Kasi Kurikulum Dikmen, Suratmo |
Parahnya lagi bahwa buku bantuan referensi perpus untuk SMK itu ternyata didalam perubahan APBD II 2012 tersebut DPA-nya tidak muncul alias dihapus, dan anehnya buku sudah tersebar kesekolah SMK penerima bantuan hibah yang diedarkan oleh rekanan yang mengerjakan melalui dewan.
Menurut Kasi Sarpras Dikmen dinas Dikpora kabupaten Tegal, Hary Sucianto, melalui stafnya, Eko, bahwa dinas tidak tahu kalau buku yang dimaksud sudah dibagikan ke sekolah SMK, dinas baru mendengar informasi kalau buku tersebut sudah tersebar dan dinas juga mendapat informasi dari salahsatu kepala sekolah SMK yang sempat berkonsultasi terkait buku dimaksud.
“Kami mendengar informasi tersebut dari teman-teman dinas yang katanya juga informasi ada beberapa temen media yang menanyakan ke Kasi Kurikulum Dikmen, yaitu pak Suratmo, bahwa buku yang dimaksud sudah tersebar dan diterimakan ke sejumlah sekolah SMK”. Ujar Eko kepada srtegal.com saat ditemui diruang kerjanya.
Menurut Karyoto, staf Kasi Sarpras Dikmen, yang kebetulan menangani kegiatan APBD II, saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, menjelaskan. bahwa memang dalam APBD II regular DPA kegiatan tersebut sempat muncul dan ada, namun didalam APBD II Perubahan DPA kegiatan itu tidak ada alias hilang tidak dianggarkan, yang rencana anggaranya adalah sekitar Rp.25 Juta.
“Aspirasi masuk anggaran dan itu sebelum adanya perubahan APBD II DPA muncul, namun setelah digeser ikut didalam perubahan jadi DPA tidak ada atau dihapus”, ungkapnya.
Bantuan hibah buku aspirasi itu nilai anggarannya rencana Rp.25 Juta dan rencananya akan dibagikan ke sekolah yang menerima, yaitu SMK Ailiyah Kambangan dan SMK Al Yaman kecamatan Lebaksiu kabupaten Tegal.
Sementara itu Kasi Kurikulum Dikmen Dikpora, Suratmo, mengatakan, bahwa tersebarnya buku-buku itu diduga salah sasaran, karena buku yang disebar atau dibagikan yang seharusnya untuk siswa SMK, ternyata buku yang dibagikan tersebut adalah buku milik siswa SD dan bekas, karena didalam sampul depan terdapat cap/ stempet salah satu sekolah SD,
“Kalau bisa sesegera mungkin buku tersebut ditarik kembali, karena tidak sesuai dan tidak tepat sasaran”. Tegas Suratmo.hdb/r.