Brebes, (suararakyattegal.com) - Bupati Brebes Hj Idza
Priyanti SE MH melakukan peninjauan ke berbagai lokasi yang ditengarai menjadi
penyebab banjir. Peninjauan lokasi dilakukan untuk mengantisipasi dan mencari
solusi kemungkinan terburuk terjadinya banjir di Kabupaten Brebes.
“Jangan
tunggu waktu, kita harus lakukan antisipasi dini agar tidak terjadi banjir,”
kata Idza Priyanti saat melakukan peninjauan lokasi penyebab banjir di
kecamatan Brebes dan Jatibarang, Sabtu (10/2) kemarin.
Menurutnya,
manusia harus melakukan ikhtiar sehingga tidak melawan ketentuan Yang Maha
Kuasa. Jangan sampai sebagai manusia hanya terduduk diam tanpa antisipasi dini
dalam pencegahan suatu bencana.
Idza
menyakini, apa yang
dilakukan manusia akan berimbas pada manusia itu sendiri. Bencanapun demikian,
banyak sekali disebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak bertanggung
jawab. Seperti banjir, bisa terjadi
akibat manusia membuang sampah sembarangan ataupun sebab rapuhnya alam karena
dirusak manusia.
Sehingga
jangan sampai bosan untuk saling mengingatkan dan berbuat yang terbaik dengan
melakukan berbagai langkah antisipatif dan perbaikan.
Peninjauan
yang dilakukan Bupati antara lain pada Jumat malam (9/2) meninjau tanggul Kali
Pemali yang terletak di desa Tengki, Brebes.
“Sepulang
Musrenbang Provinsi di Semarang, Saya langsung meninjau tanggul Kali Pemali di
Desa Tengki, Alhamdulillah sudah diantisipasi dan aman,” kata Idza.
Pagi
harinya, Sabtu (10/2) Bupati didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Sampah Edy Kusmartono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Eko Andalas Muchti, Kepala Dinas Pemberdayaan Sumber Daya Air Agus
Asyari meninjau tanggul Kali Pemali di
Desa Terlangu.
Di
pintu air desa Terlangu, bupati mendapati Dinas terkait bersama warga setempat
telah melakukan penambalan tanggul dengan karung yang berisi tanah sepanjang
lebih kurang 10 meter dengan kedalaman 5 meter.
Warga
juga menunjukan dua titik tanggul yang membahayakan karena tanggul tidak ada
bantarannya lagi akibat tergerus air. Setelah ditelisik, ternyata warga
mengambil tanah di samping tanggul untuk membuat batu bata.
Peninjauan
dilanjutkan ke bendungan Kaligodang desa Buaran. Jumat malam (9/10) air sempat
meluap ke perkampungan warga setempat. Setelah ditinjau, didapati kayu Rengas
berdiameter 25 centimeter dengan panjang 10 meter melintang di bendungan.
Termasuk banyak sampah yang juga menyangkut, sehingga mengakibatkan air meluap.
Di
jembatan Breng-breng, setelah ditinjau terdapat tiga pilar penyangga bekas
jembatan buatan PG Jatibarang yang mengganjal sampah-sampah. Sehingga air tersumbat dan meluap ke
perkampungan warga. Warga setempat, beserta institusi terkait akan membongkar
satu pilar bagian tengah sehingga bisa memperlancar arus.
Sementara
di Jembatan Siranda Klikiran, Bupati melihat kalau tumpahan air terjadi akibat
adanya pendangkalan sungai. Sebagai solusi, akan di sodet dengan alat berat dan
sekaligus membuang sampah yang menyangkut di pendangkalan tersebut.
Kondisi
lain, terjadi di Kalipucang Jatibarang mendapatkan limpahan air dari wilayah
Adiwerna Tegal. Lebih dari 10 titik benteng penahan air sungai banyak yang
rusak. BPBD, DPSDA dan warga setempat melakukan penutupan benteng dengan karung
berisi tanah agar air tidak meluap ke perkampungan warga.
Kepala
Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Edy Kusmartono langsung
mengerahkan pasukan hijau untuk membongkar kayu yang melintang di Bendungan
Kaligodang Buaran. Dalam waktu lebih kurang 1 jam, kayu tersebut bisa di potong
dan sampah-sampah diangkut ke darat. Potongan potongan kayu tersebut dimanfaatkan
warga setempat. gofar(r)