Slawi, (srtegal.com) – Langkah meminimalisir jatuhnya
korban, khususnya pemudik yang melintas di jalur lintasan KA tanpa palang
pintu, bakal ditempuh Dishubkominfo Kabupaten Tegal. Setidaknya upaya
menggandeng dan memberdayakan petugas Linmas akan dilakukan untuk menjaga
sedikitnya 25 titik perlintasan.
Kepala
Dishubkominfo Kabupaten Tegal, Fajar Rokhwidi SIP didampingi Kabid Keselamatan
Transportasi Sarana dan Prasarana (KISP) Tien Mei Antyas SH MM menegaskan,
pihaknya juga akan menebar pemasangan spanduk peringatan 100 meter sebelum
lintasan yang tak berpalang pintu untuk membangun tingkat kewaspadaan pengguna
jalan.
“Dipastikan
H-7 lebaran titik perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang dilewati jalur
alternative akan dijaga petugas Linmas. Hasil pengamatan di lapangan tercatat
ada 25 titik perlintasan tanpa palang pintu yang dipastikan akan dilewati
pemudik sebagai jalur alternatif,” tegasnya, kepada srtegal.com, beluk lama ini.
Pihaknya
tidak memungkiri, minimnya anggaran yang diterima Dishubkominfo membuat rencana
pengadaan palang pintu di lintasan kereta tak berpalang terkendala. Dari
kalkulasi menyeluruh saat ini ada sekitar 84 lintasan tak berpalang pintuyang
suatu saat bisa membahayakan setiap pengendara bila tidak waspada melintasi
kereta tersebut. Jumlah itu termasuk lintasan kereta api yang berada di jalur
tikus.
“Jumlah
total lintasan tak berpalang pintu kita prioritaskan 25 lintasan untuk dijaga
anggota Linmas selama musim mudik di tahun ini. Khususnya di jalur double track
yang banyak terdapat di jalur pantura,” cetusnya.
Dia
mengakui, untuk jalur selatan relative aman, namun meski dilewati kereta api
dalam skala kecil, justru di sana paling banyak terjadi insiden kecelakaan.
“Ini karena warga atau pengendara yang melintas di situ mengira kondisi jalan
sepi dan tak menduga aka nada kereta yang melintas. Upaya yang bisa kita
lakukan saat ini hanya sebatas pemasangan lampu kedip dan lampu peringatan di
sana,” ujarnya.
Keduanya
mengakui, pemasangan lampu kedip sekaligus papan peringatan di lintasan tak
berpalang sempat dilakukan di tiga titik. Ketiga titik tersebut masing-masing
di Desa Pesarean, Kebasen, dan Babakan.
“Kami menyadari dibutuhkan anggaran yang tidak
sedikit untuk menyediakan palang pintu di lintasan itu, juga menyangkut biaya
untuk penjaga pintu. Di mana kabupaten memiliki kawasan yang luas, sehingga
alokasi untuk pengadaan harus menunggu keluasan anggaran yang ada,” pungkasnya.
hdb®