Tegal, (suararakyattegal.com) - Pertemuan Ulama dan Umaro Kota Tegal yang ke-10 menyepakati untuk bersama-sama saling menjaga kondusifitas Kota Tegal.
Hal tersebut menyikapi kejadian yang terjadi di Kabupaten Tolikara Papua sat hari raya Idul Fitri kemarin.
“Kota Tegal aman dan tentram, tidak bisa dibayangkan bila kejadian di Tolikara terjadi disini. Kalaupun ada juga inysaallah dapat diatasi dengan cepat, sebab Ulama dan Forkopimda sering duduk bersama dan berkoordinasi”, ungkap Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Hijrah Kota Tegal, H Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff saat memberi sambutan dalam Pertemuan Ulama dan Umaro di Pondok Pesantren Daarul Hijrah Kota Tegal, Kamis (30/7) kemarin.
Hadir Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno, Wakil Walikota Tegal Drs HM Nursholeh, M.MPd, Kapolresta Tegal AKBP Bharata Indrayana SIK, Dandim Tegal/0712 Letkol. Inf. Hari Santoso S.Sos, Kepala Kemenag Kota Tegal H. Nuril Anwar SH MH, Ketua PBNU Kota Tegal dr. Abdal Hakim Tohari Sp RM, MMR, Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal, Ketua MUI Kota Tegal KH Abu Chaer An Nur, Ketua MUI Kabupaten Tegal, Ketua Yayasan Al Irsyad dan Ketua Yayasan Ihsaniyah.
Berkaitan dengan Halal Bi Halal, Habib Thohir menjelaskan sebagai tradisi masyarakat Indonesia karena di Arab tidak ada halal bi halal, maka hal itu digunakan untuk saling memaafkan sehingga di hari akhir tidak menjadi perhitungan karena sudah saling memaafkan di dunia.
Dalam kesempatan itu, Walikota juga menyerahkan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh Pemkot, Forkopimda dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Rapat Koordinasi bersama FKUB dan Forkopimda hari Senin lalu. Kesepakatan diserahkan kepada Habib Thohir, Kepala Kemenag dan MUI Kota Tegal.
“Rakor bersama FKUB dan Forkopinda membahas antisipasi kejadian yang sedang marak, adanya insiden Tolikara. Alhamdulillah dari hasil Rakor, Pemkot, Forkopimda dan FKUB mencapai butir-butir kesepakatan untuk senantiasa tetap menjaga kondusifitas Kota Tegal dan kerukunan agama dalam menjalankan ibadah,” ungkap Walikota.
Kesepakatan itu juga diminta Walikota untuk disosialisasikan dan himbauan kepada tokoh agama untuk menyebarkannya dalam khutbah-khutbah dengan isi yang menyejukkan hati.
“Dalam kesempatan ini atas nama pribadi dan pemerintah Kota Tegal mohon maaf lahir dan bathin,” tambah Walikota kepada hadirin.
Dandim dan Kapolresta juga memberikan paparan mengenai upaya kedua instansi tersebut dalam menyikapi kejadian di Tolikara. Utamanya dalam mengantisipasi agar imbasnya tidak sampai di Kota Tegal. Tio (R)