Latest Post

SMK Farmasi YPIB Brebes, Sekolah Berprestasi

Written By suararakyat on Tuesday, May 26, 2015 | 7:05 PM

Brebes, ( srtegal.com) - SMK farmasi YPIB patut dikatakan sekolah yang syarat berprestasi, dimana kenyataannya saat ini mampu mendapat peringkat ke-8 dari 86 SMK yang ada di seluruh Kabupaten Brebes. Hal itu di sampaikan Kepala SMK Farmasi-YPIB, M. Imdad Azizy, S.Pd, saat memberikan sambutan dalam acara wisudawan/wisudawati kelulusan angkatan tahun pelajaran 2014-2015 di auditorium gedung Korpri Brebes. Sabtu (23/5).
Lebih lanjut M. Imdad Azizy menjelaskan, sekolah yang saat ini berdiri di bekas gedung sebuah rumah sakit, JL.Raya Brebes Jatibarang, dan bercerita bahwa saat ini SMK F YPIB Brebes telah memulai pembangunan sebuah gedung baru, dengan kapasitas 21 kelas.
Dirinya berharap dukungan dari semua pihak agar pembangunan gedung baru bisa berjalan sesuai yang di harapkan, serta menghimbau kepada seluruh jajaran dewan guru, agar tetap ditingkatkan dalam memberikan dan mengajarkan suatu ilmu kepada anak didiknya, jadikanlah motivasi dalam memberikan kontribusi pada pembangunan yang berkualitas”Terangnya.
  “Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, mudah-mudahan SMK F-YPIB Brebes  lebih baik lagi serta mampu memberikan  kontribusi  dan peran penting untuk kemajuan Brebes, melalui penerapan pendidikan yang berbasis pada kesehatan, serta mampu mencetak insan-insan yang berkualitas, khususnya di bidang kesehatan”.Tambahnya lagi.
Rasa syukur atas pencapaian selama ini, lebih lagi selama berdirinya SMK F-YPIB Brebes 7 tahun silam, tradisi kelulusan 100% mampu di pertahankan pada kelulusan angkatan ke-V  tahun pelajaran 2014-2015 ini, “dari 3 program yang ada ,yaitu Farmasi, Analisis Kesehatan ,dan Keperawatan kesemuanya lulus 100%” bebernya.
Dan kelulusan dari jumlah siswa kelas XII Farmasi 12 siswa, Keperawatan 25 siswa, jadi total yang telah diwisuda sebanyak 37 siswa. Dimana ada Dua siswa yang sangat membanggakan dalam prestasinya, yaitu Rangking I kelas XII Farmasi bernama, Linda Purnamasari, dan Rangking I kelas XII Keperawatan bernama Ema Amalia.
 Kepala sekolah menambahkan bahwa SMK F-YPIB Brebes juga telah melakukan kerjasama yang baik dengan beberapa Perusahaan Farmasi dan beberapa Rumah Sakit, supaya siswa-siswi yang lulus tahun ini rencananya akan di arahkan ke beberapa perusahaan dan rumah sakit tersebut.
Acara wisuda yang di gelar di gedung korpri juga telah dihadiri para walimurid, dan di isi dengan rangkaian kegiatan berbagai kreativitas seni serta lomba tatabusana, dengan menampilkan busana khas batik Brebesan yang  mewarnai para peserta lomba tata busana, para peserta lomba berjalan berlenggak lenggok di atas caltwalk.Gofar(R)




Ratusan Warga Geruduk Kantor Bupati Brebes

Brebes, (srtegal.com) – Ratusan warga yang mengatasnamakan warga Desa Bojongsari Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes beramai-ramai mendatangi kantor Bupati Brebes, Hj. Idza Priyanti SE, beliau diminta tegas terhadap keberadaan pabrik garmen milik PT Kyung Sung Global, yang berlokasi dilingkungan tempat tinggal warga tersebut.
Kedatangan ratusan warga beralasan jika pabrik garmen itu dilanjutkan pembangunannya, bisa menyerap ribuan warga setempat untuk bekerja di pabrik sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di wilayah Brebes pada khususnya, tetapi sementara ini terpaksa ditutup Satpol PP Pemkab Brebes, karena dianggap perizinannya bermasalah. 
“Menurut aktivis LSM Brebes, Balok Kadarisman bersama ratusan warga Desa Bojongsari saat melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Brebes, di Jalan P Diponegoro, yaitu untuk mendesak sekaligus menuntut kepada Bupati Brebes, agar pabrik garmen di Desa Bojongsari untuk dilanjutkan pembangunannya. Sebab, sementara ini sudah ada sekitar 1.500 warga yang mendaftar menjadi pekerja di pabrik tersebut. Karena itu, warga sangat berharap agar pabrik dilanjutkan, sehingga warga bisa bekerja di tempat tersebut”.Tegasnya. Senin(25/5).
"Tuntutan kami pabrik harus terus dilanjutkan pembangunannya, sehingga sebanyak 1.500 calon pekerja yang berasal dari Desa Bojongsari dan sekitarnya bisa bekerja di parbrik tersebut," tambahnya.
"Bupati dalam menyikapi hal ini harus tegas, kalau terkait perizinan pabrik diduga bermasalah, kami dan warga tidak mau tahu. Yang jelas, warga sudah sangat berharap bekerja di pabrik tersebut. Ini tentu Bupati harus tegas menyikapinya," Tegasnya.
Usai lakukan orasi, perwakilan selanjutnya beraudiensi dengan Asisten I Sekda Pemkab Brebes, Suprapto yang didampingi Kepala Bappeda Pemkab Brebes, Joko Gunawan dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Brebes Nusy Mansyur sembari menunggu kedatangan bupati yang sedang mengisi peresmian Shelter PKL di alun-alun Brebes. 
Selang berapa lama Bupati Brebes, Idza Priyanti tiba di kantor, dan meminta supaya ada perwakilan dari aktivis untuk diajak berdialog diruang kerjanya. Dalam menanggapi tuntutan warga tersebut bupati menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima apa yang menjadi aspirasi warga Desa Bojongsari. 
"Kami merespon apa yang menjadi aspirasi warga ini, dan kami akan segera menindaklanjutinya dengan melakukan kajian terlebih dahulu, sehingga proses pembangunan pabrik itu sesuai aturan normatif," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya telah memerintahkan instansi terkait untuk melakukan kajian terhadap persoalan yang menyangkut keberadaan pabrik garmen tersebut, agar segera berkoordinasi dengan provinsi dan pemerintah pusat. Langkah tersebut agar diperoleh solusi yang tepat. Tio(R)

