Pemalang, (srtegal.com) -
Sumber mata air baru yang dapat mengatasi kekeringan dan kesulitan air bersih
yang saat ini sedang melanda wilayah Kecamatan Pulosari, Pemalang ditemukan
warga. Denagan adanya temuan tersebut tahun 2014 sudah tidak akan kesulitan,
ketika musim kemarau untuk mendapatkan air bersih.
Camat Pulosari, Drs Bagus Priyanto Mukti Wibowo,
mengungkapkan, sumber mata air baru itu telah dicek bersama-sama oleh warga dan
muspika. Kemudian telah diusulkan dalam musyawarah rencana pembangunan
kecamatan (musrencam). Hasil dari musrencam itu sumber mata air akan
dimanfaatkan dengan anggaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
tahun 2014 sebesar sekitar Rp 6 miliar.
Sumber air yang ditemulkan itu terletak di Jurang Mangu yang
lokasinya berjarak sekitar 3 km dari desa, yang mampu mengaliri sekita 12 desa.
Karena atusiasnya masyarakat khususnya di kecamatan tersebut, ingin terhindar
dari musibah kekeringan, dan masyarakat mengidamkan air bersih yang mudah
didapat. Sehingga masyarakat di kecamatan tersebut mau berswadaya untuk
membangun jalan, agar pengangkut material lebih mudah, karena perjalanan menuju
ke sumber air memerlukan perjalanan sekitar 6 jam.
“Jika sumber itu bisa dimanfaatkan maka kesulitan air bersih
pada musim kemarau di Pulosari akan bisa teratasi. Insya Allah pada 2014 tidak
ada lagi warga yang kesulitan air bersih,” ujarnya, kepada SR belum lama ini.
Menurutnya, sekarang kesulitan air bersih diatasi kecamatan
dengan memberikan bantuan air bersih kepada warga secara bergiliran lima hari
sekali. Bantuan tersebut tidak bisa mencukupi keseluruhan kebutuhan air bagi
penduduk di 12 desa di Pulosari. Namun jika sumber mata air tersebut
difungsikan tidak akan ada lagi kesulitan air.
Sumber mata air yang dimaksud berada di Desa Jurangmangu,
berada pada medan yang sulit ditempuh. Selama ini belum pernah dimanfaatkan
oleh warga, karena medan yang sulit. Warga lebih senang mengambil air di
Karangsari. Padahal sumber air di Jurangmangu itu memiliki debit yang lebih
besar, mencapai 7 liter per detik.
Sebanyak 8 desa dari
12 desa yang ada di Kecamatan Pulosari sejak Juni lalu mengalami kesulitan air
bersih. Setiap hari bantuan air dikirim ke 8 desa itu dengan dua truk tangki
kapasitas 5.000 liter. Namun karena terbatasnya armada tidak bisa menjangkau ke
seluruh titik setiap harinya.
Penduduk setempat Karniti (40) menuturkan, keinginan warga
bisa mendapatkan air setiap hari. Namun karena tidak bisa terpaksa membeli dari
pedagang dengan harga Rp 4.000/pikul/60 liter. Itupun hanya bisa digunakan
untuk memasak, minum dan mandi sekali.
Sementara Kepala Desa Siremeng, Kecamatan Pulosari, Solichin
mengatakan, warga di wilayah desanya juga mengalami hal serupa. Dalam musim
kemarau yang berlangsung selama 6 bulan untuk membeli air warga mengeluarkan
dana setara dengan dua ekor kambing.her®