Home » , » Enthus Susmono Tanamkan Pendidikan Lewat Pementasan Wayang

Enthus Susmono Tanamkan Pendidikan Lewat Pementasan Wayang

Written By suararakyat on Tuesday, February 6, 2018 | 11:48 PM

Brebes,(suararakyattegal.com) - Dalang Kondang Ki Enthus Susmono mengocok perut ribuan siswa dan guru SMA 2 Brebes. Dia menanamkan pendidikan karakter lewat pementasan wayang santri. Meski penyampaiannya guyon dan menggelitik, namun menukik dalam hati para siswa, sehingga diharapkan bisa mengubah karakter siswa untuk menjadi lebih baik.
"Kami mencoba melakukan penguatan pendidikan karakter siswa melalui Pagelaran wayang santri," tutur Kepala SMA N 2 Brebes Dr Sadimin disela pagelaran.
Menurutnya, berbagai langkah mengubah karakter siswa sudah dilakukan secara masif. Diantaranya mendatangkan kiai, pelaku usaha, tokoh profesi, dan kali ini mendatangkan dalang yang juga Bupati Tegal.
"Saya yakin, ucapan seorang dalang yang religius sekaligus 'ngedan' bisa menarik hati siswa sehingga karakternya bisa  berubah menjadi lebih baik," ucapnya.
Pementasan wayang santri digelar dalam rangka memperingati hari lahir ke-44 SMA 2 Brebes.
Dalam pementasannya, Enthus mengambil lakon Lupit Seneng Ketulung.
Diantaranya Enthus memberi tips, untuk menjadi siswa yang baik harus rajin belajar dengan menempa diri sebagai siswa berprestasi. Dikisahkan, Raja badrun komari memiliki putri Dewi Nawangsih, namun akan dipersunting Raja Buta Ijo di Negara tawang gantungan.
Lupit yang merupakan santri teladan mampu menghadapi angkara murka dengan panah telaga wulung. Lupit sebagai santri mampu menolong Dewi Nawangsih meski harus melawan dengan berperang. Tawuran, kroyokan bukan karakter yang baik.
Jangan sampai durhaka pada orang tua dan guru. Siapa saja yang memberi ilmu, ya itu guru kita. Anehnya, ada siswa yang berbuat sangat biadab kepada guru dengan menganiaya guru hingga meninggal dunia.
Enthus yang juga mantan Komandan Satkorcab Banser Tegal ini lebih tegas mengingatkan pentingnya disiplin, selalu rapi berbusana.
Tiga penyakit yang menggrogoti karakter yakni kudis (kurang disiplin), kurap (kurang rapi) dan kutil (kurang teliti).
Rukun Islam, mencerminkan kedisiplinan yang utama, tegas Enthus.
Kurang rapi, lanjut Enthus, jadilah seperti tukang parkir dengan merapikan kendaraan. Dan ketika diambil lagi oleh pemiliknya dengan ikhlas menyerahkannya kembali.
Kurang teliti, gampang kagetan, gampang heran, gampang terpengaruh. Jangan mengotori almamater. Jangan jadi kuman, kurang iman harus dilatih dengan penanaman akhlak yang mulia sejak dini. Seperti menulis diatas batu. Revolusi mental, kembalikan Indonesia dengan pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti, tandasnya.
Ketua Panitia Zamzami menambahkan selain pentas wayang juga digelar berbagai perlombaan sejak 28 Januari s/d 5 Februari 2018.
Diantaranya, lomba mewarnai, try out, olympiade IPA, IPS dan Matematika,  bola basket sma, bola volley SMP, speech contest, story telling, LCC terpadu, lokabara (baris berbaris), jantung sehat, market day, dan wayang santri.
Sony, kelas 12 mengaku senang dengan pagelaran ini karena bisa bisa menghibur. Ada muatan pendidikan kendati lucu, dan sesuai dengan zaman now. Bisa menghibur, di jaman kekinian.gofar(r)
Share this article :