Paguyangan,(suararakyattegal.com) - Diderai berbagai protes warga PT Sejahtera
Alam Energi (SAE), yang melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) Baturaden, yang lokasinya berdekatan dengan desa Pandansari
kecamatan Paguyangan kabupaten Brebes terus tetap komitmen melaksanakan proyek
nasional. Hal tersebut dibahas saat acara Halal Bihalal dengan warga Pandansari,
yang digelar di gedung pertemuan PT Perkebunan Nusantara IX Kaligua, belum lama
ini.
Direktrur PT SAE Bergas Rohadi mengatakan, pihaknya komitmen untuk terus
menyediakan tenaga listrik, sesuai perjanjian dengan PLN, dengan target
penyelesaian eksplorasi April 2018, selanjutnya proses eksploitasi hingga
2023.
“Kami terus akan berkomitmen menyediakan tenaga sumber listrik, sesuai
dengan perjanjian, meski ada aksi penolakan, yang dilakukan oleh sejumlah
warga. Proyek akan terus berjalan sesuai dengan rencana, karena kami telah
ditunjuk oleh Pemerintah untuk menyediakan listrik di Jawa," kata
Rohadi saat ditemui awak media usai acara.
Lanjut Rohadi, terkait dengan adanya sejumlah warga yang tidak setuju dengan PLTP Baturaden, dirinya mengira hal ini dikarenakan belum terjalin komunikasi yang baik, sehingga belum ada pemahaman bersama. Padahal energi panas bumi mempunyai dampak yang sangat kecil terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga pihaknya terus melakukan komunikasi dengan warga, agar adanya pemahaman bersama.
Ditempat yang sama Direktur Utama PT SAE Daniel Hok mengatakan, pihaknya mau menanamkan modalnya di Indonesia, dengan nilai investasi kurang lebih Rp 10 Trilyun. Karena ada potensi pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia, sehingga butuh energi dan pihaknya merasa prihatin, dengan adanya warga yang masih tidak setuju dengan adanya pembangunan PLTP.
Lanjut Rohadi, terkait dengan adanya sejumlah warga yang tidak setuju dengan PLTP Baturaden, dirinya mengira hal ini dikarenakan belum terjalin komunikasi yang baik, sehingga belum ada pemahaman bersama. Padahal energi panas bumi mempunyai dampak yang sangat kecil terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga pihaknya terus melakukan komunikasi dengan warga, agar adanya pemahaman bersama.
Ditempat yang sama Direktur Utama PT SAE Daniel Hok mengatakan, pihaknya mau menanamkan modalnya di Indonesia, dengan nilai investasi kurang lebih Rp 10 Trilyun. Karena ada potensi pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia, sehingga butuh energi dan pihaknya merasa prihatin, dengan adanya warga yang masih tidak setuju dengan adanya pembangunan PLTP.
Menurutnya, di negara asalnya Islandia, dulu merupakan negara miskin di
Eropa, namun sekarang menjadi negara makmur. Karena adanya kecukupan energi,
apalagi energi panas bumi yang merupakan energi terbarukan,"kata Daniel.
Sementara itu, warga Pandansari kecamatan Paguyangan dan Wanareja kecamatan Sirampog yang merupakan wilayah berdekatan dengan lokasi dan terkena dampak proyek tersebut, meminta agar kerusakan akibat pembangunan PLTP bisa segera diperbaiki. Selain itu, PT SAE memenuhi janji-janji yang pernah disampaikan saat sebelum melakukan proses pembangunan PLTP.imam(r)
Sementara itu, warga Pandansari kecamatan Paguyangan dan Wanareja kecamatan Sirampog yang merupakan wilayah berdekatan dengan lokasi dan terkena dampak proyek tersebut, meminta agar kerusakan akibat pembangunan PLTP bisa segera diperbaiki. Selain itu, PT SAE memenuhi janji-janji yang pernah disampaikan saat sebelum melakukan proses pembangunan PLTP.imam(r)