Jakarta, (srtegal.com) - Gelar Batik Nusantara (GBN) mampu mengangkat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya UMKM yang bergerak di batik. Melalui GBN, busana batik dipromosikan untuk digunakan diberbagai kesempatan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
“Ajang GBN bermanfaat mengangkat UMKM batik, apalagi Kota Tegal memiliki potensi UMKM batik. Dengan event ini, UMKM pun sangat antusias, bangga dan senang sehingga kita sekarang bisa melihat batik menjadi ikon kita dalam berbusana. Karena seperti yang dikatakan Wakil Presiden, batik digunakan diberbagai event sehingga telah menjadi ciri khas Bangsa Indonesia,” ungkap Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno usai menghadiri GBN ke-9 Tahun 2015 yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Plenarry Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (24/6/2015). Turut menghadiri Plt. Sekda Kota Tegal Dyah Kemala Sintha, SH dan Plt. Asisten I Nur Effendi yang juga Kepala Dinas Pemukiman dan Tata Ruang Kota Tegal.
JK yang memakai batik mozaik berwarna hijau biru dan merah itu membuka Gelar Batik Nasional dengan pemukulan kentongan yang didampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin. Dalam pembukaan ini juga hadir Muhfida Jusuf Kalla dan Ani Yudhoyono. Dalam kesempatan itu, Walikota berkunjung ke stand batik milik mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Di stand tersebut ditampilkan berbagai batik koleksi Ibu Ani Yudhoyono. Bahkan Walikota memamerkan batik khas Tegal yang kenakan kepada Ibu Ani Yudhoyono.
“Batik telah digunakan di berbagai kegiatan selain menjadi seragam resmi bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal seminggu sekali” Terang Walikota Tegal
Untuk membantu pemasaran batik, Pemkot Tegal melakukan berbagai ekspo di tingkat regional maupun nasional. Seperti ajang Inacraft yang diselenggarakan pada bulan April 2015, Pameran Produk Unggulan dan Potensi Daerah se-Jawa Tengah di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta pada 23-24 Mei 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya menyebut sejarah batik. Dikatakannya, batik banyak dimulai di Jawa, di Yogyakarta, Pekalongan, atau Cirebon, tapi kini sudah tersebar di beberapa kota besar. JK menyebut, batik sebagai budaya dan inovasi bangsa yang kini kian berkembang. Kini, batik tak hanya dikenal dari Jawa, seluruh kota dari Aceh hingga Papua telah menampilkan batik mereka sendiri untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
“Bagusnya batik apapun acaranya, jam berapa acaranya, pakai batik tetap bisa. Ke kantor bisa pakai batik, tiba-tiba ada acara perkawinan tak usah ganti baju,” kata Wapres yang biasa disapa JK.
Namun JK mengingatkan mengenai tantangan batik kedepan. Karena batik sudah menjadi pakaian pagi, sore dan malam. Batik telah menjadi kebiasaan dan bisnis. “Tantangannya ialah tentu kreatifitas dan inovasi daripada kontemporernya. Sebab, anak-anak muda yang mempopulerkan batik kadang-kadang tak mau menggunakan motif klasik yang ada,” tuntut pria asal Makasar ini.
Kreatifitas bisa dalam bentuk peningkatkan kualitas batik. Kalau tidak, kata JK, kalau kita tidak kreatif nanti bisa kalah dari China, karena China kadang-kadang bisa produksi massal. Untuk itu, perajin-perajin dan industri batik harus tetap menjaga nilainya, kreatifitasnya, keindahannya dan daya tahannya.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri batik telah berkembang pesat, bahkan telah dapat memberikan kontribusi cukup berarti dalam ekspor nonmigas. Dalam jangka panjang tantangan yang dihadapi adalah perlunya melestarikan dan meningkatkan nilai tambah batik Indonesia yang merupakan potensi kekayaan nasional.
Pembatikan usaha skala IKM di Indonesia sampai saat ini tercatat berjumlah 39.641 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang dan nilai produksi sebesar USD 39,4 Juta serta total ekspor sebesar USD 4,1 Juta.
Kementerian Perindustrian sebagai fasilitator negara dalam mengembangkan sektor industri memberikan fasilitasi terhadap IKM Batik, diantaranya pelatihan terhadap IKM Batik yang dapat berupa pelatihan teknis produksi, desain, dan manajemen produksi dan pemasaran, bimbingan teknis terhadap IKM Batik secara intensif dengan tujuan memberikan masukan dan solusi terhadap produk yang dihasilkan IKM, sehingga produk yang dihasilkan lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas, bantuan alat terhadap IKM Batik untuk menunjang produksi batik dan fasilitasi promosi dan pemasaran dengan mengikutsertakan IKM Batik pada pameran berskala nasional maupun internasional. Dian (R)