Bumiayu, (suararakyattegal.com) - Bencana Banjir yang melanda dibeberapa desa yang ada
di kabupaten Brebes bagian utara menjadi keprihatinan bersama. Betapa
tidak, banjir yang menggenangi pemukiman penduduk tersebut memaksa pengguninya
meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi kelokasi yang lebih aman,
keprihatinan tersebut disampaikan Anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten
Brebes, Nasikun yang tinggal didesa Mandala kecamatan Sirampog.
Menurut
Nasikun banjir di Brebes Utara tersebut salah satunya karena hutan di hulu
sungai gundul sehingga air tidak masuk ke dalam tanah dan langsung mengalir ke
sungai yang berakibat sungai menjadi meluap dan banjir
"Kondisi hutan semakin gundul sehingga air langsung mengalir ke sungai.
Celakanya, air membawa material butiran tanah yang berakibat pada pendangkalan
sungai." kata Nasikun saat menghadiri salah satu acara di Bumiayu,
Rabu (22/2) kemarin.
Banjir
dengan warna air yang kecoklatan menunjukan erupsi di atasnya. Dampaknya, tidak
hanya banjir tetapi juga longsor, pihaknya berharap pihak berwenang bertindak
tegas kepada pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan aktifitas yang berakibat
hutan manjadi gundul dan longsor.
Ditempat yang sama Perwakilan BKPH Perhutani, Aris Menanggapi pernyataan anggota
DPRD, mengaku pihaknya tengah berupanya melakukan program tumpang sari dengan
mengganti tanaman sayuran yang selama ini dilakukan warga sekitar hutan dengan
tanaman kopi. Namun menurutnya, pengalihan dari tanaman sayur-mayur ke kopi
tidak mudah karena selama ini warga telah merasakan keuntungan dari menanam
sayuran. walaupun tidak mudah, Perum Perhutani terus berupaya melakukan
sosialisasi kepada Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Dan pihaknya telah
memberikan bantuan bibit kopi untuk di semai dan ditanam dilahan yang gundul,ujarnya.
Hal yang
sama diungkapkan Catur Santoso warga pribumi Bumiayu, merasa prihatin selain
gundulnya hutan yang mengakibatkan banjir juga adanya pengusaha galian C, dengan
menggunakan alat berat yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tanpa
memikirkan dampaknya dan ironisnya Pemerintah Daerah maupun Propinsi
maupun dinas terkait diduga sangat mudah memberikan perizinan, ujarnya. imam