Sirampog,
(suararakyattegal.com) - Jembatan darurat sepanjang 26 Meter yang melintas diatas sungai keruh
yang merupakan pengganti jembatan permanen yang mengalami putus beberapa tahun
lalu, kini juga mengalami putus lagi. Dimana jembatan itu merupakan akses warga
desa Mlayang Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes. Dan putusnya jembatan darurat
yang terbuat dari rangkaian bambu itu mengakibatkan ratusan kepala keluarga
diempat pedukuhan di desa Mlayang kini terisolir sejak Selasa tanggal 14/2
pekan lalu.
Kepala Desa Mlayang, Asy'ari Ilias
mengatakan, jembatan darurat putus pada Selasa 14 Februari 2017 lalu, setelah
hujan lebat yang mengakibatkan arus sungai deras. Jembatan dari kontruksi bambu
tersebut putus dan sebagian hanyut terbawa arus.
Dijelaskan, jembatan darurat menjadi
penghubung utama bagi warga yang tinggal di empat perdukuhan. Yakni, Dukuh
Mlayangluhur yang dihuni 48 KK, Dukuh Kubanggede ada 22 KK, Igirtenjo ada 80 KK
dan Dukuh Sandayuga dihuni 12 KK, total jumlah jiwanya di empat dukuh itu
mencapai lebih dari 500 jiwa," jelas Asy'ari, belum lama ini.
Putusnya jembatan menjadikan warga
kesulitan jalur transportasi yang berdampak bagi perekonomian dan pendidikan,
sedangkan jalur lain yang bisa dilewati harus memutar arah melewati jalan
setapak dan jembatan titian yang hanya dilewati pejalan kaki dengan jarak tempuh
yang jauh dan memakan waktu, ungkap Asy'ari.
Jembatan yang oleh warga disebut
jembatan Igirtenjo yang putus merupakan jembatan darurat yang dibuat warga dari
bambu. Sebelumnya sudah dibangun jembatan permanen dan putus pada beberapa
tahun lalu. Warga membuat jembatan darurat karena sangat dibutuhkan, tapi
akhirnya putus lagi, ujarnya.
Asy'ari menambahkan, sejak jembatan
darurat putus pihaknya telah melaporkan ke Pemkab Brebes melalui dinas terkait.
Meski begitu hingga kini belum ada bantuan darurat dari Pemkab Brebes.
Sementara Camat Sirampog, Munaedi SH
membenarkan putusnya jembatan Igirtenjo telah mengakibatkan warga di empat
perdukuhan kesulitan jalur transportasi. Dampaknya sangat berpengaruh bagi
perekonomian warga yang umumnya petani. Laporan atas kondisi itu telah disampaikan
ke Pemkab dan diharapkan segera ada penanganan serius, ucap Munaedi saat ditemui
diruang kerjanya Rabu (22/2) kemarin -
imam