Brebes, (suararakyattegal.com) - Belum terealisirnya gedung kesenian, Dewan Kesenian Daerah (DKD) Brebes akhirnya menggelar pentas seni budaya di jalanan tepatnya di jalan MT Haryono Saditan, Brebes. Tidak tanggung-tanggung, pagelaran tersebut dihelat selama tiga hari siang dan malam.
“Kami ingin mendapatkan gedung kesenian, sehingga seni dan budaya Brebes tidak harus digelar di jalanan,” tutur Ketua DKD Brebes Wijanarto usai menutup pagelaran seni budaya yang bertajuk Gemladag Budaya Bumi Brambangan, Rabu (28/12).
Tahun 2017, kata Wijan, Brebes harus sudah memiliki gedung kesenian. Pasalnya, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga sudah membuat Design Enginering (DE) dengan kajian ilmiah yang memadai. “Kami meminta, kepada pelaku kebijakan di pemerintah daerah agar bisa turut mewujudkannya, sehingga kesenian dan kebudayaan di Brebes makin gemladag, mulad-mulad, dan mrekitik,” pintanya.
Selama ini, lanjut Wijan, kesenian di Brebes tumbuh dan berkembang tergantung pada pimpinan rombongan masing-masing. Kalau pemimpin rombongannya tidak lagi punya waktu, maka mbleret. Sehingga perlu adanya titik sentral kesenian berupa gedung yang bisa dijadikan lahan pencurahan kegelisahan kreatifitas.
Ketua Panitia Abu Ma’mur menjelaskan, pagelaran budaya yang berlangsung 25-28 Desember tersebut menampilkan seni tradisi, Islami dan kontemporer. Diharapkan lewat pertunjukan tersebut bisa saling bersinergi untuk memperkaya khasanah budaya Brebes.
Acara diisi sajian seni berupa, musikalisasi puisi, sintren, kuda lumping, calung dan pagelaran Tari Kuncar karya Dyah dan atraksi budaya lainnya. Selain pagelaran seni juga ditampilkan pameran seni dari limbah, seni lukis dan pojok karikatur yang diisi karikartur nasional asal Brebes , Sabariman Sinung.
Kegiatan yang baru kali digelar tersebut, menyediakan ruang kreativitas dan berkesenian sebagai ajang silaturahmi, menghimpun minat dan bakat seni serta upaya nguri-uri seni. Tradisi dan budaya Brebes.
“Dengan agama hidup kita lebih terarah, dengan ilmu hidup kita menjadi mudah dan dengan seni hidup kita menjadi indah. Seni adalah soal rasa, cipta dan karsa, sejatinya seni bukan sekedar keindahan estetika tetapi juga merawat keheningan batin dan memperhalus budi pekerti,” ungkapnya.
Perhelatan yang berlangsung di jalan raya tak ayal membuat orang yang melintas jalan penasaran ingin melihat. Antusias warga juga tinggi mengapresiasikan kegiatan ini dan berharap bisa menyaksikan keseluruhan acara.
“Bagus acaranya ini suatu terobosan pagelaran seni di jalanan, lebih mendekatkankan seni kepada masyarakat. Kalau di gedung kan terbatas pada pecinta seni saja, tetapi kalau dijalanan lebih beragam yang menyaksikan,” kata Tuti asal Jatibarang.
Seniman dan juga aktor sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Husni Iskandar megungkapkan event ini adalah pintu gerbang untuk kegiatan yang akan datang. Walau kurang sempurna, kurangnya sosialisasi juga publikasi tetapi ini bara yang akan terus menyala dan akan membakar semangat berkesenian di Brebes.
“Brebes kaya akan seni dan tradisi seperti sintren, calung, burok dan sebagainya, juga punya budaya yang gemladag dan mulad-mulad. Secara harafiah gemladag punya arti yang tak pernah padam, artinya kesenian di Brebes gak boleh mati. Kalau ditahun ini event Cuma sekali, untuk tahun mendatang diharapkan ada tiga kali event per wilayah, utara, tengah dan selatan,” ujarnya.
Banyak sudah seniman Brebes yang berkiprah di kancah nasional maupun international. Salah satu seniman yang hadir di event ini adalah Sabariman Siung, kartunis, komikus dan karikatur sebutan untuk dia. Sejak tahun 1995 sampai sekarang masih setia bergelut dibidangnya sebagai kartunis di Majalah Bobo.
Banyak potensi dan bakat seni yang ada di Brebes, tapi mereka belum bisa tampil dikancah nasional maupun international. Secara mutu dan kualitas mereka unggul di banding rekan mereka dari Bandung, Yogyakarta atapun Surabaya. Tetapi karena mereka datanya dari Brebes maka kiprah mereka tidak ditanggapi. Ini PR yang harus kita kerjakan bersama-sama untuk memperjuangakan eksitensi mereka diterima khalayak luas.