SMK Ma’Arif NU 01 Wanasari-Brebes Mencetak Insan Produktif, Adaftif dan Inovatif

Brebes, [srtegal.com] - Peluang dunia usaha dan industri serta usaha mandiri yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan era globalisasi, semakin ketatnya pula peluang dalam mencari suatu pekerjaan, tetapi untuk mengisi kebutuhan dunia usaha atau industri pada saat ini atau yang akan datang diperlukan Sumber Daya Manusia [SDM] yang telah di bekali pengembangan diri pada bidang keahlian.
Sekolah Menengah Kejuruan[SMK] sebagai sekolah yang mencetak, menyiapkan siswa untuk memenuhi lapangan dunia kerja, menjadi salah satu di antara sekolah-sekolah yang lain dalam menyiapkan lulusan-lulusan siswa yang berkompetensi.
Adalah SMK Ma’arif NU 01 Wanasari-Brebes, dengan visi-misi mewujudkan pendidikan berwawasan global, bersaing dalam tehnologi, frofesional dalam bekerja, berkompetisi, menjadi insan yang froduktif, adaftif, inovatip, mandiri dan beriman serta dapat memasauki lapangan kerja melalui pengembangan Iptek dengan pencerahan Imtak.
Menurut  Ali Fauzan,MH. Kepala SMK Ma’arif NU 01 Wanasari Brebes,saat gelar acara  wisudawan/wisudawati dan Harlah SMK Ma’arif NU 01 Wanasari Brebes,di ruang auditorium kampus UMUS Brebes sampaikan,” Dalam menjembatani antara pelaku industri dengan para siswa siswinya, SMK Ma’arif NU 01 Wanasari telah melakukan MoU dengan beberapa perusahan besar. Hal ini di lakukan agar supaya siswa-siswi yang telah melalui pendidikan di SMK Ma’arif Wanasari dan belum ada kesempatan melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bisa langsung tersalurkan ke dunia kerja” ucapnya. Belum lama ini.
Acara wisudawan/wisudawati angkatan tahun 2014-2015 yang di meriahkan dengan berbagai tampilan kegiatan, juga di gelar acara potong tumpeng untuk memperingati Hari Lahir SMK Ma’arif NU 01 Wanasari.
Ali Fauzan MH, dalam sambutanya juga sampaikan rasa terimakasih kepada yayasan dan semua pihak terkait, yang telah mempercayakan dirinya untuk memimpin SMK Ma’arif NU 01 Wanasari, dan berharap dukungan semua pihak agar SMK Ma’arif NU Wanasari mampu memberikan yang terbaik di segala bidang.
SMK yang bernaung di yayasan Ma’arif NU dalam acara wisudawan/wisudawati juga hadir para tokoh-tokoh NU, seperti ketua DPC NU Brebes H.Ataoilah, pengurus MWC NU Wanasari serta anggota DPRD Kabupaten Brebes dari PPP,H.Khumaedi.dan ketua KUA Brebes.
Dalam kesempatanya H.Athoilah berpesan  kepada siswa-siswi SMK Ma’arif Wanasari, agar bisa dan mampu menerapkan ilmu yang di dapat untuk kehidupan lebih baik dan berharap tetap berkontribusi  melalui kegiatan apapun untuk kemaslahatan umat.
Dirinya juga ingatkan bahwa pendidikan dan kesehatan suatu faktor penting dalam membangun bangsa dan negara, oleh dari itu ia menghimbau kepada anak didik yang hadir, untuk tetap menggali ilmu, yang bisa di dapat dari suatu  pengalaman kerja maupun suatu jenjang pendidikan dan jangan terjerumus narkoba, Harapnya.Roni (R)


