Tegal, (srtegal news) – Kalau kita tidak ikut mencermatinya, kita tidak bakalan tahu, bahwa perjalanan dan kehidupan dunia sastra kita hanya berjalan di tempat alias stagnasi. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya masih kurangnya minat baca di kalangan masyarakat kita dan sangat terbatasnya waktu yang diberikan sekolah kepada masing-masing anak didik untuk mempelajari sastra.
Hal ini diungkapkan secara pribadi oleh Bontot Sukandar, salah seorang sastrawan Tegal yang kategori masuk di jajaran papan atas, yang meskipun mempunyai kedudukan penting di Dewan Kesenian, baik di kota Tegal maupun di tingkat jateng, namun keberatan untuk disebutkan.
“ Saya bicara ini mewakili pribadi lho bukan atas nama dewan kesenian kota Tegal maupun tingkat jateng. Sebab saya khawatir ada pihak atau teman yang marah “, ungkapnya.
Selanjutnya dia menguraikan, bahwa hal semacam ini terjadi bukan pada waktu belakangan ini, namun terjadi sudah sejak lama. Jangankan masyarakat biasa, seperti kalangan pelajar sendiri sangat kurang mempelajari dan mengetahui tentang sastra, lantaran sangat terbatasnya waktu yang diberikan guru dalam memberikan mata pelajaran sastra. Kenapa demikian ? kata Bontot, lantaran sekolah sudah masuk system, segala sesuatunya dibatasi, sedang guru sifatnya hanya memberikan pelajaran seperti yang diperintahkan atasan atau sekolah.
“ Melihat kondisi seperti itu saya pribadi sangat prihatin, karenanya pernah saya usulkan ke dewan kesenian, agar dewan kesenian pro aktif dalam memberikan peluang kepada pelajar atau sekolah- sekolah. Dewan kesenian pun menyebarkan surat ke sekolah- sekolah, dimana sekolah yang membutuhkan pelajaran sastra yang lebih mendalam untuk mengirimkan surat permohonan yang dilayangkan ke dewan kesenian, namun pada kenyataannya hal ini tidak mendapat perhatian hingga sekarang ini “, ungkapnya lagi.
“ Jadi hingga sekarang ini dunia sastra kita hanya hidup secara alamiah, bukan akademisi. Barangkali bisa untuk dijadikan salah satu bukti, saya pernah menanyakan sejumlah nama sastrawan di tanah air kepada salah seorang mahasiswa sastra dan bahasa di salah satu perguruan tinggi di Tegal, ternyata si mahasiswa itu tak mengenal nama salah satu sastrawan pun, padahal banyak nama-nama sastrawan kita yang terkenal, seperti nama WS Rendra. Chairil Anwar dll. Ini sungguh keterlaluan “, sesal Bontot saat melakukan perbincangan dengan srtegal news di ruang kegiatannya di gedung dewan kesenian Tegal, baru- baru ini.tio/sh/r.