasil konfirmasi kita kepada ketua KPUD kab Tegal tetap ditolak.

“Padahal harapan kami semoga partai kami bisa diterima seperti di kota dan kabupaten lain, seperti di KPUD kodya Tegal, KPUD Pemalang, dan KPUD Pekalongan, dengan membawa berkas yang sama”, harap Mulyono.

Dijelaskan oleh kasubag Humas KPUD kab Tegal, Sumito, bahwa terkait dengan partai SRI kenapa kita menolak untuk partai tersebut mendaftar, karena tidak memenuhi persyaratan, seperti foto copy KTA tidak ada sama sekali dan Cuma membawa SK kepengurusan saja, oleh karena itu KPUD kab Tegal menolaknya.

“Kami juga tegas menolak bagi parpol yang terlambat mendaftar, seperti kemarin hari Sabtu (8/9), sudah jelas-jelas waktu pendaftaran sudah habis hanya hingga 7 september, namun ada salahsatu parpol yaitu partai PPRN datang ke KPUD kab Tegal untuk mendaftar dan kami menolaknya”, tegas Sumito ketika melakukan perbincangan dengan srtegal news baru-baru ini.hdb/r.