SMP Negeri 03 Songgom Sekolah Kampung Namun Sarat Prestasi

Brebes, (srtegal.com) - Meski hanya berada di kampung, jauh dari hingar bingar deru mesin dan hanya di apit luasnya hijau mata memandang,SMPN 03 Songggom  mampu menyetak siswa siswi yang berprestasi,seperti yang di sampaikan Tri Budhi Hermanto bidang kesiswaan,tradisi SMPN 03 Songgom adalah mampu meluluskan 100% siswanya.
Prestasi yang pernah disabet di berbagai event, baik di bidang akademik maupun non akademik juga tak kalah dengan sekolah-sekolah unggulan yang berada di kota, seperti dalam keikutsertaan dalam lomba Popda dan O2SN ,siswanya mampu menyabet juara tingkat Kabupaten, bahkan menurutnya prestasi yang di raih juga ada pada pendidiknya ,yaitu lomba karya tulis ilmiah tingkat propinsi,yang berhasil meraih juara III tingkat propinsi Jawa Tengah ,atas nama saya sendiri”.Bebernya. Belum lama ini.
Pada tahun ajar 2014-2015 Tri Budhi Hermanto juga berharap siswa- siswinya bisa lulus dan tetap melanjutkan ke jenjang berikutnya serta mampu mempertahankan tradisi kelulusan 100%. Harapnya, Saat gelar acara pelepasan siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 3 Songgom tahun pelajaran 2014-2015.
Tri Budi juga sampaikan bahwa menurut pantauan dan survai yang di lakukan ,siswa kelas IX SMPN 03 Songgom yang telah lulus tahun ini, walaupun belum menerima pengumuman kelulusan ujian nasional, namun dalam melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya di sekolah-sekolah yang menjadi pilihan, para siswa telah di terima di sekolah tujuan. 
Sukirman Kepala SMPN 03 Songgom,  “meskipun sekolah kami hanya sekolah kampung dan berada di tengah sawah, namun dengan tekad kami yang ingin menerapkan standar pendidikan yang berkualitas, secara propesional memberikan pembelajaran yang efektif ,serta mengoptimalisi kompetisi, mudah-mudahan anak didik kami menjadi anak yang mampu mengaktualisasi diri”.  terangnya.
Dan kami berharap, Lanjutnya lagi, siswa kelas IX SMPN 03 Songgom yang telah lulus dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan bisa melanjutkan pendidikan paling tidak bisa mencapi 80%”.Harapnya.
“salah satu motivasi yang di berikan pihak sekolah bagi siswa yang ber prestasi adalah pemberian reward sebagai tanda suport untuk bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi”. Tambahnya lagi.
204 siswa kelas IX dari 770 siswa SMP  Negeri Songgom saat ini telah melalui proses belajar selama 3 tahun dan saat ini dalam acara pelepasan siswa IX yang mendapat dukungan dari BPD Jateng dan kemitraan beberapa sekolah lanjutan menegah, acara yang di gelar di pelataran SMPN 03 Songgom berlangsung meriah, berbagai kreativitas seni  yang di bawakan siswa-siswinya mengiringi rangkaian acara.
 Tri Budi Hermanto yang juga sebagai ketua panitia penyelenggara, dirinya sangat mengapresiasikan peran serta masyarakat, menurutnya kegiatan bisa berjalan dengan lancar tidak lepas dari peran serta masyarakat dan komite.Roni (R)

Bupati Brebes Resmikan Shelter PKL

Brebes,(srtegal.com) - Wajah sumringah terlihat dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) Kabupaten Brebes karena telah mendapatkan tempat yang layak buat jualan. Mereka mendapatkan pangkalan tetap (shelter) yang representative bantuan dari Kementerian Koperasi dan UMKM RI. Sehingga terhindar dari panasnya terik matahari dan guyuran hujan serta tempatnya juga bersih dan rapi. 
Sebanyak 50 shelter PKL Kabupaten Brebes diresmikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE di Kompleks Alun-alun Brebes, Senin (25/5/15). Shelter tersebut diperuntukan bagi PKL  di Kota Brebes agar tidak terkesan semrawut dan mendukung keindahan kota  demi tercapainya Brebes yang Bersih, Hijau, Indah, Aman dan Sehat.
“Lima puluh shelter, berlokasi di sepanjang timur alun-alun kota Brebes sebanyak 26 buah, sebelah timur kantor Telkom 10 buah, di Pujasera 8 buah dan di Monumen Juang 45,  sebanyak 6 buah,” tutur Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab Brebes Sutejo SE
Menurut Tejo, Program bantuan sosial ini merupakan implementasi kebijakan menteri Koperasi dan UMKM dalam dalam rangka peningkatan kapasitas usaha, ketersediaan sarana prasarana yang layak. Sehingga mampu mendukung peningkatan ekonomi daerah, kesejahteraan masyarakat serta tumbuhnya koperasi dan UMKM yang mandiri, produktif dan berdaya saing. “Dari 50 shelter tersebut menelan Rp 400 juta,” tuturnya.
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE turut gembira dengan dibangunnya shelter PKL. Dia berharap  para pedagang makin semangat untuk berusaha. Selain itu, untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan shelter sehingga nyaman bagi para pedagang maupun pembelinya, apalagi shelter tersebut berada di jantung kota. 
Idza juga merencanakan membangun UMKM Center untuk menampung produk-produk asli Brebes hasil kreativitas warga Brebes. Selain itu, perlunya pengembangan Rest Area di Tol Pejagan untuk memberi kesempatan istirahat para pengendara yang melintasi wilayah Brebes. “Produk UMKM asli Brebes harus terus disalurkan diberbagai center bisnis agar lebih melekat dihati masyarakat, sehingga makin maju dan berkembang,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Prov Jateng yang diwakili Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi Bima Kartika SH MH mengatakan, berdasarkan nawa cita pemerintahan Jokowi-JK pemerintah akan merevitalisasi 5000 pasar tradisional dan penataan puluhan ribu PKL di seluruh Indonesia.
Sebenarnya, penataan PKL di Jateng telah berlangsung sejak tahun 2003 hingga sekarang. Saat ini penataan PKL di Jateng berlokasi di 17 Kabupaten dengan nilai Rp 6,3 Milyar. Sedangkan Revitalisasi Pasar Tradisional sebanyak 34 pasar di 26 Kabupaten dengan nilai Rp 34,2 Milyar. 
Perlu diketahui bersama, lanjut Bima, bahwa tahun 2015 ini sudah memasuki tahun Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) dimana persaingan global dalam bidang ekonomi telah berlaku. Untuk itu peningkatan kualitas barang maupun sumber daya manusia perlu mendapat perhatian khusus. “Sebesar apapun bantuan pemerintah, kalau para pedagang tidak memiliki SDM yang kuat maka akan hangus akibat salah kelola,” tandas Bima.
Peresmian shelter PKL ditandai dengan pengguntingan pita dan pemotongan tumpeng. Suasana pembukaan berlangsung meriah karena diiringi dengan music dangdut dan bazaar dari pelaku UMKM di Kabupaten Brebes. Tio(R)

