Brebes, (suararakyattegal.com) - Seni tradisi, bisa
menjadi sarana penyaluran komunikasi yang efektif meskipun saat ini tengah
didera teknologi informasi yang tak terbendungkan. Sajian seni tradisi yang
dibalut dengan penampilan kesenian tradisional setempat dan dipadu dengan
dialog membawa keceriaan dan tidak ada kesan menggurui dalam penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan.
“Seni tradisi ini sangat efektif untuk
menyampaikan pesan moral ke masyarakat,” ujar Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi
Publik Dinas Kominfo Jateng Evi Sulistiorini disela seleksi/festival
pertunjukan rakyat, Forum
Komunikasi Media Tradisional (FK Metra)
se Jawa Tengah di Halaman Sanggar Pramuka Kwarcab 11.29 Brebes, belum lama ini.
Evi yakin, sarana ini bisa menembus
batas masyarakat yang setiap hari dininabobokan oleh gatget. Untuk itu,
festival ini diharapkan bisa memberikan ruang dan kesempatan kepada sejumlah
kelompok seni yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Sampai saat ini,
gerusan budaya asing yang hadir di tengah masyarakat telah mengesampingkan kesenian
tradisional.
‘’Kami berharap lewat festival ini,
kesenian tradisional khususnya kesenian pertunjukan masih mampu bertahan dan
bisa berkembang di tengah arus globalisasi,’’katanya,
Ketua Forum Komunikasi Media Tradisional
Jateng Daniel Hakiki berharap Pemerintah Daerah bisa mengoptimalkan kesenian
tradisional, dengan kerjasama semua pihak. Lewat seni pertunjukan, peristiwa yang
panas bisa dipadamkan dan ditangkap semua masyarakat karena mengandung nilai
nilai luhur.
Diakui Daniel, sekarang makin menipis
nilai nilai luhur itu, peran FK Metra sangat urgen dengan menggiatkan generasi
muda untuk mencintai dan menguri-uri seni tradisi sebagai media komunikasi tradisional
yang sangat bagus. “Kesenian tradisional diminta hadir, untuk sama-sama mengangkat kepentingan
nasional, menyelamatkan generasi muda dari budaya asing yang tidak edukatif,”
tandasnya.
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan
Mayang Sri Herbimo selaku tuan rumah mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
yang diberikan FK Metra Provinsi Jawa Tengah. Brebes sangat berbangga hati
menjadi tuan rumah penyelenggaraan event regional ini. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan
sebagai sarana penyaluran informasi yang bersifat edukasi. Lewat seni tradisi
juga bisa mewujudkan pemerintah daerah yang clean and good government sebagai
perwujudan keterbukaan informasi publik.
Seni Pertunjukan diikuti 12
Kabupaten/Kota utusan dari eks karesidenan Pekalongan dan Banyumas.
Penyebarluasan informasi dan komunikasi oleh para seniman dan budayawan, akan
semakin mengena bila disampaikan ke dalam bahasa ibu, bahasa daerah setempat.
Aja ngapusi lan aja korupsi menjadi tema utama pada
seleksi/festival ini. Tampil pertama, utusan dari Kabupaten Purbalingga yang
mengetengahkan cerita berlatar
belakang seorang kepala urusan di suatu desa melakukan korupsi akibat terdesak
kebutuhan istri dan anaknya yang hedonis, bergaya hidup mewah.
Akibatnya sang Suami atau sang ayah
ingin membuktikan permintaan mereka
dengan jalan pintas,
yakni melakukan pungutan liar. Dialog yang diselingi tari-tarian dengan iringan
gamelan membawa semangat.
Sementara dari Kabupaten Banyumas,
dengan tampilan dialog seperti pertunjukan peang penjol era 80-an. Kabupaten
Banyumas membawakan pesan moral tentang aja korupsi lan aja ngapusi serta
waspada berita hoaks. Sebagai orang
yang dipercaya jadilah tikus yang berarti tertib, iman, konsekwen, upaya
maksimal dan singkirkan maksiat. “Jangan jadi tikus yang berlagak tenang,
intip, keruk, udah itu sikat,” tutur si pemeran Soto dari Banyumas. gofar(r)