Tegal, (srtegal news) - Agaknya selama kurun waktu sekian tahun terakhir ini, orang ingin menjadi walikota/ bupati begitu gampangnya, cukup memiliki uang maka akan besar kemungkinan bisa terpilih manjadi walikota/ bupati. Padahal untuk menjadi walikota mestinya memiliki tiga kriteria. Demikian kata Drs. Soekardjo Dulmadis, pengamat politik tinggal di kota Tegal yang disampaikan kepada srtegal news, ketika dia bersilaturahmi ke kantor redaksi media ini di Jl. Samadikun 12 Tegal, kemarin.
Ketiga kriteria tersebut menurut mantan politikus yang kini meninggalkan dunia politik itu. Adalah pertama seseorang tokoh atau yang ditokohkan oleh masyarakat, bisa seperti tokoh ulama, tokoh politik dan lainnya. Kedua dicintai oleh masyarakat. Dan ketiga harus memiliki “ kendaraan “ ( partai politik besar atau gabungan partai- partai kecil ) atau bisa saja dengan “ kendaraan “ independen dengan tanpa membagi- bagikan uang atau ponggol, kalau itu dilakukan, maka independensinya tidak ada kemurniannya.
Menurut penilaian Bung Kardjo ( panggilan akrab bagi Soekardjo Dulmadis ), jika politik dilakukan dengan uang atau dengan istilah Berjuang ( Beras baju dan uang ), maka itu sama halnya dengan pembodohan politik terhadap masyarakat dan menyimpang dari Pembukaan UUD 1945.
“ Kami melihat kenyataan yang terjadi yaitu berpolitik dengan “ Berjuang “, sungguh sangat prihatin, sebab jika sampai bisa terpilih menjadi walikota/ bupati, maka disanksikan yang bersangkutan akan bisa memimpin atau tidak ? “ ungkap Bung Kardjo.
Ketika ditanya ke depan siapa kira- kira yang pas untuk menjadi walikota di kota Tegal ? Bung Kardjo untuk sementara belum bersedia untuk menyebutkannya. Karena disamping masih terlalu dini, juga sangat privasi. Tapi yang pasti adalah mereka yang memenuhi tiga criteria tadi, katanya ketika mengakhiri perbincangannya dengan srtegal new, baru- baru ini.sh/tio/r.