LCKI Mengawasi Pengelolaan Anggaran Desa

Written By suararakyat on Saturday, May 23, 2015 | 3:03 AM

Brebes, (srtegal.com) - Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia [LCKI] sebagai pengawas Independent [UU] No.6 tahun 2014 tentang desa, ikut mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan anggaran desa yang mengalami kenaikan cukup signifikan mulai tahun ini. Profesionalisme pengelolaan anggaran desa mulai dari perencanaan, serapan anggaran, hingga pelaporan berpotensi menjadi masalah.
Jika aparatur desa tidak memahami betul sistem dan mekanisme penggunaan anggaran dengan mengacu pada regulasi yang ada, maka dikhawatirkan banyak penggunaan anggaran yang tidak tepat. 
“Menurut Ketua Badan Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia[LCKI] wilayah Brebes Jawa Tengah Ali Tajudin,SH.MH, saat ini LCKI sedang menjalin komunikasi  terkait dengan pola penggunaan anggaran dana desa, yang pada tahun 2015 naik secara signifikan, nantinya LCKI akan ikut mengawasi dengan melakukan konfirmasi terkait anggaran pembangunan desa, hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi penyimpangan yang mungkin terjadi, baik unsur kesengajaan maupun ketidaktahuan”. Belum lama ini.  
 LCKI berpendapat,ada tiga poin yang harus di perhatikan terkait anggaran desa.
Petama:Sumber Daya Manusia[SDM]. SDM daerah harus di perbaiki, untuk bisa mengelola anggaran desa yang melimpah tahun ini, hal ini sangat erat berkaitan dengan indexs korupsi Indonesia yang masih tinggi dan birokrasi yang belum efesien.
Kedua :Perlunya pendampingan. Pemerintah pusat harus memberikan pendampingan bagi desa untuk memperkuat kelembagaan dan Sumber Daya Manusia [SDM].
Ketiga:Pengawasan. Pengawasan perlu di lakukan bukan hanya penyerapan anggaran, tetapi kualitas bentuk pembangunan juga harus di pantau, dan jika poin itu di lakukan maka efeknya bagi perekonomian desa akan positif dan mendukung ekonomi nasional.
Seperti di ketahui, Untuk memenuhi amanat Undang Undang [UU] no 6 tahun  2014 tentang desa, desa telah mendapatkan anggaran yang melimpah tahun ini, alokasi anggaran dana desa naik  signifikan  Rp11,7 triliun menjadi Rp20,8 triliun dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Perubahan [RAPBN-P] tahun 2015. Tio(R)

Selama 7 Bulan Jenazah Terkatung Di Luar Negeri


Brebes,(srtegal.com) - Sebutan pahlawan devisa yang di sematkan pada para pencari kerja di luar negeri, sepertinya belum mendapatkan perlindungan yang layak bagi mereka, banyaknya persoalan yang di hadapi dalam mencari penghidupan di negeri orang,  dari adat budaya, lingkungan serta bahasa yang berbeda, lebih lagi mana kala  tersandung masalah, hak yang seharusnya diterima belum di anggap layak.
Kali ini menimpa buruh migran asal desa Cihaur kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Dirinya yang bekerja sebagai buruh migran di Timur Tengah, dalam masa kerjanya mengalami kehamilan,  dalam masa persalinan dirinya meninggal dunia tetapi bayi yang di kandungnya selamat.
Persoalanya ketika keluarga yang ada di Indonesia menghendaki jenazahnya untuk dibawa pulang ke Indonesia, pengerah tenaga kerja TKI tidak ikut bertanggung jawab dan terkesan membiarkan.
 ”hampir 7 bulan keluarga saat ini menunggu jenazahnya bisa kembali ke Indonesia” Tutur Drs.H.Mukson, MM. Ketua DPD Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya [ASTAKARI] Wilayah Jawa Tengah. Belum lama ini.
“Melalui ASTAKIRA kami berusaha untuk memberikan bantuan pengurusan pemulangan jenazah, saat ini anak yang dilahirkan sudah bisa di bawa ke Indonesia dan mudah-mudahan dalam waktu dekat jenazah buruh migran tersebut bisa cepat di pulangkan” tambahnya. 
Drs.Mukson, menilai bahwa menurutnya para pencari kerja di luar negeri [TKI] sangat membutuhkan perlindungan, banyaknya TKI yang berhasil,  juga tidak jarang TKI yang bermasalah, semestinya pemerintah dan semua yang terkait punya tekad yang kuat dalam memberikan perlindungan bagi warganya.
Adanya peraturan satu pintu dan dengan sistem online dalam pemberkasan di harap mampu meminimalisir persoalan yang di hadapi buruh migran selama ini, Mukson berharap TKI yang dikirim ke luar negeri lebih  di prioritaskan pada skil atau, ketrampilan, serta bidang tertentu bukan pada sektor rumah tangga yang tentunya bisa membawa dampak yang lebih baik. 
”berikanlah pendidikan ketrampilan sebelum di kirim ke luar negri dan tempatkanlah pada sektor-sektor industri, peluang pada bidang ketrampilan masih banyak” Tegasnya.
Mukson juga mendukung langkah Pemerintah yang telah melakukan Moratorium ke negara-negara di Timur Tengah, langkah pemerintah di harapkan dapat melindungi warga negaranya yang mencari penghidupan di negara asing. Tio(R)

