Home » » Bantarkawung Desa Potensi Budidaya Kerbau Lumpur

Bantarkawung Desa Potensi Budidaya Kerbau Lumpur

Written By suararakyat on Sunday, June 21, 2015 | 7:38 PM

Brebes, (srtegal.com) - Ditengah menurunnya populasi Kerbau di Indonesia, Abdul Haris Sholeh dengan gigih merawat dan mengembangkan kerbau hingga 630 kerbau per Mei 2015. Dia bersama teman-temannya di Kelompok Tani Ternak (KTT) Kerbau Mahesa Mukti Desa Kebandungan Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes merasa terpanggil untuk membudidaya Kerbau Lumpur Brebes. Di sela kesibukannya mengajar di Madrasah Diniyah desa setempat, merawat kerbau-kerbau anggota kelompoknya adalah pilihan hidupnya dengan sepenuh hati. 
Atas ikhtiarnya tersebut dia diusulkan menjadi Pelestari Sumber Daya Genetik (SDG) Kerbau Lumpur tingkat Provinsi Jawa Tengah oleh Dinas Peternakan Kabupaten Brebes. “Menyayangi binatang, bagian dari ibadah,” kata Haris ketika di temui di kandang Kerbau kelompoknya, Desa Kebandungan, Sabtu (20/6) kemarin.
Pria kelahiran Brebes 12 Juni 1980 dipandang layak oleh Dinas Peternakan Kabupaten Brebes sebagai Pelestari SDG Kerbau Lumpur. Karena terbukti telah mendukung Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS/K) tahun 2015 dengan menjunjung kearifan lokal.
Menurut Haris, ternak sebagai rojo koyo dan tabungan sejak Nenek Moyang harus dipadukan dengan pendekatan interdisciplinary approach atau pembangunan peternakan yang melibatkan banyak pihak. Di desanya, dia berkoordinasi dengan kelompok ternak lainya melakukan kegiatan Pelestarian Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) yang populasinya mulai terancam punah. 
Guru Ngaji itu juga melihat, nasib  para peternak kerbau mulai tergusur kemajuan teknologi pertanian.  Untuk itu, dia menggarap 4 hektar usaha tani dengan membawahi 86 anggota dari 4  KTT Pembibit Kerbau se Desa Kebandungan. Ketua Kelompok Peternak (GAPOKNAK) Desa Kebandungan itu mengubah pola kehidupan peternak yang lebih terarah sejak 2008. 
Semangat ustadz beranak dua itu makin tumbuh ketika Bupati Brebes Idza Priyanti SE meninjau potensi peternakan di daerah tersebut. Saat itu, tengah digelar Panen Gudel dan Pedet pada 4 Nopember 2013 silam oleh Dinas Peternakan Kabupaten Brebes. 
Panen Gudel dan Pedet, tergolong sukses untuk ukuran desa terpencil dengan kondisi infrastruktur yang kurang memadai. Kesuksesannya dibuktikan dengan kehadiran Bupati beserta jajarannya, Ketua DPRD Brebes, Kepala BPPTP Jawa Tengah, Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah, Peneliti Senior Balitnak, Perguruan Tinggi dan Kelompok Tani Ternak se Brebes.
Berawal dari acara tersebut, potensi ternak desa Kebandungan seolah tiada henti dijadikan lokasi kegiatan penelitian seperti dari Lolit Grati Pasuruan, BET Cipelang, Mahasiswa PKL dan BPTP. Bahkan pakar Kerbau sekaligus Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof Tridjoko Wisnu Murti serta Perwakilan Direktorat Bibit Pusat beberapa kali menyambangi kelompok Kerbau binaan Ustadz Haris.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati MSi mengaku bangga dengan aktivitas yang dilakukan oleh Ustadz Haris. Hal ini sejalan dengan dinas peternakan yang tengah melakukan Program Pembibitan yang berkelanjutan agar populasi kerbau dan mutu genetik dapat lebih ditingkatkan. 
Melalui pendekatan Subdistrict raising model, dimana Ustadz Haris selaku Ketua Kelompok bersama pengurus KTT merangsang para pemilik  ternak untuk bersatu dalam kelompok. Kegiatan mereka terkumpul secara kandang dan manajemen, dalam artian reproduksi, pakan, kesehatan, pengolahan dan pemasaran bersatu pada level desa. “Ustadz Haris telah menerapkan program Sanak Sekadang (Sehat Ternak Sehat Kandang),” tutur Yulia.
Yulia memuji upaya Ustadz Haris yang telah menggalakkan pengembangan usaha pembibitan  Kerbau. Ustadz Haris telah melakukan  pengembangan tiga pilar peternakan, yakni pertama, pengembangan potensi ternak dan bibit ternak (recording yang  valid dan berkelanjutan). Kedua, pengembangan hijauan pakan ternak (HPT) ditanah tidur atau tanah bengkok, dan ketiga pengembangan teknologi budidaya dan pembibitan ternak ber Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB). 
Keberhasilan Haris, lanjutnya, perlu mendapat apresiasi dalam menerapkan pola budidaya tradisional menjadi peternak pembibit yang diikuti seluruh peternak kerbau di desanya. 
Hal ini menjadi acuan pelestarian dan pengembangan ternak kerbau lumpur yang mulai terpinggirkan oleh modernisasi teknologi pertanian secara umum. Dari karya besar Ustadz Haris sudah mewujudkan “Kerbau Lumpur Brebes dari Kebandungan untuk Indonesia”.Gofar(R) 

Share this article :