“Saya sudah lama berkecimpung di dunia karikatur , saya ingin berbagi dengan masyarakat Brebes baik perorangan maupun kelompok. Agar mereka punya keahlian yang mumpuni dan mampu bersaing dengan kota lain,” pungkasnya. tio(r)
“Kami ingin mendapatkan gedung kesenian, sehingga seni dan budaya Brebes tidak harus digelar di jalanan,” tutur Ketua DKD Brebes Wijanarto usai menutup pagelaran seni budaya yang bertajuk Gemladag Budaya Bumi Brambangan, Rabu (28/12).
Tahun 2017, kata Wijan, Brebes harus sudah memiliki gedung kesenian. Pasalnya, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga sudah membuat Design Enginering (DE) dengan kajian ilmiah yang memadai. “Kami meminta, kepada pelaku kebijakan di pemerintah daerah agar bisa turut mewujudkannya, sehingga kesenian dan kebudayaan di Brebes makin gemladag, mulad-mulad, dan mrekitik,” pintanya.
Selama ini, lanjut Wijan, kesenian di Brebes tumbuh dan berkembang tergantung pada pimpinan rombongan masing-masing. Kalau pemimpin rombongannya tidak lagi punya waktu, maka mbleret. Sehingga perlu adanya titik sentral kesenian berupa gedung yang bisa dijadikan lahan pencurahan kegelisahan kreatifitas.
Ketua Panitia Abu Ma’mur menjelaskan, pagelaran budaya yang berlangsung 25-28 Desember tersebut menampilkan seni tradisi, Islami dan kontemporer. Diharapkan lewat pertunjukan tersebut bisa saling bersinergi untuk memperkaya khasanah budaya Brebes.
Acara diisi sajian seni berupa, musikalisasi puisi, sintren, kuda lumping, calung dan pagelaran Tari Kuncar karya Dyah dan atraksi budaya lainnya. Selain pagelaran seni juga ditampilkan pameran seni dari limbah, seni lukis dan pojok karikatur yang diisi karikartur nasional asal Brebes , Sabariman Sinung.
Kegiatan yang baru kali digelar tersebut, menyediakan ruang kreativitas dan berkesenian sebagai ajang silaturahmi, menghimpun minat dan bakat seni serta upaya nguri-uri seni. Tradisi dan budaya Brebes.
“Dengan agama hidup kita lebih terarah, dengan ilmu hidup kita menjadi mudah dan dengan seni hidup kita menjadi indah. Seni adalah soal rasa, cipta dan karsa, sejatinya seni bukan sekedar keindahan estetika tetapi juga merawat keheningan batin dan memperhalus budi pekerti,” ungkapnya.
Perhelatan yang berlangsung di jalan raya tak ayal membuat orang yang melintas jalan penasaran ingin melihat. Antusias warga juga tinggi mengapresiasikan kegiatan ini dan berharap bisa menyaksikan keseluruhan acara.
“Bagus acaranya ini suatu terobosan pagelaran seni di jalanan, lebih mendekatkankan seni kepada masyarakat. Kalau di gedung kan terbatas pada pecinta seni saja, tetapi kalau dijalanan lebih beragam yang menyaksikan,” kata Tuti asal Jatibarang.
Seniman dan juga aktor sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Husni Iskandar megungkapkan event ini adalah pintu gerbang untuk kegiatan yang akan datang. Walau kurang sempurna, kurangnya sosialisasi juga publikasi tetapi ini bara yang akan terus menyala dan akan membakar semangat berkesenian di Brebes.
“Brebes kaya akan seni dan tradisi seperti sintren, calung, burok dan sebagainya, juga punya budaya yang gemladag dan mulad-mulad. Secara harafiah gemladag punya arti yang tak pernah padam, artinya kesenian di Brebes gak boleh mati. Kalau ditahun ini event Cuma sekali, untuk tahun mendatang diharapkan ada tiga kali event per wilayah, utara, tengah dan selatan,” ujarnya.
Banyak sudah seniman Brebes yang berkiprah di kancah nasional maupun international. Salah satu seniman yang hadir di event ini adalah Sabariman Siung, kartunis, komikus dan karikatur sebutan untuk dia. Sejak tahun 1995 sampai sekarang masih setia bergelut dibidangnya sebagai kartunis di Majalah Bobo.
Banyak potensi dan bakat seni yang ada di Brebes, tapi mereka belum bisa tampil dikancah nasional maupun international. Secara mutu dan kualitas mereka unggul di banding rekan mereka dari Bandung, Yogyakarta atapun Surabaya. Tetapi karena mereka datanya dari Brebes maka kiprah mereka tidak ditanggapi. Ini PR yang harus kita kerjakan bersama-sama untuk memperjuangakan eksitensi mereka diterima khalayak luas.
“Saya sudah lama berkecimpung di dunia karikatur , saya ingin berbagi dengan masyarakat Brebes baik perorangan maupun kelompok. Agar mereka punya keahlian yang mumpuni dan mampu bersaing dengan kota lain,” pungkasnya. tio(r)