Ki Buyut sang Hipnotis Dari Sitanggal

Brebes, (srtegal.com) – Warga Brebes perlu berbangga dan bersenang hati karena telah mempunyai sosok seorang pemuda yang konon mempunyai kelebihan, bisa disebut indera keenam atau kemampuan lebih dibanding manusia pada umumnya. Dimana dia bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan juga mempunyai keahlian dalam hal menghipnotis.
Di kediamanya di RT 14 RW 01 desa Sitanggal Kecamatan Brebes saat kami menyambanginya sosok Ki Buyut [sebutan Eko Yulianto] terlihat berbeda dengan sebutanya, yang mana sosok Ki buyut yang kami temui ternyata masih terlihat muda dan gagah, tetapi siapa sangka sosok muda dan gagah tersebut ternyata memiliki kelebihan dari yang lain.Terlihat Ki buyut Eko sedang meragakan kelebihannya pada beberapa orang yang sepertinya sedang melakukan Hipnotis.
Menurut Eko Yulianto yang juga berprofesi sebagai pendidik di sebuah sekolah dasar yang ada di Brebes tersebut  mengatakan bahwa, ilmu yang didapatnya semata-mata bukan untuk menyombongkan diri dan untuk berbuat kezaliman, tetapi untuk menolong dan membantu bagi yang membutuhkan. Terangnya.
”seperti beberapa waktu lalu salah satu penegak hukum yang membutuhkan ilmu hipnotis saya ajarkan asalkan ilmu yang saya ajarkan di manfaatkan untuk kebaikan akan saya ajarkan” Tambahnya. Belum lama ini.
Ki Buyut Eko Yulianto juga memiliki kelebihan mengobati suatu penyakit. seperti sekarang ini banyaknya asupan yang kurang higienis serta makanan yang mengesampingkan keseimbangan gizi masuk ketubuh manusia dan pola hidup yang serba instan, yang akhirnya berdampak pada timbulnya suatu penyakit, seperti darah tinggi, jantung, kolestrol dan diabets, dengan ilmu yang di miliki Ki Buyut Eko serta beberapa campuran rempah rempah ramuan jamu,dirinya yakin atas seijin Allah ia mampu mengobatinya.
Lebih jauh Ki Buyut menjelaskan” beberapa waktu lalu  ada warga asal Jakarta Nugroho yang datang dengan keluhan menderita keluhan sakit kepala urat saraf, setelah saya tangani dengan ramuan serta do’a. atas ijin Allah ,sekarang sudah berangsur pulih. 
Ada juga warga Bulusari Bulakamba,menderita penyakit diabetes dengan kadar gula tinggi, setelah selama dua minggu saya tangani, sekarang kadar gulanya sudah kembali normal, Alkhamdulilh sudah banyak pasien yang saya tangani dan mereka bisa tersenyum lebar”Bebernya.
Ki Buyut Eko hanya menyampaikan bahwa ilmu yang di dapat semata-mata bukan untuk menyombongkan diri tetapi untuk membantu sesama, terutama bagi mereka yang mengidap penyakit dan berharap kesembuhan melalui dirinya,karena sesungguhnya apabila Tuhan menghendaki maka terjadilah “Kun Fayakun”.
“Untuk itu  manakala saya di butuhkan bisa hubungi melalui Nomor Hp di 081902762021 atau langsung ke alamat kami di desa Sitanggal Larangan Brebes, mudah-mudahan kami bisa membantu, tidak ada penyakit yang tidak dapat di sembuhkan kecuali atas ijin Allah” tegasnya mengakhiri perbincangan. Gofar (R)
  

Qasidah Dan Hadroh Siap Jadi Agenda Pemkab Tegal

Written By suararakyat on Tuesday, May 12, 2015 | 11:00 PM

Slawi, (srtegal.com) - Forum Komunikasi Masyarakat Galawi ( F-KMG) bekerjasama Pemerintah Kabupaten Tegal menggelar festival qasidah dan hadroh. Festival yang dibuka oleh wakil bupati Tegal Dra Hj. Umi Azizah berlangsung di pendopo Amangkurat  diikuti 87 group rebana.Sabtu (9/5).
Pemenang disamping mendapat uang pembinaan juga memperoleh piala bupati Tegal.
Ketua penyelenggara Diana Wati ditengah pelaksanaan festival pada wartawan mengisahkan  tahun 1994, atau  20 tahun yang lalu, pernah juga digelar festival yang sama,dengan jumlah peserta mencapai 100  group. Banyaknya group peserta terjadi karena saat itu tengah mempromosikan group qasidah modern.
Menyikapi keprihatinan tersebut Forum Komunikasi Masyarakat Tegal Slawi (Galawi)  bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal mengangkat kembali budaya lokal dengan momentum kebersamaan antara masyarakat desa dan pemerintah daerah yang digalang dalam rangkaian perayaan hari jadi ke 414 Kabupaten Tegal. Dengan peserta   87 group. Festival qasidah dan hadroh yang digelar kali ini menjadi festival terbesar sepanjang 20  tahun silam yakni tahun 1994 dengan jumlah peserta mencapai 100 group saat itu.
Lebih lanjut Diana Wati mengatakan transformasi budaya pop dengan kemajuan teknologi informasi ternyata tidak mampu menggerus dedikasi masyarakat desa dan kelompok - kelompok jam'iah dalam menjaga dan mempertahankan budaya musik realigi. Apalagi  musik sangat berpengaruh dalam membentuk mental dan karakter masyarakat secara individu maupun secara umum.
Berangkat dari ketertarikan dan membaca gejala yang terjadi ditengah masyarakat, setiap hari terdengar sayup musik qasidah ditiap desa dan kampung sebagai kantong  habitat terbesar masyarakat Kabupaten Tegal. Sehingga F-KMG tergerak untuk mengangkatnya kembali kepermukaan, ” syukur alhamdulillah  pemerintah daerah pun memberikan tanggapan yang baik sehingga terselenggaralah  festival qasidah dan hadroh kali ini ’’ kata Diana Wati.
Lebih lanjut Diana Wati berharap besar agar  festival qasidah ini harus menjadi momentum kesatuan masyarakat sehingga ada  sinergi antara masyarakat dengan pemerintah sebagai penyelenggara hajat hidup orang banyak. Dijelaskannya kepanitiaan festival rebana dan hadroh ini dibawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal yang digawangi Ibu Susprianti.
Dalam kesempatan ini bupati dan wakil bupati juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi - tingginya kepada semua  pihak yang telah membantu terselenggaranya gelaran festival qasidah dan hadroh dalam rangka rangkaian perayaan Hari Jadi Ke 414 Kabupaten Tegal  tahun 2015, ” besar harapan kami agar menjadi agenda tetap tahunan oleh pemerintah daerah ” Tambahnya. Cahyo (R)

