Home » , » Tingkat Kecelakaan Kerja di Laut Jadi Perhatian Lanal

Tingkat Kecelakaan Kerja di Laut Jadi Perhatian Lanal

Written By suararakyat on Tuesday, May 20, 2014 | 11:14 PM

Tegal, (srtegal.com) - Tingkat kecelakaan kerja di laut menjadi perhatian serius Lanal Tegal, karena dalam kecelakan di laut tersebut terkesan sudah menjadi tren yang menyebabkan banyak korban jiwa. Sudah lebih dari 10 kejadian terhitung sejak 2013 -2014 ini. Hal itu disampaikan pejabat lama Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Tegal, Letkol Laut (P) Joko Triwanto, usai serah terima jabatan (Sertijab), Selasa (20/5) kemarin.
“Seperti kecelakaan di laut pada jelang lebaran Hari Raya tahun 2013 lalu, yang mengakibatkan korban jiwa hingga 14 orang. Dengan banyaknya kejadian kecelakaan tersebut, kita akan meningkatkan lagi tentang pembinaan dan penyuluhan keselamatan dan juga hukum tentang keselamatan kerja,” tegasnya.
Sementara pelanggaran-pelanggaran yang kerap terjadi, menurut Joko, hampir mayoritas tentang dokumen-dokumen kapal yang tidak lengkap jika akan berlayar. Terkait dengan sanksi tetap dilakukan, dan disanksi berat bagi pelanggar tersebut.
“Sanksi yang diterapkan, kita menggunakan perundang-undangan yang ada. Namun sementara ini pelanggaran tersebut masih dalam batas kewajaran, sehingga kita hanya menindak dengan cara menegurnya,” ungkapnya.
Sementara pejabat baru Danlanal Tegal, Letkol Laut (P) Isswarto mengatakan, pelanggaran-pelanggaran yang terjadi oleh nelayan yang notabene masyarakat sendiri dengan melaut, berarti mereka sudah mempunyai atau mengantongi persyaratan dari darat. Namun saran dari Lanal bagi mereka yang melaut harus segera memenuhi persyaratan sebelum melaut, karena itu merupakan kepentingan mereka-mereka juga.
Makanya, sambung Isswarto, pembinaandan penyuluhan yang diberikan kepada nelayan akan terus dilanjut dengan menggandeng sejumlah instansi dan pemerintah setempat. Termasuk pula memberdayakan keberadaan Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) binaan Lanal.
Rencananya, kata Isswarto, pembinaan tersebut lebih mengarah kepada hukum dan undang-undang yang berlaku di perairan. Sebab, masih banyak nelayan yang belum paham betul terhadap hukum perairan. Salah satu contohnya untuk mengurus dokumen kapal sebagai salah satu syarat izin berlayar.
Tidak hanya itu, tambah Isswarto, program green belt atau sabuk hijau juga akan dilanjutkan karena mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan. Program ini diakuinya mampu menekan terjadinya abrasi di Pantai Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang hingga Kabupaten Batang yang merupakan wilayah kerja Lanal.
“Kami siap melanjutkan kinerja pimpinan terdahulu dengan menggunakan sistem yang tidak jauh berbeda. Pasalnya, memimpin sama saja menonjolkan jiwa seni yang dimiliki setiap manusia. Memimpin satu kesatuan adalah seni, sudah ada garis lurusnya, tinggal bagaimana kita mengkuti alurnya,” pungkasnya. Dn(R)

Share this article :