Paguyangan, (suararakyattegal.com) - Sesuai jadwal yang telah
direncanakan panutupan perlintasan Kereta Api (KA) di jalur Kretek, Desa
Taraban, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, pada hai ini ternyata batal
ditutup total alias ditunda . Hal itu setelah dilakukan dialog dan kesepakatan
bersama antara perwakilan warga dengan Ditjen Perkeretaapian, beberapa waktu
yang lalu.
Kepala
Subdirektorat Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan Direktorat Keselamatan
Perkeretaapian, Ir Yus Rizal MM mengatakan. dari hasil kesepakatan warga
menolak dilakukan penutupan perlintasan setelah selesainya pembangunan Flyover
di jalan nasional ruas Tegal-Purwokerto. Pasalnya, penutupan jalan yang ada di
bawah Flyover ( FO) itu akan berdampak pada perekonomian warga, terutama
pedagang di Pasar Grengseng yang ada ditepi bawah jalur FO. Kesepakatan
tersebut dibuat tertulis dan ditandatangani oleh warga dan pihak terkait.
Untuk
kepentingan aktifitas warga akan dibuka akses selebar dua meter agar dapat
melintas rel KA bagi kendaraan roda dua dan roda empat kecil, angkutan sayur
mayur dan sembako untuk akses ke pasar tersebut. Sedangkan petugas penjagaan
perlintasan diserahkan kepada swadaya masyarakat dengan kordinator kepala desa
Taraban, yang selanjutnya akan diambil alih oleh Pemerintah Daerah Brebes.
Untuk petugas penjaga akan segera mendapat pelatihan dan pendampingan oleh PT
KAI kata Yus Rizal.
Dijelaskan,
kesepakatan tersebut pelaksanaannya akan dievaluasi pada sampai akhir tahun
2017 mendatang. dan selanjutnya akan dibangun Jembatan Penyeberangan Orang
(JPO) atau Terowongan Penyeberangan Orang (TPO) oleh Balai Teknik
Perkeretaapian sesuai kebutuhan dan anggaran. Setelah JPO/TPO beroperasi maka
akan dilakukan penutupan perlintasan secara permanen.
Sementara
Kepala Desa Taraban Imam Mahdi SH mengakui, warganya menolak adanya penutupan
total akses jalan yang ada dibawah jalur FO, Setelah adanya kesepakatan bersama
dengan pihak PT KAI, akhirnya warga mendapat akses jalan untuk melintas
rel KA selebar dua meter. Dengan adanya kesepakan sehingga akan dilakukan
penundaan penutupan, dan warga merasa lega yang semula akan melakukan demo
besar-besaran manaklala keinginannya tidak akan dipenuhi, katanya.
Menurut
pendapat warga apabila jalan bawah ditutup maka menyulitkan pedagang yang
akan ke pasar, sebab akses ke pasar untuk membawa dagangan dan juga bagi
pengunjung pasar akan sangat kesulitan. Sehingga keinginan warga jalur bawah
tetap dapat digunakan terutama untuk akses keluar masuk pasar tanpa harus
memutar melalui FO yang juga akan sangat membahayakan, karena rawan kecelakaan
lalu lintas. Hal ini warga telah melakukan uji coba setelah FO resmi dibuka dan
difungsikan memang sangat membahayakan rawan kecelakaan , ujarnya
Usai ada
kesepakatan dan mediasi tersebut, palang pintu KA yang ada di dua sisi jalan
langsung dicopot oleh petugas PT KAI yang dihadiri dan disaksikan dari
Wakil Kepala Daop V Purwokerto, Asisten I Setda Brebes, H Athoillah dan
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Brebes, H Ahmad Satibi
serta Petugas dari Polres Brebes, sehingga berlansung dengan kondusif . imam (r)