35 Brigadir Polri Laksanakan Pembaretan

Written By suararakyat on Monday, May 11, 2015 | 3:48 PM

Tegal, (srtegal.com) - Sedikitnya 35 anggota Bintara remaja Brigadir
Polri baik Polwan dan Polki jajaran Polres Tegal Kota, Jumat (8/5)
malam hingga Sabtu (9/5) pagi menjalani pembinaan tradisi pembaretan
dimana seluruh peserta dilepas dari Mako Polres yang selanjutnya
melakukan long march menuju beberapa Pos yang telah ditentukan
sepanjang jalan sekitar 25 kilometer.
Satu persatu peserta berjalan berbaris beriringan yang sebelumnya
dilepas Wakapolres Tegal Kota, Kompol Robert Sihombing SH MH dari
Mapolres menyusuri rute untuk melaksanakan serangkaian kegiatan baik
pembinaan fisik dan mental serta materi tupoksi, seperti keterampilan
beladiri Polri dari instruktur yang wajib diikuti oleh peserta
sebanyak tujuh Pos yang dilalui.
Beberapa Pos berikut materi yang wajib dilaksanakan peserta yakni, Pos
I yang berada di Jembatan Jalingkut, peserta diuji keterampilan
Refling. Dalam kondisi nyata, keterampilan ini juga diperlukan dan
menjadi kebutuhan penting setiap anggota Polri pada saat proses
evakuasi korban pada kondisi bencana, sehingga sikap berani bertindak
yang dibarengi dengan sikap tenang adalah kunci pokok pada kondisi
yang tepat nantinya.
Peserta kemudian menuju Mapolsek Tegal Barat yang merupakan Pos II
menyelesaian materi Doktrin Polri. Pos II di lapangan Sumurpanggang,
Kecamatan Margadana diisi materi keterampilan Turjawali. Kemudian
lanjut ke Mapolsek Tegal Selatan yang merupakan Pos III diuji
kecakapan dan pengetahuan penanganan TPTKP serta KUHP termasuk
menyusuri sungai yang berada di depan Mapolsek tersebut.
Selain itu peserta diuji keterampilan beladiri Polri di GOR Wisanggeni
yang merupakan Pos berikutnya, termasuk mengikuti renungan malam dan
penghayatan Jatidiri Anggota Polri termasuk wajib mencari dan
menemukan baret masing-masing peserta yang secara simbolis dan resmi
disematkan oleh Kapolres Tegal Kota diakhir kegiatan upacara
Pembaretan di Pantai Alam Indah (PAI) Tegal.
Kapolres Tegal Kota AKBP Bharata Indrayana SIK mengatakan, pembaretan
Bintara Remaja merupakan salah satu proses pemantapan fisik dan mental
setelah menjalani masa orientasi setelah lulus yang selanjutnya
diharapkan dapat menjadi sosok anggota Polri yang profesional dan
bermoral.
Selain itu menurutnya, termasuk mampu menjadi motor penggerak
perubahan bagi organisasi polri agar dapat memberikan konstribusi
positif bagi organisasi dan masyarakat .
“Tunjukkan kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat,” tegasnya.
Bharata berharap, kegiatan ini bisa mempererat tali silaturahmi antar
anggota senior dan yunior, sehingga terjalin hubungan baik dengan
mitra kerja dan kawan-kawan sesama anggota polisi yang baik dalam
menjalankan tugas.
Adapun rangkaian kegiatan pembinaan tradisi pembaretan diakhiri dengan
menyematkan baret secara simbolis oleh Kapolres kepada peserta
Brigadir Remaja. Hal tersebut untuk memberikan kebanggaan dan
kekompakan (Espirite de Corps) sebagai anggota polri dalam menjalankan
tugas umum kepolisian yang siap ditugaskan di jajaran Polres Tegal
Kota.hdb(r).

