Home » » Dunia pendidikan Dilematis Keberadaan Kelas Inklusi Perlu Ditinjau Ulang

Dunia pendidikan Dilematis Keberadaan Kelas Inklusi Perlu Ditinjau Ulang

Written By suararakyat on Friday, November 9, 2012 | 10:27 AM

Guru SMPN 9 dan ank penderita autis
Tegal, (srtegal.com) - Secara professional profesi seorang guru adalah mendidik siswa dalam manggapai cita- citanya melalui pendidikan, prestasi dan pengembangan sekolah hingga memiliki predikat lebih baik. Seperti  SMPN 9 Kota Tegal yang sekarang berbasis SSN ( Sekolah Standarisasi Nasional).
Namun bila langkah profesi tersebut secara mendadak harus menguasai pola pendidikan lebih khusus terhadap siswa kategori autis maupun hiper aktif ataupun abnormal dalam kelas inklusi, tampaknya menjadi PR baru yang harus dilaksanakan karena harus dihadapkan antara system pembelajaran dalam menghadapi psikolgi siswa normal dan kategori autis.

Hal tersebut tampaknya perlu ditinjau ulang pemerintah, pasalnya pola penerimaan siswa normal dan autis jelas berbeda, sehingga memaksa kami menguasai pembelajaran khusus dalam menyikapinya, satu sisi kami merasa terganggu bahkan siswa juga seperti itu satu sisi kami harus menjalankan tugas tersebut karena dibawah kelas inklusi ber SK Walikota. Setidaknya pemerintah juga menyediakan guru yang memiliki alur pendidikan kemampuan khusus terhadap siswa seperti itu sehingga keberadaan kelas inklusi bisa berjalan selaras dengan kelas biasa.

Kalupun ada study banding terkait kelas inklusi ke daerah lain seperti kemarin ( Rabu,7/11) ke Solo, seharusnya diberlakukan untuk guru pengajar bukan pengurus. Karena pengurus kelas inklusi tidak mengajar mereka.
Hal tersebut disampaikan wakil kepala sekolah SMPN 9 Kota Tegal, Widayati Spd kepada srtegal.com ketika ditemui diruang kerjanya( Kamis 8/11).

“ Kami kadang kasihan dengan siswa inklusi karena harus menerima ejekan, demikian pula yang normal merasa terganggu karena sifat dan sikap kelas inklusi yang mendadak bertingkah aneh. Kami harus bisa mengarahkan siswa agar satu sama lain bisa saling menerima, namun demikian guru berkemampuan khusus seharusnya di adakan untuk bisa membantu kami, namun sebagai seorang guru disinilah kami harus berlaku lebih sabar dan professional, sekedar menyampaikan saja, apakah tidak seharusnya pemerintah menyediakan sekolah khusus bagi mereka sesuai dengan jenjangnya ”, tambahnya.dn/r
Share this article :