Ketua DPRD Kota Tegal : Masalah Kota Tegal, DPRD Merasa Tidak Dianggap

Written By suararakyat on Wednesday, May 6, 2015 | 3:27 AM

Tegal, (srtegal.com) – Perseteruan yang sedang ramai terjadi di dalam pemerintahan Kota Tegal menurut ketua DPRD Kota Tegal, H. Edy Suripno, SH, MH, mengatakan bahwa ada muatan kepentingan politik belaka, dalam hal ini dikatakan karena menganggap fraksi memiliki keterikatan, dan DPRD tidak punya kewenangan sepenuhnya. Hal itu diperkuat dengan apa yang disarankan oleh ketua DPRD dalam pertemuan yang telah mengundang Walikota serta seluruh SKPD dengan cara melakukan pendekatan supaya tidak terjadinya perseteruan tidak diindahkan. 
“Menurut Ketua DPRD saat ditemui wartawan suararakyattegal.com, Selasa(5/5) mengatakan bahwa semua  permasalahn dapat terselesaikan asalkan masing-masing dapat menahan diri dan tidak mengganggu kepentingan masyarakat karena semua guna fungsinya untuk publikatau masyarakat, tetapi yang terjadi DPRD merasa tidak didengarkan oleh Korpri. Dimana saran yang disampaikan kepada Korpri agar menahan diri ternyata tidak tersampaikan.
DPRD sudah menempatkan, memediasi menggunakan hukum, karena dalam hal ini hukum merupakan panglima tertinggi, dan juga disampaikan Ketua DPRD Korpri bukan lembaga politik, Korpri bukan pendekatan politik, maka tidak akan terselesaikan.” Imbuhnya.
Setiap perseorangan  itu punya hak, dimana untuk menuntut haknya apabila merasa tidak didengarkan oleh DPRD maka diperbolehkan langsung ke Mendagri. Ditambahkan dalam hal ini DPRD untuk menyikapi hal tersebut secara politik, dengan cara yang baik, DPRD memberikan saran kemudian tidak dibenarkan maka biarlah masyarakat yang menilai.
Ketua DPRD Kota Tegal dalam menyikapi itu semua bagian dari politik, mengenai apa yang sedang ramai dibicarakan diluar dengan bahasa dewan tutup mata dan tutup telinga itu tidak benar, karena dewan sudah mencoba memediasi tetapi tetap tidak tersampaikan. Himbauan Ketua DPRD agar perseteruan yang sedang terjadi tidak menghambat pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana mestinya, maka bagi seluruh yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat harus melaksanakan pelayanannya dengan baik dan serius. Tio(R)

Melihat Pemerintahan Kota Tegal, Seniman Keturunan Ki Gede Sebayu Marah

Written By suararakyat on Tuesday, May 5, 2015 | 1:45 AM

Tegal, (srtegal.com) - Penyampaian orasi yang digelar di Pendopo Kota Tegal telah dihadiri seniman kondang Eko Tunas, yang konon beliau adalah asli keturunan Ki Gede Sebayu. Melihat pemerintahan yang terjadi di Kota Tegal yang belakangan ini telah semrawut tatanannya beliau merasa kecewa dan mengecam keras atas peristiwa yang telah terjadi di pemerintahan tanah kelahirannya. Senin (4/5).
Menurut Eko Tunas dalam bahasa Tegalan “ Awit jaman enyong cilik nembe weruh PNS demo nang Kota Tegal atasnama KORPRI..Ana Apa Dongene...??? ”
“ Memang dari jaman Majapahit sudah ada demo, tetapi cuma dilakukan oleh satu sampai lima orang saja, dengan cara duduk dibawah terik matahari yang sangat panas, dan itu saja sudah cukup menggugah serta tersentuh hati pemimpinnya. Tetapi apa yang terjadi di Kota Tegal sekarang ini, sampai pegawai atau anak buahnya yang turun tangan pemimpinnya masih saja tidak mendengarkan, itu sama saja begal berdasi memikirkan perut sendiri, dan saya sebagai keturunan Ki Gede Sebayu merasa marah (nesu,sewot)”. Tambah Eko.
Lanjut seniman kondang tersebut, kota yang bagus akan menjadi negara yang bagus pula, kalau anak kandung dianaktirikan atau di non-jobkan berarti tidak ada kehormatan, tidak ada keluarga, tidak ada negara. Dan itu merupakan bentuk arogansi, karena telah menciderai tiga pilar. Dan sebagai seorang pemimpin seharusnya bisa memimpin anak buah serta masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan kepentingan orang banyak, yang konon masyarakat dan anak buah telah menantikan belaian kasih sayang dari seorang pemimpin daerah.
Pesan Eko Tunas, yaitu Tiga Pilar yang harus dimengerti diantaranya , birokrasi, kehormatan, dan hirarkhi itu perlu di pegang sehingga terciptanya keharmonisan didalam membangun suatu negara. Tio(R)

Puluhan PNS Turun Jalan, Bagikan Seribu Bunga

Tegal, (srtegal.com) – Puluhan PNS dan Mahasiswa serta Pegawai PDAM Kota Tegal telah melakukan acara bagi-bagi seribu bunga yang bertuliskan “Selamatkan Kota Tegal” kepada seluruh pengguna jalan yang melintas di alun-alun tepatnya didepan Balai Kota Tegal. Hal tersebut dilakukan dalam bentuk melakukan penolakan pemerintahan yang dianggap tidak sesuai rel atau aturan yang ada di Kota Tegal, serta kebijakan yang tidak sesuai dari pimpinan atau Walikota, sehingga menganggap pemerintahan yang tidak adanya atasan atau pimpinan, sehingga menyebutkan kalau pimpinannya adalah langsung dari provinsi. Senin(4/5).
Acara yang dimulai dari pukul 13.00 – 17.30 itu telah berjalan hikmat dan tanpa adanya anarkhisme atau perbuatan yang sifatnya merusak fasilitas umum. Sebelum acara long-march dan bagi-bagi bunga di jalan, seluruh PNS (Pegawai Negeri Sipil) di dalam gedung pendopo Kota Tegal bersama-sama telah menyayikan lagu Janji Korpri dan Himne Korpri, selanjutnya melakukan orasi yang disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari berbagai SKPD, dalam penyampaiannya telah menentang kebijakan yang dianggap menyalahi aturan yang ada di pemerintahan Kota Tegal yang sesungguhnya. Dalam orasinya salah satu perwakilan dari Korpri juga menyampaikan bahwa dirinya dalam berjuang bukan atas dasar kepentingan, yang telah terdengar isu-isu diluar sebagai tunggangan dari Wakil Walikota.
Dalam orasi yang dilakukan oleh salahsatu orator telah menyinggung DPRD Kota Tegal dengan sebutan kata Gedung Lor telah dianggap tutup mata dan dalam acara ini tidak hadir, padahal berkaitan langsung dengan kepentingan pemerintahan Kota Tegal yang sedang dalam keadaan memanas ini. Sehingga dalam  penyampaiannya orator mengatakan bahwa, apabila DPRD tidak mendukung maka Mendagri pun punya hak atas semua ini. Semua bukti dan hasil pertemuan pada malam sabtu (1/5) dengan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, para ulama, serta dewan gereja telah sepakat dengan apa yang disampaikan Korpri. Dan dalam waktu dekat semua berita acara secara tertulis akan dikirim dan disampaikan langsung ke Gubernur Jawa Tengah. Tio(R) 

Oleh : Cahyo Nugroho Krisis Kepercayaan Narasumber, Miris Sang Idealist

Written By suararakyat on Sunday, May 3, 2015 | 2:40 PM


Media merupakan corong bagi pemerintah maupun masyarakat dalam menyampaikan pesan dan berinteraksi serta mendapatkan informasi. Dewasa ini perkembangan media sangat pesat seiring perkembangan dunia internet yang saat ini sedang digandrungi seperti media sosial atau dunia maya.
Pertumbuhannya bak tanaman jamur yang sedang  panen, bahkan jumlahnya saat ini bisa ratusan media online dan cetak. Tak hanya itu saja, kemudahan memperoleh Id Card pun tak sesulit dibandingkan beberapa tahun silam. Dahulu tak ada orang yang mau dan mempunyai cita-cita menjadi pekerja profesi seperti Jurnalis. Namun saat sekarang justru sebaliknya, tak hanya di kota bahkan di desa pekerja profesi tersebut bertaburan. Celana jeans, kaos oblong serta jaket menutupi tubuh dengan lengan tergantung tas kecil berisi surat sakti menjadi ciri khas utama.
Krisis narasumber menjadi dilema, intimidasi, dan interogasi. Terkadang diiringi kepentingan pribadi sudah menjadi Triki. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan dan tanpa peraturan yang dapat membuat kejelasan, maka krisis kepercayaan narasumber kelak akan menjadi polemik tersendiri. Kepedulian lembaga atau badan untuk menetralkan kondisi seperti ini sangat dibutuhkan.
Dapat kita bayangkan jika saja kondisi seperti ini dibiarkan bagaikan air mengalir, maka citra sebuah profesi akan menjadi buruk dan merugikan orang banyak, serta runtuhnya kewibawaan sebuah profesi. Mngubah sebuah kondisi kembali ke arah semula memang tak semudah membalikkan telapak tangan tetapi dibutuhkan proses yang panjang, keterlibatan lembaga dan badan atau pun yayasan yang terkait profesi tersebut sangat dibutuhkan, sehingga Media sebagai corong penyampaian pesan serta informasi dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah.
Polemik dan kondisi seperti ini perlahan mulai timbul. Kemitraan, kewibawaan serta citra yang disandang dianggap remeh akibat ulah segelintir manusia yang mengutamakan kepentingan pribadi dalam sebuah profesi.(*)

RSI Harapan Anda Kota Tegal Utamakan Penanganan, Lain-Lain Menyusul

Tegal, (srt.com) - Urusan usia dan nyawa manusia bukanlah kewenangan manusia itu sendiri, melainkan urusan Tuhan, manusia hanya bisa berusaha dan menjaganya diantaranya dengan menjaga kesehatan dan keselamatan. Untuk itu bagi siapapun yang membutuhkan bantuan bahkan penanganan kesehatan harus diutamakan, urusan lain bisa menyusul. 
Dari hasil di lapangan, tidak sedikit nyawa melayang karena penyakit, kecelakaan dan lain sebagainya yang diakibatkan karena penanganan yang lambat bahkan rentan dengan pasien disibukkan dulu dengan birokrasinya. Bahkan alasan yang kerapkali terjadi adalah alasan ruangan rumah sakit yang penuh atau fasilitas yang tidak memadai yang mengakibatkan nyawa melayang sebelum ditangani akibat keterlambatan.
Hal tersebut perlu diperhatikan pemerintah dalam menyikapi permasalahan kesehatan dan penanganan pasien secara sigap, sehingga alasan ruangan penuh tidak lagi menjadi alasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Beda halnya dengan Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal yang siap melayani pasien tanpa  memandang kasta. RSI Harapan Anda lebih senang dengan mengutamakan penanganan pasien tanpa harus disibukkan dengan rujukan yang harus dimiliki pasien. 
“RSI Harapan Anda wellcome 24 jam baik bagi pasien umum maupun BPJS selagi sesuai prosedur yang ada, bila ada yang membutuhkan penanganan cepat karena kondisi yang serius, bila rujukan belum lengkap bisa dilakukan setelahnya, hal ini karena memang sudah menjadi bagian dari motto RSI Harapan Anda dan sudah semestinya dilakukan bidang kesehatan“ tandas Humas RSI Harapan Anda Tegal, Said Bassalamah SH kepada SR , belum lama ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, ditambahkan Said, bahwa yang penting penanganan berkaitan dengan ruangan yang penuh sebenarnya memang alasan masuk akal tapi tanpa bermaksud lain kamipun akan menyampaikan apa adanya.Seperti RSI menyediakan ruangan with list sebelum mendapatkan kamar.
“ Urusan kamar gampanglah yang penting kita bantu menagani pasiennya dulu, Harapan saya, seluruh karyawan atau pegawai RSI Harapan Anda Tegal bekerja sesuai tupoksinya, para dokter dan perawat siap melayani dengan baik dan sopan  ” Pungkasnya.Dn(r)